Bronkitis pada Anak: Ciri-ciri, Penyebab, dan Obatnya
Dipublish tanggal: Feb 22, 2019
Update terakhir: Okt 12, 2020
Tinjau pada Jun 13, 2019
Waktu baca: 3 menit
Bagikan artikel ini
Bronkitis atau peradangan pada saluran nafas (bronkus) sering menyerang anak-anak dan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Untuk itu mari kita kenali karakteristik penyakit bronkitis pada anak agar kita lebih faham bagaiamana seharusnya bertindak ketika anak kita mengalaminya.
Pada saat bernapas kita menghirup udara yang kaya oksigen dari lingkungan dan membuang karbon dioksida dari dalam tubuh. Di dalam tubuh manusia terdapat saluran udara yang berfungsi mengalirkan udara pernapasan. Mulai dari hidung ke tenggorokan, melewati trakea, bronkus, lalu ke paru-paru. Bronkus itu sendiri merupakan bagian dari saluran nafas yang berbentuk seperti pipa, terletak di bagian dalam dada sebelum akhirnya terhubung ke paru-paru.
Bronkitis adalah istilah medis yang digunakan pada keadaan infeksi atau peradangan yang terjadi pada Bronkus. Berdasarkan lama sakitnya, Bronkitis dapat terbagi menjadi dua jenis yaitu bronkitis akut yang bertahan selama dua sampai tiga minggu, dan bronkitis kronis yang bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan berulang pada tahun berikutnya. Bronkitis akut merupakan salah satu infeksi sistem pernapasan yang paling sering terjadi, terutama menyerang anak-anak berusia kurang dari 5 tahun.
Kenali Ciri-ciri Bronkitis pada Anak
Tentu bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika seorang anak mengalami bronkitis akut, anak tersebut pasti akan mengalami kesulitan untuk bernapas akibat proses peradangan yang membuat saluran nafas ini menyempit, disertai dengan banyaknya lendir atau dahak.
Oleh sebab itu, kita bisa mengamati gejala atau tanda adanya peradangan bronkus, secara umum bronkitis akut pada anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
batuk-batuk yang dapat berlangsung hingga lima hari atau lebih, hal ini merupakan sebuah reflek dimana tubuh berusaha mengeluarkan lendir yang ada dalam bronkus akibat proses peradangan.
mengeluarkan dahak yang bening atau bewarna, kuning / hijau
dapat disertai demam yang sifatnya ringan, menunjukkan adanya proses perlawanan daya tahan tubuh terhadap bakteri atau virus penyebab.
Selain akut, bronkitis pada anak juga dapat bersifat kronis. Berikut ciri-ciri bronkitis kronis pada anak:
batuk yang disertai keluarnya dahak yang bening atau berwarna kuning / hijau yang paling sedikit terjadi selama tiga bulan dalam setahun atau lebih dari dua tahun berturut-turut.
mengalami sesak dan kesulitan bernapas akibat penyempitan bronkus
kadang-kadang mengeluarkan suara mengi saat bernafas.
Pada anak-anak bronkitis paling sering terjadi karena infeksi virus, terutama virus penyebab flu dan batuk. Kuman tersebut masuk ke dalam bronkus kemudian berkembang biak, menyebabkan bronkus mengalami peradangan, membengkak, dan berlendir. Selain penyebab virus, bronkitis pada anak juga bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu infeksi bakteri, alergi, iritasi oleh karena asap rokok, asap kendaraan,dan debu.
Upaya Pengobatan Bronkitis pada Anak
Karena penyebab tersering adalah virus maka pada anak yang memiliki gizi yang baik, bronkitis akut kebanyakan dapat sembuh sendiri dalam waktu dua minggu tanpa perawatan medis. Namun pada kondisi tertentu, anda perlu berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan resep obat.
Berikut beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi bronkitis pada anak :
Antibiotik : Obat ini diperlukan terutama bila bronkitis disebabkan oleh bakteri. Pemakaian obat antibiotik harus selalu dengan petunjuk dokter, dan harus diminum sampai habis.
Obat batuk : Batuk sebenarnya membantu mengeluarkan penyebab iritasi dari paru-paru dan saluran udara. Pemberian obat batuk pada anak sebaiknya hanya untuk membantu meredakannya apabila anak tidak dapat tidur karena batuk. Baca juga: Obat Batuk Anak yang Cocok dan Aman
Obat-obat lain: Pada anak yang menderita alergi, asma, pemakaian inhaler dan obat lainnya untuk meredakan peradangan dan penyempitan di saluran udara mungkin diperlukan.
Selain obat-obatan tersebut anak yang sakit juga harus minum cukup cairan agar terhindar dari dehidrasi dan juga untuk membantu membilas lendir yang menyebabkan penyumbatan pada saluran napas. Anak tersebut mungkin akan membutuhkan latihan pernapasan, dan agar pelatihan dapat lebih optimal, maka mungkin dibutuhkan pula kehadiran seorang terapis yang menguasai program fisioterapi paru-paru termasuk cara bernapas yang lebih mudah.
Perhatian khusus harus diberikan pada kondisi tertentu dimana anak harus segera dibawa ke dokter, yaitu bila anak demam dengan temperatur di atas 38ºC, anak kehilangan nafsu makan, anak mengalami sesak napas berat. Karena jika demikian ada kemungkinan bahwa anak tersebut mengalami komplikasi pneumonia yang besifat fatal bila tidak segera mendapatkan pengobatan.
23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fishwick D, et al. Occupational chronic obstructive pulmonary disease: A standard of care. Occupational Medicine. 2015;65:270.
Jong EC, et al. Travel with chronic medical conditions. In: Travel and Tropical Medicine Manual.4th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier, 2008.
Harris AM, et al. Appropriate antibiotic use for acute respiratory tract infection in adults: Advice for high-value care from the American College of Physicians and the Centers for Disease Control and Prevention. Annals of Internal Medicine. 201;164:425.
Tintinalli JE, et al. Acute bronchitis and upper respiratory tract infections. In: Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 8th ed. New York, N.Y.: The McGraw Hill Companies; 2016. http://accessmedicine.com.
Stoller JK, et al. Management of infection in acute exacerbations of chronic obstructive pulmonary disease. http://www.uptodate.com/home.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.
Bagikan artikel ini
Standar Pemeriksaan Konten HonestDocs
Konten ini ditulis atau ditinjau oleh praktisi kesehatan dan didukung oleh setidaknya tiga referensi dan sumber yang dapat dipercaya.
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk mengirimkan konten yang akurat, komprehensif, mudah dipahami, terbaru, dan dapat ditindaklanjuti. Anda dapat membaca proses editorial lengkap di sini.
Jika Anda memiliki pertanyaan atau komentar tentang artikel kami, Anda dapat memberi tahu kami melalui WhatsApp di 0821-2425-5233 atau email di[email protected]