Penyakit meningitis sering kali tidak disadari dan terlambat ditangani. Pasalnya, gejala meningitis mirip seperti gejala flu pada umumnya sehingga kerap terlewatkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis meningitis begitu gejalanya muncul. Semakin cepat terdeteksi, maka penanganan dapat segera dilakukan dan mencegah meningitis semakin parah.
Sekilas tentang meningitis
Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Gejala meningitis sekilas mirip seperti gejala flu biasa, yakni demam dan sakit kepala, sehingga sering kali terabaikan.
Meningitis bisa terjadi karena disebabkan oleh berbagai hal, bisa jadi karena infeksi virus, jamur, bakteri, dan parasit. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, baik pria maupun wanita, anak-anak hingga orang dewasa, terutama yang sistem imunnya lemah.
Baca juga: Berbagai Penyebab Meningitis yang Perlu Diketahui
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya meningitis, yakni infeksi kuman, penyakit kanker, lupus, sampai efek samping obat. Risiko meningitis juga lebih besar pada wanita yang sedang hamil.
Gejala meningitis perlu diatasi dengan cepat dan tepat. Sebab jika tidak, kondisi ini bisa memburuk dan memicu berbagai komplikasi seperti kejang-kejang dan gagal ginjal.
Cara diagnosis meningitis
Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna menegakkan diagnosis meningitis. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan dimana terdapat potensi penyebab meningitis di tempat tinggal penderita. Dokter juga akan menanyakan tentang riwayat penyakit keluarga dan memeriksa faktor risiko lainnya.
Berikut berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis meningitis, antara lain:
1. Tes darah
Untuk mendiagnosis meningitis, dokter akan melakukan tes darah pada pasien guna pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk melihat potensi adanya mikroorganisme berbahaya dalam darah pasien.
2. Tes pencitraan
Tes pencitraan seperti CT scan dan MRI dapat dilakukan untuk mengetahui adanya pembengkakan atau peradangan di sekitar kepala pasien.
3. Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengambil cairan serebrospinal sebagai sampel untuk diagnosis meningitis. Biasanya, para penderita meningitis memiliki kandungan gula darah yang rendah tapi jumlah sel darah putih dan protein dalam cairan serebrospinalnya meningkat.
Baca juga: Waspadai Komplikasi Meningitis yang Dibiarkan Tanpa Penanganan
Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes polymerase chain reaction dengan memeriksa antibodi dalam tubuh. Hal ini dilakukan jika dicurigai gejala meningitis disebabkan oleh virus.
Diagnosis meningitis juga dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu menggunakan media gelas. Dokter akan menekan kulit dengan menggunakan gelas di bagian yang ruam. Jika ruam tidak mereda setelah ditekan dengan gelas, maka kemungkinan pasien mengalami meningitis.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.