Jangankan membahas soal cara tepat melakukan Resusitasi Jantung Paru, istilah RJP saja mungkin masih kurang dikenal oleh khalayak ramai, termasuk Anda mungkin.
Faktanya, Resusitasi Jantung Paru (RJP) memang lebih dikenal masyarakat dengan istilah bahasa Inggris, yaitu CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).
Tindakan pertolongan medis ini biasanya diterapkan pada mereka yang mengalami:
- Henti jantung, misalnya akibat tenggelam, kecelakaan, hingga serangan jantung
- Tidak mampu bernapas dengan normal
- Kecelakaan dan tidak merespon terhadap tindakan penyadaran dari orang lain
Karena itu, tujuan utama RJP atau CPR adalah mengembalikan fungsi napas dan sirkulasi darah yang terhenti agar kembali normal.
Cara tepat melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Meski biasa dilakukan oleh petugas medis, namun pada kondisi darurat, Anda juga boleh memberikan pertolongan RJP.
Sembari upaya penyelamatan tetap dilakukan, jangan lupa untuk segera menghubungi nomor darurat seperti 112 untuk memanggil polisi dan 118 untuk ambulans.
Berikut ini, kita akan menyimak bersama bagaimana cara tepat melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Tahapan menyelamatkan seseorang dengan RJP biasanya disingkat CAB (Compression, Airways, dan Breathing). Untuk lebih detailnya, mari kita perhatikan ulasan berikut:
Compression
Sebelum memulai CPR, ada baiknya tubuh korban dipindahkan dan dibaringkan lebih dulu ke tempat yang aman dan bebas dari gangguan, seperti lalu-lalang kendaraan misalnya.
Setelah itu, periksalah lebih dulu apakah ia dalam keadaan sadar atau pingsan. Cara memeriksa kesadaran korban bisa dengan memanggilnya atau mengguncang tubuhnya perlahan.
Jangan menggoyangkan tubuhnya dengan keras sebab barangkali ada bagian tubuhnya yang cedera.
Setelah korban dipastikan pingsan, Anda boleh mulai tahap penyelamatan melalui RJP. Tindakan yang pertama adalah kompresi.
Aksi menekan dada tersebut baru boleh dilakukan kalau tidak ditemukan denyut nadi atau detak jantung pada korban.
Caranya, letakkan lebih dulu salah satu telapak tangan di atas dada korban, disusul telapak tangan lainnya. Setelah menyatukan jari-jemari dari kedua tangan, kemudian tekan dada 30 kali sedalam 5-6 cm.
Lepas sejenak dada korban setelah ditekan (biasanya 100-120 kali per menit), kemudian ulangi hingga ada respon dari korban, atau sampai petugas medis tiba di lokasi.
Kompresi dada sebaiknya juga tetap dilakukan hingga alat AED (Automated External Defibrillator) siap dipakai.
Airways
Tahap berikutnya ini berfungsi untuk membuka jalur pernapasan. Teknik yang dilakukan setelah kompresi tersebut merupakan aksi mendongakkan kepala korban.
Caranya, berlututlah di samping kepala korban, lalu letakkan salah satu telapak tangan di atas dahinya. Selanjutnya, gunakan tangan satunya untuk mengangkat dagu korban dengan lembut sehingga jalur pernapasan terbuka.
Breathing
Tahap berikutnya adalah memberi bantuan napas dari mulut ke mulut. Akan tetapi, tahap Breathing tersebut sebaiknya dilakukan oleh mereka yang sudah menjalani pelatihan khusus saja.
Masyarakat awam yang ingin membantu melakukan CPR tapi belum terlatih, sebaiknya hanya melakukan teknik kompresi dada saja tanpa disertai pemberian napas bantuan. Tindakan ini penting untuk mencegah penularan infeksi dari mulut ke mulut.
Cara pemberian napasnya adalah jepit dulu hidung korban menggunakan jari, kemudian posisikan mulut tepat di atas mulut korban.
Sesudah itu, tiupkan napas ke dalam mulutnya sekaligus amati apakah dada korban tampak mengembang dan mengempis seperti bernapas.
Biasanya 2 kali bantuan napas diberikan setelah 30 kali kompresi dada dilakukan.
Apa untungnya belajar Teknik RJP?
Karena tindakan penyelamatan ini berkaitan erat dengan nyawa seseorang, maka ketahuilah bahwa dengan menguasai teknik RJP, Anda dapat:
Mencegah kerusakan otak
RJP membuat oksigen dan darah tetap beredar ke seluruh tubuh sehingga kerusakan otak dapat dicegah melaluinya. Ini sangat penting, mengingat kerusakan otak bisa menyebabkan kematian dalam hitungan menit.
Menyelamatkan nyawa korban dari kematian
Tentunya semakin cepat bantuan diberikan, maka kemungkinan korban tetap selamat juga semakin besar. Oleh sebab itu, jangan segan memberikan bantuan RJP pada yang membutuhkan, entah pada korban kecelakaan maupun serangan jantung.
Hal ini penting, mengingat belum banyak orang tahu bagaimana cara melakukan RJP yang benar. Selain itu, 85% kasus serangan jantung juga terjadi di rumah sehingga menguasai teknik CPR bisa membantu menyelamatkan nyawa orang yang kita kasihi.
Jadi itulah tadi cara tepat melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Selamat berlatih!
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.