Dalam mengobati paru-paru basah, dokter meresepkan obat sesuai dengan penyebabnya. Misalnya antibiotik, antijamur, dan lain-lain. Kita pun dapat menerapkan solusi untuk mengatasi gejala paru-paru basah disamping menggunakan obat dokter.
Paru-paru basah merupakan jenis penyakit yang tidak boleh diremehkan. Kadangkala penyakit ini mengharuskan penderitanya untuk opname di RS. Bahkan pada kebanyakan kasus, butuh waktu sekitar 6 bulan bagi penderitanya agar bisa sembuh total.
Paru-paru basah atau pneumonia merupakan infeksi yang menimpa salah satu atau kedua paru-paru. Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti bakteri, virus, atau jamur. Pada orang dewasa, bakteri merupakan penyebab paru-paru basah yang paling umum.
Ketika kantong udara dalam paru-paru mengalami inflamasi atau infeksi, maka kantung udara tersebut akan terisi cairan dan nanah, sehingga menyulitkan penderitanya untuk bernafas. Gejala lain seperti demam, batuk-batuk, dan badan terasa lemah sering mengiringi.
Cara mengobati paru-paru basah sangat tergantung dari penyebabnya tadi. Dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik, antivirus atau antijamur. Bersamaan dengan itu, Anda juga dapat melakukan sesuatu untuk meringankan gejala yang timbul, yakni dengan metode rumahan yang sifatnya alami.
Namun sebelum mempraktekkannya, ada baiknya Anda berkonsultasi lebih dulu dengan dokter. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita simak bersama cara mengatasi gejala paru-paru basah yang disarankan oleh para ahli.
# Mengatasi Batuk
Batuk merupakan gejala awal paru-paru basah yang bisa muncul dalam waktu 24 jam, atau beberapa hari kemudian. Namun karena batuk merupakan reaksi alami tubuh untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru, maka gejala ‘positif’ ini sebaiknya tidak dibuat berhenti sama sekali.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengurangi frekuensinya sehingga tak mengganggu waktu istirahat, atau memicu rasa sakit dan iritasi lebih lagi. Ketika menderita paru-paru basah, batuk biasanya tetap dialami bahkan setelah pemulihan, tapi gejala ini akan mereda dalam waktu 6 minggu.
Cara mengatasi batuk akibat paru-paru basah:
1. Berkumur dengan air garam
Berkumur dengan air garam atau air biasa dapat membantu menghilangkan lendir di tenggorokan dan meredakan iritasi. Anda tinggal mengencerkan ¼ - ½ sdt garam ke dalam segelas air hangat, gunakan itu untuk berkumur selama 30 detik, lalu muntahkan. Ulangi sedikitnya 3 kali setiap harinya.
Ketahuilah: Keampuhan Berkumur Air Garam
2. Minum teh peppermint
Peppermint juga dapat membantu meringankan iritasi dan mengeluarkan lendir. Semua itu berkat kandungan dekongestan, antiradang, dan pereda rasa sakit di dalamnya. Untuk membuatnya, cuci dan potong-potong daun peppermint segar lalu masukkan dalam cangkir atau poci. Tuang air panas ke atasnya dan biarkan daun terendam selama 5 menit.
Selagi menunggu, Anda dapat menghirup aroma teh untuk melegakan pernafasan. Setelah itu, baru saring lalu sajikan dengan lemon, madu, atau susu. Alternatif lain adalah dengan membeli teh peppermint siap seduh.
# Mengatasi Demam
Demam merupakan gejala paru-paru basah berikutnya yang bisa muncul tiba-tiba atau setelah beberapa hari. Dengan perawatan yang tepat, demam akibat paru-paru basah harusnya reda dalam waktu 1 minggu.
Cara mengatasi demam pada paru-paru basah:
1. Minum obat analgetik
Obat analgetik (pereda rasa sakit) yang dijual di apotek umumnya memiliki efek antipiretik (penurun panas), misalnya seperti ibuprofen, dapat membantu menurunkan demam dan meredakan rasa sakit.
Sedapat mungkin, konsumsi obat bersama makanan atau usai makan agar efek sampingnya (mual) berkurang. Para dewasa dapat minum 1-2 kapsul (200mg) setiap 4-6 jam, yang penting jangan lebih dari 1.200mg setiap harinya. Sedangkan untuk anak-anak, jangan melebihi dosis yang tertera di kemasan.
Alternatif obat lainnya, misalnya parasetamol.
2. Kompres hangat
Untuk menurunkan suhu tubuh dari luar ke dalam, gunakan kompres hangat, dan bukannya dingin. Meski lebih masuk akal untuk menggunakan kompres dingin, namun perubahan suhu tiba-tiba justru bisa bikin tubuh semakin menggigil.
