Memiliki anak dengan penyakit bawaan tentu tidaklah mudah, termasuk penyakit thalasemia. Apalagi thalasemia termasuk salah satu penyakit yang diam-diam memakan banyak biaya, sama halnya seperti penanganan penyakit jantung, kanker, ginjal, dan stroke. Tak hanya soal biaya, ada beberapa hal yang harus para orangtua perhatikan saat merawat anak dengan thalasemia. Berikut tipsnya.
Cara tepat merawat anak dengan thalasemia
Sampai saat ini, belum ada obat atau terapi yang mampu menyembuhkan thalasemia. Transfusi darah yang dilakukan hanya bertujuan untuk membantu meningkatkan jumlah hemoglobin dalam darah dan meringankan gejala thalasemia. Itupun hanya dilakukan pada penderita thalasemia mayor.
Baca selengkapnya: Thalassemia Alpha pada Anak - Gejala dan Pengobatan
Maka itulah, kasus thalasemia pada anak perlu dipantau secara rutin di dokter untuk mencegah risiko komplikasi di masa mendatang. Selain itu, dukungan dari orangtua juga memegang peranan penting dalam menjaga kualitas hidup anak dengan thalasemia.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk merawat anak dengan thalasemia di rumah, antara lain:
1. Jaga asupan makanan anak
Konsumsi makanan sehat dan bergizi menjadi hal terpenting untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal ini dimulai dari menjaga pola makan yang teratur, memperbanyak makan buah dan sayur, serta menghindari asupan lemak yang berlebihan.
Khusus untuk kasus thalasemia pada anak, terutama yang kadar zat besinya dalam tubuhnya sudah terlalu tinggi, orangtua sebaiknya perlu membatasi asupan makanan mengandung zat besi. Contohnya daging, ikan, dan beberapa jenis sayuran seperti bayam.
Terlalu banyak zat besi dapat menumpuk di dalam darah dan ini tidak baik untuk kesehatan anak dengan thalasemia. Begitu juga dengan sereal dan jus jeruk yang diam-diam mengandung ekstra zat besi, sehingga asupannya perlu dibatasi.
Penyakit thalasemia juga menyebabkan tubuh kekurangan asam folat. Karena itulah, anak dengan thalasemia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya asam folat seperti sayuran berdaun gelap dan kacang-kacangan. Selain membantu memenuhi kebutuhan asam folat, hal ini juga penting untuk menangkal efek kebanyakan zat besi dalam tubuh sekaligus melindungi sel darah merah.
Jika anak masih mengalami kekurangan asam folat, Anda dapat memberikannya suplemen yang mengandung 1 mg asam folat. Namun, sebaiknya diskusikan lebih lanjut dengan dokter dan ahli gizi untuk mengetahui seberapa banyak jumlah zat besi yang harus dibatasi dalam menu makanan anak dan jenis suplemen sesuai kebutuhan si kecil.
Baca selengkapnya: Kenali Daftar Makanan yang Mengandung Zat Besi
2. Lengkapi jadwal vaksin anak
Anak dan orang dewasa yang mengidap thalasemia lebih berisiko terkena infeksi dibandingkan orang sehat, apalagi kalau limpanya sudah diangkat. Nah, salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan mendapatkan vaksin.
Vaksin merupakan cara terbaik untuk mencegah berbagai infeksi serius. Karena itulah, anak dan orang dewasa dengan thalasemia harus mendapatkan semua jenis vaksin secara lengkap sesuai yang direkomendasikan dokter. Hal ini termasuk:
- Vaksin flu
- Vaksin Hib
- Vaksin pneumokokus
- Vaksin meningokokus
Baca selengkapnya: Ketahui Kapan Jadwal Imunisasi Anak yang Dianjurkan
3. Ajak anak berolahraga teratur
Merawat anak dengan thalasemia bukan berarti membiarkannya berdiam diri di tempat tidur, lho! Justru, tubuh anak tetap perlu bergerak aktif supaya tetap sehat dan fit setiap hari.
Beberapa anak dengan thalasemia mungkin memang tidak bisa berolahraga dengan bebas layaknya anak-anak normal pada umumnya. Namun, Anda tak perlu khawatir. Libatkan anak dalam olahraga yang intensitasnya ringan seperti bersepeda atau berjalan.
Jika anak memiliki masalah persendian, pilihlah olahraga yang tidak banyak menggunakan sendi sebagai tumpuannya. Contohnya yoga, berenang, atau aerobik air. Diskusikan lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan jenis olahraga terbaik untuk anak dengan thalasemia.
4. Dukung anak di setiap kegiatannya
Kunci paling penting untuk merawat anak dengan thalasemia adalah dukungan dari orang-orang sekitarnya. Bukan cuma dari orangtuanya saja, dukungan dari anggota keluarga lainnya hingga teman sebayanya bisa membantu meningkatkan semangat dan harapan hidup penderita thalasemia, lho!
Bentuk dukungannya pun bukan cuma sekadar menyemangati saja. Bisa dengan membantu mengingatkan jadwal transfusi darah, mengajaknya makan makanan sehat bersama, atau memberikan hiburan supaya anak tidak stres atau cemas dengan penyakitnya.
Merawat anak dengan thalasemia memang menjadi tantangan tersendiri, tapi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup si kecil. Sembari memberikan perawatan, tetap perhatikan gejala thalasemia yang mungkin dialami oleh anak. Jika anak mendadak pucat, lesu, atau perutnya membuncit, segera bawa si kecil ke dokter anak untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: 12 Jenis Penyakit Keturunan yang Paling Sering Dialami
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.