Golongan darah terdiri dari 4 macam, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Mengetahui golongan darah merupakan hal yang penting, terutama bagi Anda yang ingin mendonorkan darah atau justru membutuhkan transfusi darah. Bahkan, golongan darah juga bisa membantu mendeteksi risiko penyakit dalam tubuh, lho! Lalu, bagaimana cara mengetahui golongan darah sendiri? Simak ulasannya berikut ini.
Apa itu rhesus?
Rhesus (Rh) merupakan suatu protein khusus (antigen D). Rhesus ini juga termasuk sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antibodi Rh di permukaan sel darah merah.
Rhesus terdiri dari 2 jenis, yaitu rhesus positif (Rh+) dan rhesus negatif (Rh-). Seseorang dengan Rh+ berarti memiliki antigen rhesus di permukaan sel darah merahnya, sedangkan Rh- tidak.
Orang yang memiliki tipe darah rhesus positif bisa menerima transfusi darah dari rhesus positif maupun negatif negatif. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku sebaliknya.
Darah dengan tipe Rh- akan mengalami reaksi transfusi bila mendapatkan tipe darah Rh+. Maka itu, orang dengan tipe rhesus negatif hanya bisa menerima transfusi darah dari rhesus negatif pula.
Jika ibu hamil memiliki Rh- mengandung janin dengan Rh+, maka kondisi rhesusnya bisa mengancam nyawa janin.
Jenis-jenis golongan darah
Golongan darah seseorang ditentukan oleh tipe antigen dalam sel darah merah. Antigen adalah zat dalam tubuh yang dapat mengidentifikasi dan menghancurkan zat asing yang bisa membahayakan tubuh agar.
Golongan darah itu sendiri ada 4 macam, yaitu:
- Golongan darah A, memiliki antibodi terhadap golongan darah B (anti-A)
- Golongan darah B, memiliki antibodi terhadap golongan darah A (anti-B)
- Golongan darah AB, tidak memiliki anti-A maupun anti-B
- Golongan darah O, mempunyai anti-A dan anti-B
Faktor rhesus (Rh) turut menentukan golongan darah. Setiap golongan darah memiliki rhesus positif dan rhesus negatif. Jika ditotal, maka ada 8 golongan darah yaitu:
- A+
- A-
- B+
- B-
- AB+
- AB-
- O+
- O-
Baca juga: Risiko Penyakit Berdasarkan Golongan Darah (Anda yang Mana?)
Cara mengetahui golongan darah yang tepat
Untuk mengetahui golongan darah Anda maupun anggota keluarga, diperlukan tes darah atau tes golongan darah. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit maupun klinik tertentu.
Hal ini sangat penting bagi Anda yang ingin mendonorkan atau menerima transfusi. Anda juga diwajibkan untuk mengetahui golongan darah Anda dan pasangan sebelum menikah nanti.
Proses pemeriksaan untuk mengetahui golongan darah adalah sebagai berikut:
- Tenaga medis akan menusuk ujung jari Anda untuk mengambil sampel darah.
- Setelah darah diambil, tusukan jarum akan diplester.
- Sampel darah pasien akan dicampur dengan antigen A dan B untuk memeriksa apakah sel-sel darah tersebut menggumpal atau tidak.
- Sel darah yang menempel dan menggumpal menandakan bahwa darah bereaksi dengan salah satu antigen.
- Bagian cair tanpa sel, yaitu plasma darah, akan dicampur dengan golongan darah A dan B.
Tes golongan darah biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan rhesus. Hal ini dilakukan dengan cara mencampurkan antigen pada sampel darah.
Berikut pedoman untuk mengetahui golongan darah:
- Golongan darah A memiliki antibodi anti-B
- Golongan darah B memiliki antibodi anti-A
- Golongan darah O memiliki antibodi keduanya
- Golongan darah AB tidak memiliki antibodi keduanya
Aturan mengenai donor darah
Sebelum mendonorkan atau menerima transfusi, Anda sebaiknya tahu dulu jenis golongan darah Anda sendiri. Jika Anda belum mengetahui golongan darah, maka darah Anda dapat berisiko memicu reaksi antibodi dari tubuh penerima. Alih-alih bermanfaat, hal ini malah bisa membahayakan nyawa penerima transfusi.
Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang perlu Anda ketahui sebelum mendonorkan atau menerima darah, antara lain:
- Jika mendonorkan darah golongan O- kepada penerima golongan A atau B, kemungkinan golongan darah O- memiliki antibodi yang bisa menyebabkan komplikasi serius saat proses transfusi.
- Golongan darah O+ hanya boleh didonorkan pada saat darurat jika jiwa penerima sedang terancam dan kehabisan tipe darah persediaan.
- Transfusi darah harus dilakukan dengan golongan darah dan rhesus yang sama.
- Sebelum transfusi darah, sampel darah penerima dan pendonor akan dites terlebih dulu dengan proses crossmatching.
Perhatikan juga tanda-tanda fisik dalam tubuh saat menjalani tranfusi darah. Jika muncul reaksi gatal, ruam, demam, nyeri pada anggota tubuh tertentu, hingga kencing berdarah, segera konsultasikan pada dokter.
Baca selengkapnya: Pusing dan Lemas Setelah Donor Darah? Ketahui Penyebab & Solusinya
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.