Catat Baik-Baik, Inilah Cara 7 Terbaik Menjauhkan Anak dari Rokok

Dipublish tanggal: Mei 21, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Catat Baik-Baik, Inilah Cara 7 Terbaik Menjauhkan Anak dari Rokok

Saat masih kecil, mungkin Anda penasaran bagaimana rasanya merokok. Anak-anak dan remaja punya rasa keingintahuan tinggi dan tidak ragu mencoba. Akan tetapi, justru dari tindakan mencoba ini bisa jadi ketagihan. Kandungan zat kimia pada rokok juga memicu ketergantungan.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Cara Menjauhkan Anak dari Rokok

Lalu bagaimana mencegah anak merokok? Larangan merokok saja belum pasti berhasil. Semakin dilarang, mereka akan semakin penasaran. Alangkah baiknya, ikuti tujuh langkah cerdas ini demi kebaikan anak.

1.    Anda Tidak Boleh Merokok

Seorang anak belajar mengambil keputusan serta berperilaku dengan orang tuanya. Untuk itu, berhentilah merokok jika Anda tidak ingin anak ikut merokok. University of Washington juga meneliti tentang anak dan rokok.

Menurut penelitian, anak yang orang tuanya perokok kemungkinan besar merokok di usia 13 tahun. Kesimpulannya, percuma melarang anak untuk merokok jika Anda belum berhenti merokok.

2.    Selalu Mengingatkan Anak Mengenai Sisi Negatif Merokok

Sama seperti halnya pendidikan seks ke anak, pendidikan tentang bahaya rokok harus diberikan. Pendidikan dan pembinaan ini harus dilakukan sejak dini. Meskipun anak masih berada di bangku TK atau SD, tetap harus diberi pengetahuan. Berilah pemahaman secara perlahan kepada anak mengenai dampak negatif rokok. Betapa bahayanya rokok bagi kesehatan tubuh.

Berikan juga contoh kasus agar anak lebih mudah memahami. Berikan mereka pemahaman agar tidak mencoba merokok ataupun menghirup asap rokok. Ketika berada di luar rumah da nada orang merokok, ajari anak untuk menghindar. Beritahukan bahwa merokok dapat merusak tubuh, mengganggu orang lain, dan menghabiskan uang.

Berbagai cara pemberian informasi dan pemberian contoh kasus tersebut lebih mudah dipahami. Anak menjadi bisa menyerap informasi dan membayangkan sendiri betapa bahayanya rokok. Mengenai harga rokok, berikan perumpamaan bahwa satu bungkus rokok sama dengan harga satu komik.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

3.    Rutin Berkomunikasi dengan Anak

Mencegah anak untuk merokok, tidak berarti mengekang kebebasan. Tidak perlu Anda melarang anak bergaul dengan teman sebaya yang orang tuanya perokok. Tidak perlu pula melarang menontn film yang adegannya ada orang merokok.

Kuncinya, bangunlah komunikasi serta kepercayaan antara Anda dengan anak. Dengan komunikasi yang baik, semua nasihat serta nilai yang ditanamkan akan melekat terus. Tidak peduli dengan lingkungan sekitar yang akrab dengan kebiasaan merokok. Hanya saja, anak harus menjauh dari asap rokok.

Cara tersebut sangat berguna membangun kepercayaan diri dan konsistensi anak dalam prinsipnya. Anda tidak perlu cemas lagi ketika tidak sedang bersamanya. Anak akan menolak rokok jika diberi pengertian secara perlahan, mendalam, dan kasih sayang.

4.    Mengenal Teman-Teman Anak

Dunia pergaulan anak di era modern ini memang lebih maju. Akan tetapi, globalisasi sekarang ini mengubah beberapa tatanan sosial. Pergaulan saat ini sudah bebas dan perlu pengawasan. Anda perlu mengenal dunia pergaulan anak agar tidak salah arah.

Selain berkomunikasi saja, mengenal teman-teman anak tentu sangat membantu. Ajaklah teman si kecil ke rumah agar Anda dapat berbincang bersama mereka. Dengan cara ini, Anda dapat menilai apakah terdapat kecenderungan anak mencoba rokok karena temannya atau tidak.

Pemantauan tersebut harus dilakukan setiap kali anak mempunyai teman baru. Tujuannya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan dunia pergaulan anak. Mengenal teman dekat anak sangatlah diperlukan agar menjalin hubungan baik.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

5.    Mengajari Anak untuk Menolak Ajakan Merokok

Meskipun anak tidak menunjukkan kecenderungan merokok pada usia dini, tetap waspada. Bekali anak dengan keberanian menolak ajakan merokok dari siapapun. Ajarkan kepada anak agar mencari alasan yang kuat, di antaranya “kakekku sakit karena merokok” atau “kata orang tuaku tidak boleh.” Alasan tidak suka bau rokok juga paling jitu.

6.    Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Anak dan remaja sering memulai merokok hanya karena ingin diterima oleh temannya. Merokok juga bisa saja membuatnya merasa seakan jadi orang dewasa. Artinya, anak kurang percaya diri. Untuk mencegahnya, tingkatkan rasa percaya diri anak.

Berikan pemahaman bahwa merokok bukan satu-satunya cara agar diterima dalam pergaulan. Anak harus percaya diri bahwa pasti ada teman lain yang akan menerimanya. Dengan demikian, anak bisa dengan mudah menolak ajakan merokok.

7.    Mendorong Minat dan Bakat Anak

Banyak anak yang merokok karena merasa memperoleh sesuatu, seperti kepuasan hingga sensasi rileks. Itu artinya kehidupan anak kurang produktif. Alangkah baiknya, doronglah anak untuk menekuni minat dan bakatnya sebagai kegiatan positif. Rasa bangga akan prestasinya, pasti membawa kebermaknaan di hidupnya.

Berbagai upaya harus dilakukan orang tua demi masa depan anak yang cerah. Pembinaan sejak dini bisa membuatnya terlepas dari pengaruh negatif pergaulan. Kegiatan positif juga sangat baik untuk mencegah stres, selain merokok.

4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app