Bagi perokok, merokok adalah kebutuhan primer yang setara dengan makanan dan minuman. Merokok memiliki efek buruk untuk kesehatan. Berhenti merokok itu sulit, namun tidak mustahil jika Anda benar-benar membulatkan tekad untuk melakukannya.
Anda bisa melihat berita-berita di Indonesia bahwa penyakit-penyakit akibat rokok setidaknya telah merenggut 235 jiwa per tahunnya. Biasanya keinginan merokok akan muncul lagi pada minggu-minggu pertama Anda mulai berhenti merokok.
“Saya hanya merokok sekali saja, hanya malam ini saja, dan besok saya akan kembali tidak merokok lagi.”
Pernyataan seperti itu memang tidak asing dan wajar ketika seorang perokok mengalami gejala “sakau” nikotin. Pikiran Anda dapat meyakinkan Anda dengan sekuat tenaga untuk hanya merokok sekal.
Namun jangan biarkan pikiran itu menguasai Anda, tetapi berjanjilah untuk tidak peduli pada pikiran itu dan fokus hanya pada hari ke depan saja. Jangan khawatir bagaimana jika besok masih ingin merokok lagi, yang terpenting lalui hari tersebut tanpa rokok.
Pernyataan di atas adalah alasan klise pecandu rokok yang dapat muncul tiba-tiba hingga pikirannya merasionalkan hal tersebut dan menganggap rokok hanya hari ini saja tidak apa-apa. Itulah salah satu gejala kecanduan dan kebiasaan yang berbicara kepada Anda dan berusaha meminta perhatian Anda.
Setiap orang mengalami gejala-gejala yang berbeda ketika berhenti merokok yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi orang tersebut.
Gejala-gejala ketika berhenti merokok
Gejala fisik yang akan muncul ketika seseorang mulai berhenti merokok, diantaranya:
- Mengalami flu, sakit tenggorokan, dan batuk
- Dingin pada ujung tubuh (jari tangan dan kaki, puncak kepala)
- Lemas
- Pusing
- Nafsu makan meningkat
- Mual dan perut kram
- Sakit kepala
- Berkeringat tanpa sebab
- Mulut asam dan pahit
Sementara efek emosional dan psikologis yang akan muncul yaitu:
- Perubahan mood drastis, cepat marah, cepat frustasi, tidak sabar, dan mudah tersinggung.
- Sulit berkonsentrasi
- Insomnia
- Ngidam yang tak tertahankan untuk merokok
- Gejala-gejala depresi
- Cemas dan bosan
Jagalah Pikiran Anda
Gunakan berbagai alasan untuk berhenti merokok, lalu ingatlah selalu alasan tersebut dan sudah seberapa jauh Anda telah berhasil berhenti. Kemudian, jangan pernah berpikir untuk merokok kembali, karena seseorang yang kembali merokok setelah berhenti, butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali berhenti.
Berikut pertanyaan yang bisa Anda pikirkan jika Anda benar-benar ingin berhenti merokok, di antaranya:
- Mengapa saya berhenti dari merokok?
- Sudah berapa lama saya menjadi perokok dan berapa lama saya telah terbebas darinya?
- Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk berhenti dari kebiasaan merokok?
- Jika saya merokok lagi, apakah saya bisa kembali berhenti?
- Berapa lama saya akan bisa berhenti merokok lagi dan bagaimana jika penyakit keburu datang?
- Apakah berhenti di lain waktu akan lebih mudah?
- Bagaimana rokok dapat memberi manfaat untuk saya?
- Apakah sebatang rokok hari ini sebanding dengan usaha yang sudah saya lakukan untuk berhenti setelah berbulan-bulan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sulit untuk dijawab, namun sebelum kembali untuk merokok, jawablah pertanyaan tersebut dengan jujur. Berusahalah untuk menjaga diri Anda tetap terbebas dari kebiasaan merokok dan sabar lalu biarkan waktu yang akan membantu Anda.
Jangan biarkan alasan klise khas pecandu memperdaya Anda untuk kembali merokok setelah lama berhenti. Mungkin Anda akan susah mendapatkan cara untuk bebas kembali. Cobalah untuk berhenti dan Anda akan terbebas.
Mulailah dengan alasan mengapa Anda merokok, kemudian cari tahu mengapa Anda harus benar-benar berhenti merokok selamanya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.