Cara Mencegah Badan Gemuk Usai Berhenti Merokok

badan usai berhenti merokok terjadi karena beberapa faktor. Pertama, Anda mengganti .kebiasaan merokok dengan kebiasaan mengkonsumsi camilan. Kedua, nikotin mempercepat proses metaboliberat sme tubuh, sehingga proses metabolisme kembali pada kecepatan normal saat berhenti merokok
Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Cara Mencegah Badan Gemuk Usai Berhenti Merokok

Mungkin Anda pernah melihat orang berhenti merokok dan badannya menjadi gemuk. Atau bahkan mungkin pernah mengalaminya sendiri? Jangan salah. Berhenti merokok tidak secara otomatis membuat berat badan naik.

Terdapat beberapa faktor lainnya yang menyebabkan Anda menjadi gemuk setelah sekian lama tidak merokok lagi. Sebagian besar orang yang berhenti merokok, bahkan dapat membantu menurunkan berat badan.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Apakah penyebab gemuk setelah berhenti merokok?

badan usai berhenti merokok terjadi karena beberapa faktor. Pertama, Anda mengganti .kebiasaan merokok dengan kebiasaan mengkonsumsi camilan. Kedua, nikotin mempercepat proses metaboliberat sme tubuh, sehingga proses metabolisme kembali pada kecepatan normal saat berhenti merokok.

Pada beberapa orang, hal ini menyebabkan kenaikan berat badan.

Pada beberapa orang, nikotin dapat berperan sebagai penekan nafsu makan, sehingga pada masa Kenaikan awal berhenti merokok justru nafsu makan kembali normal. Kondisi ini langsung saja membuat perubahan berupa kenaikan berat badan.

Tips agar tidak gemuk setelah berhenti merokok

Ketika Anda sudah mampu mengantisipasi hal tersebut, Anda tetap mampu berhenti merokok tanpa menjadi gemuk setelahnya. Berikut ini adalah tips berikutnya agar Anda tidak menjadi gemuk usai berhenti merokok.

1. Memperhatikan stok makanan di kulkas

Isi kulkas sangat berpengaruh pada pola makan. Apabila isinya adalah makanan yang memicu kenaikan berat badan, maka tentu saja Anda menjadi gemuk dengan mudahnya. Untuk itu, isilah kulkas dengan makanan sehat, seperti buah, sayuran, dan kacang-kacangan. 

Jangan menyimpan camilan yang tidak sehat, seperti permen, cokelat, makanan manis, minuman ringan, gorengan.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

Usahakan bahwa setiap kali merasa lapar, Anda makan dalam porsi sedang, dibandingkan mengkonsumsi cemilan berupa makanan yang tidak sehat. Jika bersedia, maka alihkan menu camilan ke camilan sehat, seperti buah. Anda bisa mengkonsumsi salad buah atau salad sayur.

2. Memperbanyak olahraga

Selain menjaga berat badan yang ideal, kegiatan olahraga yang rutin dapat menjadi pengalih perhatian dari keinginan merokok. Rutinitas berolahraga ini sangat diperlukan untuk membakar kalori agar tidak berlebihan. Anggota gerak juga akan jadi lebih aktif.

3. Memilih camilan yang Sehat

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa memilih camilan sehat dapat mencegah kenaikan berat badan. Jika harus mengkonsumsi camilan, maka pilihlah buah-buahan atau sayuran sehat. hindarilah makanan seperti permen, kue, biskuit, dan makanan manis lainnya. Hindari juga minuman manis, seperti jus, sirup, manisan, dan lainnya. Pasalnya, kadar kalorinya lebih tinggi.

4. Menghindari diet ketat

Diet ketat serta rasa lapar justru hanya membuat Anda ingin merokok dan makan berlebihan saat sudah waktunya makan. Jangan sampai Anda juga sengaja tidak makan, terutama sarapan. Hal ini sangat disayangkan dan sangat berpotensi memicu kenaikan berat badan.

5. Mengalokasikan uang rokok ke jajanan sehat

Berapakah uang yang dihabiskan setiap hari atau setiap minggu untuk membeli rokok? Cobalah untuk mengumpulkan uang tersebut dan menggunakannya untuk membeli buah favorit ataupun makanan sehat dan lezat.

Bagaimana jika berat badan saya sudah terlanjur naik akibat berhenti merokok?

Jika sudah terlanjur gemuk usai berhenti merokok, janganlah cemas. Beberapa orang bisa mengalami kenaikan berat badan pada waktu enam bulan usai berhenti merokok. Akan tetapi, saat tubuh terbiasa tanpa rokok, berat badan Anda akan normal kembali.

Tetaplah ingat tujuan akhir Anda yaitu menyehatkan tubuh tanpa rokok. Kenaikan berat badan tidak menimbulkan persoalan sebatas tidak berlebihan. Jika akibat kenaikan tersebut berat badan masih normal, maka tidak berbahaya.

Tidak akan ada efek fatal yang ditimbulkan selama Anda tidak mengkonsumsi makanan berlebihan. Berat badan Anda akan normal kembali dengan mengatur pola dan jenis makanan. Imbangilah dengan berolahraga rutin dan beraktivitas normal.

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Quitting smoking and managing weight. Better Health. (https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/smoking-and-weight)
Effects of Smoking Cessation on Body Composition in Postmenopausal Women. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2965692/)
Weight gain after quitting smoking: What to do. MedlinePlus. (https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000811.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app