Untuk membuat kompresnya, basahi handuk kecil dengan air hangat. Peras sisa air di handuk lalu letakkan kompres di dahi. Lakukan sesering yang diinginkan.
# Mengatasi Menggigil
Reaksi menggigil dapat timbul sebelum atau selama demam, namun inipun akan segera hilang kalau demamnya reda. Biasanya tubuh berhenti menggigil dalam waktu 1 minggu, tergantung dari kapan perawatan dimulai.
Cara mengatasi gejala menggigil akibat paru-paru basah yaitu:
1. Minum air hangat
Jika teh peppermint tidak membawa dampak, cobalah minum segelas air hangat. Tak hanya dapat menghidrasi tubuh, air hangat juga bisa menghangatkan tubuh dari dalam. Dengan demikian keluhan menggigil dapat diminimalisir.
2. Makan sup
Sup panas tak hanya kaya nutrisi namun juga dapat menggantikan cairan penting tubuh yang hilang dan menghangatkan tubuh dari dalam.
# Nafas pendek
Ketika mengidap paru-paru basah, nafas biasanya mulai cepat dan pendek. Gejala ini bisa muncul bertahap dari hari ke hari, dan dialami saat beristirahat. Dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu atau inhaler untuk membantu mengatasinya. Oleh karena itu, kalau solusi berikut tidak membantu sama sekali, malahan nafas jadi kian pendek, carilah bantuan medis segera.
1. Pakai kipas angin
Hasil studi tahun 2010 mendapati kalau menggunakan kipas angin dapat meringankan sesak nafas. Pada waktu studi berlangsung, partisipan diminta mengarahkan kipas angin selama 5 menit ke depan mulut dan hidungnya sehingga timbul sensasi sejuk di wajah. Well, tak ada salahnya mencoba kan?!
2. Minum secangkir kopi
Minum secangkir kopi ternyata juga bisa meredakan nafas pendek. Alasannya karena kafein sama dengan obat bronkodilator (theophylline), yang mana keduanya dapat membantu membuka jalan nafas di paru-paru sehingga nafas pendek dapat berkurang. Dalam hal ini, kafein biasanya mampu memberikan efek hingga 4 jam.
# Sakit dada
Sakit dada juga sama seperti gejala lain yang bisa datang tiba-tiba atau setelah beberapa hari. Namun bila dirawat dengan intensif, sakit dada dapat hilang dalam waktu 4 minggu.
Cara alami mengatasi sakit dada pada pneumonia:
1. Minum teh kunyit
Sudah sejak lama, kunyit terbukti ampuh meredakan rasa sakit berkat kandungan antiradangnya. Walau penelitian yang sudah ada mengarah ke bentuk rasa sakit lainnya, namun ada pemikiran yang mengklaim kalau efek kunyit juga baik untuk sakit dada. Di samping itu, kunyit juga kaya antioksidan dan antimikroba.
Cara membuat teh kunyit tidak susah. Anda bisa membelinya dalam bentuk siap seduh, atau menggunakan bubuk kunyit saja. Cukup tambahkan 1 sdt bubuk kunyit ke beberapa cangkir air mendidih, kecilkan apinya dan biarkan bubuk kunyit larut selama 10 menit.
Saring, lalu nikmati dengan madu dan lemon. Untuk membuatnya lebih mudah terserap dalam tubuh, tambahkan sejumput merica hitam. Minum sesering yang diinginkan.
2. Teh jahe juga oke
Sama seperti teh kunyit, teh jahe juga dianggap ampuh atasi sakit dada berkat kandungan antiradang dan analgesiknya. Untuk membuat teh jahe, Anda tinggal mencincang atau memarut beberapa jahe segar lalu masukkan ke dalam air mendidih.
Kecilkan apinya, dan didihkan air jahe selama 20 menit. Saring, lalu sajikan dengan lemon atau madu, minum sesering yang dinginkan.
Perawatan lain untuk atasi gejala paru-paru basah
Di samping cara mengatasi gejala paru-paru basah tadi, penderita pneumonia juga harus:
- Minum sedikitnya 8 gelas air atau cairan lain setiap harinya. Tak hanya membantu mengurangi lendir, namun banyak mengonsumsi cairan dapat menjauhkan demam.
- Banyak istirahat, karena tubuh butuh waktu ekstra untuk sembuh sempurna dan mencegah kambuh.
- Mengonsumsi makanan sehat, lebih baik dalam 6 porsi kecil/ hari dan bukannya 3 porsi besar.
Ingat! Untuk obat dokternya, apakah itu antibiotik, antivirus, atau lainnya, biasanya harus dihabiskan bahkan setelah kondisi sudah membaik.
Hal terakhir yang perlu diketahui adalah paru-paru basah bisa kambuh lagi kalau penderitanya tidak menjaga kesehatan dengan benar. Jadi tanyakan pada dokter tentang hal apa saja yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya kambuh kembali. Semoga sehat selalu!
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.