Buah dan sayur merupakan jenis makanan sehat yang sangat penting dikonsumsi untuk memenuhi asupan nutrisi tubuh. Beragam jenis buah segar tak hanya enak dimakan, tetapi juga kaya akan gizi dan vitamin.
Meski begitu, beberapa jenis buah memiliki kandungan gula yang tinggi. Secara tidak langsung, gula alami yang terdapat pada buah dapat ikut memengaruhi kadar gula darah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih jenis buah untuk penderita diabetes yang aman dikonsumsi.
Apa yang perlu diperhatikan saat memilih buah untuk penderita diabetes?
Bagi penderita diabetes, asupan makanan yang dikonsumsi memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan kadar gula darah.
Selain memilih buah untuk diabetes yang aman dikonsumsi, penderita diabetes (diabetesi) juga perlu memperhatikan jumlah porsi makan.
Buah yang boleh dikonsumsi penderita diabetes disarankan memiliki indeks glikemik (IG) rendah sekitar 55. Indeks glikemik (IG/glycemic index) sendiri merupakan patokan atau ukuran kecepatan suatu makanan yang mengandung karbohidrat untuk diproses tubuh menjadi gula darah (glukosa).
Selain itu, ada baiknya buah untuk penderita diabetes yang dikonsumsi secara langsung adalah buah segar tanpa proses pengolahan, termasuk jus buah dan buah kering. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya tambahan gula selama proses pembuatan.
6 Buah yang boleh dikonsumsi penderita diabetes
1. Apel
Apel adalah salah satu jenis buah yang boleh dikonsumsi penderita diabetes. Kandungan vitamin C, antioksidan, karbohidrat, serat, dan kadar IG yang rendah pada satu buah apel baik untuk diabetes. Manfaat apel juga bisa membantu menjaga daya tahan tubuh serta menurunkan kadar kolesterol.
2. Berry
Beragam jenis buah berry, seperti blueberry, stroberi, raspberry, ataupun blackberry merupakan superfood yang mengandung tinggi antioksidan dan serat. Hal ini membuat buah beri menjadi salah satu jenis buah untuk penderita diabetes yang baik dimakan, termasuk saat sarapan.
3. Jeruk
Buah yang tinggi kandungan vitamin C dan serat ini tak hanya memenuhi kebutuhan harian tubuh, tetapi juga bagus dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Manfaat jeruk lainnya juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan kestabilan tekanan darah karena mengandung mineral penting, yakni folat dan kalium.
Baca juga: 7 Manfaat Vitamin C untuk Kesehatan Tubuh
4. Kiwi
Buah yang boleh dimakan penderita diabetes lainnya adalah kiwi. Buah yang kaya serat, kalium, dan vitamin C ini juga memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga memperlambat laju penyerapan glukosa oleh tubuh.
5. Alpukat
Kandungan lemak tak jenuh pada alpukat juga baik untuk diabetes karena dapat membantu mengendalikan gula darah. Tak hanya itu, buah alpukat juga mampu meningkatkan fungsi hormon insulin untuk memberikan sinyal rasa kenyang setelah makan.
6. Pir
Buah pir atau pear termasuk buah untuk diabetes yang baik dikonsumsi. Selain kaya akan serat yang baik untuk memperlancar sistem pencernaan, kadar GI pada buah pir terbilang cukup rendah, yaitu sekitar 38. Maka dari itu, mengonsumsi buah pir diklaim dapat membantu menjaga kadar gula darah.
Selain jenis buah di atas, beberapa buah yang boleh dikonsumsi penderita diabetes lainnya, seperti cherry, anggur, plum, apricot, dan mangga.
Buah yang tinggi serat juga membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh sehingga memperlambat kenaikan gula darah. Perhatikan pula jumlah buah yang dikonsumsi agar tidak berlebihan.
Baca juga: Jenis Makanan Tinggi Serat yang Baik Dikonsumsi Rutin
Buah yang tidak boleh dimakan penderita diabetes
Di luar itu, ada pula beberapa jenis buah yang dilarang untuk penderita diabetes. Kandungan gula alami yang tinggi di dalamnya tentu dapat memengaruhi kadar gula darah bagi penderita diabetes. Apa saja jenis buah yang dilarang untuk penderita diabetes?
Buah semangka, nanas, kurma kering, dan pisang yang terlalu matang termasuk jenis buah yang tidak boleh dimakan penderita diabetes. Umumnya, jenis buah tersebut memiliki kadar indeks glikemik yang tinggi antara 70-100 sehingga cukup berbahaya bagi penderita diabetes jika sering dikonsumsi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.