Seiring perkembangan teknologi, maka cara manusia menikmati rokok pun berubah. Pada mulanya rokok hanya bisa dinikmati secara langsung, namun kini terdapat teknologi bernama vape atau rokok elektrik. Namun dari kedau kosakata baru tersebut, adakah perbedaan antara rokok elektrik dan vape?
Pengertian rokok elektrik
Rokok elektrik merupakan sejenis alat yang menyerupai rokok yang menghasilkan nikotin dalam bentuk uap. Alat ini yang kemudian dihisap para penggunanya sebagai pengganti rokok konvensional. Organisasi kesehatan dunia WHO menyebut alat ini sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS).
Perbedaan rokok elektrik dan vape
Sebetulnya, baik rokok elektrik maupun vape mempunyai konsep dan cara kerja yang sama persis. Hal ini karena vape hanyalah sebutan dalam menggunakan rokok elektrik.
Rokok elektrik tersusun dari 3 elemen utama yaitu pemanas logam, baterai, serta katrid yang berisi cairan zat kimia. Pemanas logam inilah yang dikenal luas sebagai vaporizer atau vape.
Namun dalam beberapa kasus, terdapat perbedaan yang bisa diperhatikan antara rokok elektrik asli dengan vape yang akhir-akhir ini marak beredar di masyarakat. Perbedaan antara rokok elektrik dan vape terletak pada desain keduanya.
Rokok elektrik cenderung memiliki desain body yang lebih ramping sedangkan vape dibuat dengan body yang lebih besar. Dengan kata lain vape merupakan produk penyempurna dari rokok elektrik yang telah muncul berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Sehingga tidak mengherankan apabila kedua nama benda tersebut digunakan berganti-ganti.
Di samping itu, vape dibuat dan didesain sedemikian rupa agar bisa menghasilkan beragam bentuk atau dibuat khusus custom. Sedangkan rokok elektrik hanya dibuat dengan desain yang sudah ditentukan.
Oleh karena itu banyak orang lebih menyukai vape yang kemudian juga mengira benda tersebut sebagai rokok elektrik.
Kandungan Rokok Elektrik dan Vape
Salah kandungan dari rokok konvensional yang terdapat dalam rokok elektrik atau vape adalah nikotin. Zat inilah yang nantinya akan dibakar dengan menjadi uap dan memberikan efek yang sama seperti rokok. Biasanya dosis nikotin sudah tercantum pada kemasannya.
Zat kedua adalah cairan liquid yang terbuat dari bahan dasar air, biasanya berupa Vegetable Glycerin (VG) atau Propylene Glycol (PG). Bahan tersebut biasa juga terdapat dalam makanan sebagai perasa buatan.
Selain kedua zat utama tersebut masih banyak lagi kandungan yang terdapat di dalam vape atau rokok elektrik tersebut seperti logam, silica dan lain sebagainya.
Efek rokok elektrik
Vaporizer atau lebih dikenal dengan vape memang beberapa tahun terakhir menjadi primadona. Hal ini dinilai dari kandungan di dalamnya yang tidak terlalu berbahaya seperti pada rokok konvensional yang mengandung tembakau.
Namun ternyata vape ini tetap bisa menyebabkan efek ketagihan bagi penggunanya. Hal ini tentu saja karena adanya zat nikotin yang terkandung di dalamnya.
Selain itu karena berasal dari cairan liquid, vape dan rokok elektrik ini bisa disalahgunakan sebagai wadah untuk menghirup dan memasukkan narkoba seperti mariyuana dan heroine.
Dengan labelnya yang tidak berbahaya, maka semakin banyak saja orang yang mencoba benda elektrik ini, terutama para wanita dan anak di bawah umur yang ingin terlihat keren dan kekinian. Sehingga kemungkinan besar persebaran narkoba semakin mudah dengan adanya alat rokok elektrik ini.
Sering kali vape atau rokok elektrik ini disediakan di kafe atau tempat umum lainnya sebagai salah satu fasilitas untuk menarik minat pengunjung.
Hal ini sangat tidak disarankan karena penggunaan benda tersebut dari mulut ke mulut tanpa mengetahui riwayat kesehatan penggunanya secara pasti dapat pula meningkatkan risiko penyakit menular lainnya.
Editorial note: Konten ini adalah konten edukasi. Honestdocs tidak menjual narkotika, obat-obatan psikotropika, rokok (konvensional maupun elektrik), dan vape.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.