Luka tersayat atau tergores pisau sering kali diabaikan karena toh kadang bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, sekecil apa pun luka pada kulit tetap saja bisa jadi infeksi kalau terkena bakteri atau kotoran. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk tetap merawat luka tersebut untuk mencegah infeksi yang bisa menyebabkan komplikasi lainnya.
Cara merawat luka agar tidak infeksi
Berikut ini adalah cara merawat luka yang benar agar terhindar dari infeksi, yakni:
1. Cuci tangan terlebih dahulu
Cucilah tangan Anda terlebih dahulu sebelum mengobati luka apapun. Anda bisa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Atau bisa juga dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol agar lebih praktis.
Setelah itu, segera keringkan kedua tangan Anda hingga benar-benar kering sebelum mulai mengobati luka. Hal ini penting untuk mengurangi risiko infeksi pada luka.
2. Hentikan perdarahan yang terjadi
Perdarahan pada luka sayat atau luka akibat tergores bisa saja berhenti dengan sendirinya. Namun, ada beberapa luka yang lebih besar dan dalam sehingga perlu penanganan lebih lanjut untuk menghentikan perdarahan.
Jika ini terjadi pada Anda, segera tekan area yang berdarah dengan lembut menggunakan kain bersih atau kasa steril. Terus tekan lembut area yang terjadi perdarahan hingga darah berhenti keluar.
Ingat, langkah ini hanya bisa digunakan untuk merawat luka yang berdarah saja. Jika terdapat luka bakar, Anda harus cepat pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan khusus.
3. Bersihkan luka dan area sekitarnya menggunakan Air
Setelah perdarahan berhenti, segera bersihkan luka dan area kulit di sekitar luka menggunakan air mengalir. Lakukan selama 5-10 menit untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada luka dan mencegah infeksi.
Gunakan waslap yang lembut dan bersih saat membersihkan area sekitar luka. Jangan sampai sabun mengenai luka karena bisa menyebabkan iritasi dan rasa perih.
Jika terdapat kotoran yang susah dibersihkan dengan air, Anda bisa menggunakan pinset yang sudah disterilkan untuk mengambilnya. Akan tetapi, cara ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak malah menimbulkan luka baru.
4. Olesi luka dengan salep atau krim antibiotik
Setelah luka sudah bersih dan tidak ada lagi kotoran yang menempel, segera oleskan tipis-tipis salep atau krim antibiotik khusus luka. Penggunaan salep atau krim ini akan membantu mencegah infeksi pada luka.
Sedangkan kandungan antibiotik berfungsi untuk menjaga kulit tetap lembab dan mencegah pertumbuhan jaringan parut. Selain itu, obat antibiotik juga akan membantu luka menutup dengan lebih rapat.
Jika muncul ruam atau kulit terasa perih setelah diberikan salep atau krim antibiotik, segera hentikan pengobatan dan konsultasikan pada dokter.
5. Tutupi luka dengan perban
Pada dasarnya, tidak semua luka perlu ditutup dengan perban. Meski demikian, cara ini juga penting dilakukan supaya luka tetap bersih dan terhindar dari kotoran yang bisa menempel.
Gunakan perban atau plester yang tidak lengket, lalu ganti setidaknya 1 kali dala sehari. Anda juga harus menggantinya ketika perban kotor atau basah. Bila Anda memiliki alergi dengan perekat plester, Anda bisa menggunakan plester kertas yang lebih aman untuk Anda.
Baca selengkapnya: Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengganti Perban Luka Jahitan? (Plus Tips Menggantinya)
6. Perhatikan tanda-tanda luka tak kunjung membaik
Meskipun Anda sudah merawat luka dengan baik, risiko infeksi akan tetap ada. Oleh karena itu, selalu perhatikan tanda-tanda luka terinfeksi.
Tanda dan gejala luka yang terinfeksi adalah luka jadi kemerahan, terasa semakin sakit, hangat, berair, atau membengkak. Bila Anda mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Cara Tepat Merawat Luka Diabetes Agar Tidak Infeksi
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.