Obat-obatan yang masuk dalam golongan antibiotik berfungsi untuk membasmi bakteri yang menyerang tubuh. Bakteri bukan sekadar makhluk kecil yang mudah diatasi begitu saja.
Meski demikian, jangan asal tenggak antibiotik. Pemakaian antibiotik sembarangan justru memberikan efek bumerang. Bakteri bisa jadi lebih ‘pintar’ dan kebal terhadap antibiotik yang kita gunakan.
Sebelum menggunakan antibiotik, perhatikan langkah yang dapat menghindarkan Anda dari kebal antibiotik:
- Berkonsultasi dengan dokter tentang obat--termasuk antibiotik--yang diberikan pada Anda;
- Tidak mengubah dosis dan waktu atau durasi konsumsi yang dianjurkan;
- Pahami bahwa tidak semua penyakit bisa diatasi dengan antibiotik. Jadi, jangan mengonsumsi antibiotik atau obat apa pun jika tidak dibutuhkan.
Baca juga: Beda dengan Reaksi Alergi, Ini Dia Efek Samping Antibiotik
1. Apa, sih, yang harus ditanyakan kepada dokter soal antibiotik?
Jika dokter meresepkan obat, Anda harus bertanya tentang obat tersebut. Ingatlah bahwa Anda berhak mengetahui kondisi, pengobatan, dan perawatan Anda secara detail. Berikut merupakan pertanyaan yang bisa Anda ajukan kepada dokter:
- Apakah saya diberi antibiotik atau tidak?
- Untuk apa antibiotik itu?
- Apa efek samping antibiotik tersebut?
- Bagaimana cara mencegah efek samping agar tidak terjadi?
- Bagaimana cara dan berapa lama mengonsumsinya?
- Apakah ada pantangan selama saya minum obat ini?
- Apakah minum obat ini akan menimbulkan alergi?
- Bagaimana cara penyimpanan obat antibiotik agar tetap baik?
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Tubuh Anda Alergi Antibiotik
2. Konsumsi antibiotik sesuai dosis dan petunjuk dokter
Sebaiknya jangan mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter. Antibiotik termasuk salah satu obat yang harus dipatuhi cara penggunaannya agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Antibiotik harus diminum sesuai keperluan, sesuai dengan instruksi dokter atau aturan misalnya beberapa hari dikonsumsi, apakah sebelum atau sesudah makan dan sesuai dosisnya. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru berisiko mengakibatkan resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik.
Jika resistensi antibiotik semakin luas, infeksi yang membutuhkan antibiotik, seperti pneumonia bakteri, akan susah diobati. Kondisi ini membuat pilihan antibiotik yang masih ampuh menjadi terbatas bahkan tidak efektif lagi. Hal ini menyebabkan perawatan menjadi lebih lama dan membutuhkan biaya yang lebih besar, hingga dapat berujung pada kematian. Pada intinya, mengonsumsi antibiotik dengan tidak tepat--baik jenis maupun caranya--bisa membahayakan kesehatan individu maupun kolektif.
Untuk memerangi resistensi antibiotik dan menghindari obat yang merugikan, Anda harus menggunakan antibiotik secara tepat. Artinya, konsumsi antibiotik hanya boleh dilakukan jika diperlukan dan sesuai aturan penggunaan.
Baca juga: Reaksi Alergi Antibiotik Jelas Tidak Boleh Disepelekan
3. Tidak semua penyakit bisa disembuhkan dengan antibiotik
Antibiotik bekerja dengan menghambat mekanisme bakteri untuk hidup dan berkembang biak. Namun, tidak semua infeksi dan penyakit bisa disembuhkan dengan obat antibiotik. Contohnya adalah batuk, pilek, dan influenza yang banyak disebabkan oleh infeksi virus sehingga tidak membutuhkan antibiotik.
Influenza atau flu dapat membaik dalam beberapa hari jika kekebalan tubuh baik. Selama daya tahan tubuh baik, sistem imun dapat membasmi penyebab infeksi di saluran pernapasan yang disebabkan virus atau bakteri.
Antibiotik biasanya dibutuhkan jika gejala flu atau batuk pilek sudah mengarah ke infeksi bakteri. Contoh kondisinya adalah batuk yang berat dan lama, terlabih jika pasien memiliki risiko tinggi mengalami infeksi bakteri, seperti diabetes, penyakit paru, sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya pengidap HIV), atau risiko komplikasi infeksi saluran pernapasan.
Baca juga: Sudahkah Kamu Minum Antiiotik dengan Benar?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.