Menggunakan kondom merupakan salah satu cara untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual saat melakukan hubungan seksual. Kondom juga merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari karet dan dipasang pada alat kelamin pria.
Pada saat ini terdapat berbagai jenis kondom yang beredar di pasaran. Tetapi masih banyak orang yang mungkin belum mengetahui cara menggunakan kondom yang benar. Cara penggunaan kondom yang tidak tepat dapat menurunkan fungsi kondom itu sendiri.
Berikut ini adalah cara yang benar dan aman dalam memakai kondom
1. Perhatikan kemasan kondom
Saat membeli kondom, Anda perlu memperhatikan kemasan kondom. Jangan membeli kondom yang kemasannya sudah rusak dan pastikan pula Anda membeli kondom yang memiliki kualitas baik. Selain itu, pilih kondom yang sudah dilengkapi dengan pelumas yang berbasis air supaya kondom tidak mudah robek.
Sebagai saran, pilihlah kondom yang memiliki sertifikasi FDA, CE, ISO atau Kitemark dan yang sudah resmi terdaftar di BPOM. Jika kondom telah memiliki sertifikasi tersebut maka sudah bisa dipastikan bahwa kondom tersebut memiliki kualitas yang baik karena telah diuji.
Baca juga: Jenis-jenis kondom
2. Lihat tanggal kadaluwarsa
Kondom merupakan produk buatan yang diproduksi oleh pabrik sehingga memiliki masa kadaluwarsa, tetapi sering kali sebagian orang lupa memperhatikan tanggal kadaluwarsa kondom.
Untuk menghindari efek berbahaya bagi kesehatan terutama bagi alat kelamin seperti alergi, perhatikan tanggal kadaluwarsa kondom yang dapat dilihat di kemasan kondom. Selain itu, kondom yang telah melewati masa kadaluwarsa dapat mengalami penurunan kualitas seperti mudah sobek dan pecah ketika ditekan.
Baca juga: Alasan Kondom Dapat Menyebabkan Alergi
3. Buka kemasan kondom dengan benar
Pada kemasan kondom biasanya terdapat panduan dalam membuka kemasan kondom dan biasanya ditandai dengan panah yang dapat membantu Anda membuka dan merobek bagian kemasan kondom secara lebih mudah. Anda hanya boleh menggunakan kondom untuk satu kali hubungan seksual supaya mencegah penyebaran penyakit seksual dan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan alat kelamin.
Sebelum merobek kemasan kondom, tahan kondom dengan tangan Anda agar kondom tidak ikut tertarik. Usahakan untuk membuka kemasan kondom menggunakan tangan kosong dan hindari membuka kemasan kondom dengan menggunakan gigi, gunting, cutter, atau alat pemotong lainnya. Jika Anda memiliki kuku yang panjang, Anda juga perlu berhati-hati dalam membuka kondom agar tidak merobek atau menusuk kondom.
4. Pilih waktu yang tepat untuk menggunakan kondom
Saat menggunakan kondom Anda harus memilih waktu yang tepat, jangan terlalu cepat atau terlambat menggunakannya. Sebagian pria biasanya menunggu foreplay selesai terlebih dahulu baru menggunakan kondom, hal ini sebenarnya tidak salah, kecuali jika foreplay yang Anda lakukan melibatkan penetrasi.
Cairan pra-ejakulasi seringkali mengandung sperma, terutama jika terjadi kontak fisik kulit dengan kulit. Jika hal ini terjadi maka dapat meningkatkan risiko penularan penyakit seksual dan memungkinkan terjadinya kehamilan.
Sehingga ada baiknya untuk memasang kondom ketika penis telah selesai ereksi. Jika kondom dipasang pada saat penis belum ereksi, maka dapat menyebabkan kondom tidak akan terpasang dengan benar. Sedangkan jika kondom dipasang saat penis belum sepenuhnya ereksi maka kondom akan menjadi longgar atau bahkan robek.
5. Proses memasang kondom yang aman
Langkah pertama untuk memasang kondom pada penis, yaitu jepit ujung kondom yang terdapat di bagian tengah lingkaran menggunakan jari tangan supaya udara tidak masuk. Jika udara masuk ke dalam kondom maka kondom akan lebih mudah robek.
Sambil menahan ujung kondom dengan menggunakan jari, letakkan kondom di atas kepala penis lalu gulung kondom sampai masuk ke batang penis hingga dan pangkal penis. Setelahnya cek apakah kondom sudah terpasang dengan benar dan rasakan apakah kondom yang terpasang terasa terlalu ketat atau terlalu longgar.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.