Penyakit memang dapat terjadi kapan saja dan tak pandang waktu, termasuk ketika sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Terkadang penyakit yang kita alami itu merupakan penyakit dengan kondisi cukup serius sehingga mungkin membuat kita sampai tidak bisa menjalankan ibadah puasa,
Mengenal Cara Kerja Obat
Secara umum, obat dibagi menjadi beberapa kali dosis yang perlu diminum untuk mengobati penyakit tertentu. Beberapa jenis obat biasanya tertulis 1 tablet/kapsul sekali sehari, atau dua kali sehari, dan seterusnya. Namun, cara minum obat tersebut bisa sebelum makan, bersamaan dengan makan, ataupun setelah makan.
Mengenai frekuensi berapa kali obat tersebut diminum dalam sehari, hal itu tergantung dari jenis dan sifat obat. Untuk obat-obatan yang mudah diproses dan terbuang dari tubuh, misalnya melalui air seni, maka frekuensi minum obat dalam sehari mungkin akan lebih sering. Begitu pula sebaliknya, untuk obat-obatan yang melalui proses metabolisme yang lama berada di dalam tubuh maka frekuensi minumnya akan lebih jarang.
Sebenarnya pada obat yang sama dengan jumlah yang sama akan memiliki durasi kerja yang sama pula, sehingga jarak minum obatnya juga harus sama, sebagai contoh:
- Untuk obat yang diminum 1 kali sehari maka diminum per 24 jam
- Untuk obat yang diminum 2 kali sehari maka diminum per 12 jam
- Untuk obat yang diminum 3 kali sehari maka diminum per 8 jam
Untuk obat-obatan yang diminum sebelum makan atau sesudah makan, hal tersebut didasarkan pada sifat dan efek obat terkait, seperti:
Obat yang diminum sebelum makan
Mungkin akan mengganggu penyerapan obat jika diminum bersama dengan makanan. Selain itu, agar dapat membantu memberikan efek maksimal pada lambung (misalnya obat untuk lambung sering diminum setelah makan dengan tujuan agar asam lambung tidak diproduksi berlebihan sehingga mengurangi gejala mual). Oleh karena itu minum obat sebelum makan diartikan diminum saat lambung dalam keadaan kosong, yakni 30-60 menit sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.
Obat yang diminum setelah makan
Karena umumnya memiliki efek iritatif pada saluran cerna terutama pada lambung atau untuk obat-obatan yang penyerapannya akan lebih baik ketika bercampur dengan makanan, maka mengonsumsi obat setelah makan diharapkan dapat memberi efek maksimal terhadap fungsi obat.
Baca juga: 7 Simbol pada Kemasan Obat di Indonesia
Cara Minum Obat Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan
Jika kondisi penyakit tertentu mengharuskan kita untuk mengonsumsi obat di kala tetap berpuasa, maka terdapat anjuran minum obat yang mungkin bisa diterapkan selama bulan puasa, di antaranya:
Cara minum obat 1 kali sehari sebelum makan:
Minum obat dengan dosis 1 kali sehari bisa dilakukan ketika berbuka puasa atau sahur, yakni setelah minum pembuka puasa atau setengah jam sebelum makan berat atau bisa juga 30 menit sebelum mengonsumsi menu sahur. Yang terpenting waktunya sama setiap harinya (per 24 jam).
Cara minum obat 1 kali sehari setelah makan:
Minum obat dengan dosis 1 kali sehari setelah makan bisa diminum setelah berbuka puasa atau saat sahur, yang terpenting waktunya sama setiap harinya (per 24 jam).
Cara minum obat 2 kali sehari setelah makan:
Minum obat dengan dosis 2 kali sehari ketika berpuasa bisa diminum setelah makan makanan buka puasa dan setelah makan sahur.
Cara minum obat 2 kali sehari sebelum makan:
Minum obat dengan dosis 1 kali sehari bisa dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur, yakni setelah minum pembuka puasa atau 30 menit sebelum makan berat dan obat dosis berikutnya diminum 30 menit sebelum sahur atau makan makanan berat.
Cara minum obat 3 kali sehari:
Cara minum obat saat berpuasa dengan dosis 3 kali sehari adalah sebagai berikut: Jika obat bersifat simptomatis, yakni untuk menghilangkan gejala seperti sakit kepala, demam, atau nyeri maka obat dapat diminum 2 kali, yakni setelah makan saat berbuka puasa dan setelah makan saat sahur. Namun jika obat bersifat kausatif seperti antibiotik, maka sebaiknya meminta dokter mengganti dosis antibiotik yang dapat diminum 2 kali sehari.
Mengenal Jenis Obat Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan
Obat-obatan khusus dalam mengurangi risiko penyakit kronis tetap harus dikonsumsi, tetapi dapat disesuaikan dengan kondisi berpuasa. Berikut ini panduannya:
Obat diabetes atau kencing manis
Obat kencing manis atau obat diabetes tetap harus diminum setiap hari, tak terkecuali saat berpuasa. Biasanya pasien diabetes akan diresepkan obat yang diminum saat sarapan pagi, seperti glibenklamid. Oleh karena itu, ketika berpuasa obat glibenklamid atau sejenisnya tetap dapat dikonsumsi saat berbuka puasa.
Hindari mengonsumsi obat-obat antidiabetes pada saat makan sahur agar tidak terjadi keadaan hipoglikemia pada saat berpuasa di siang harinya.
Obat hipertensi
Sama halnya dengan obat kencing manis, obat darah tinggi (obat hipertensi) juga harus diminum setiap hari, tak terkecuali saat berpuasa. Jika dokter meresepkan 1 kali sehari disarankan agar obat diminum saat makan sahur agar dapat mengontrol tekanan darah selama beraktivitas di siang hari.
Hal ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa tekanan darah akan mencapai angka paling tinggi pada pukul 9-11 pagi dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Jadi obat darah tinggi jangan diminum setelah berbuka puasa atau sebelum tidur.
Baca juga: Jenis Suplemen Ini Cocok untuk Mengatasi Hipertensi hingga Kolesterol
Obat maag
Jika obat yang diresepkan sekali sehari, misalnya omeprazole atau lansoprazole, sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur. Sedangkan obat maag yang diminum 2 kali sehari, seperti ranitidin atau famotidin, dapat diminum saat malam hari sebelum tidur dan pada waktu makan sahur.
Hal ini disebabkan asam lambung mencapai kadar paling tinggi pada saat dini hari (jam 2-4 pagi), sehingga sebaiknya diminum malam hari untuk mencegah kenaikan asam lambung berlebihan.
Obat penurun kolesterol
Obat penurun kolesterol sebaiknya diminum pada pukul 7-9 malam atau setelah makan berbuka puasa, mengingat metabolisme kolesterol paling tinggi adalah pada malam hari.
Untuk menghindari kondisi penyakit tertentu, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, untuk tetap menjaga fungsi obat dapat berjalan maksimal, sesuaikan waktu minum obat dengan cara di atas, baik pada waktu sahur atau berbuka puasa.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.