Penyebab nyeri lutut
Nyeri pada lutut seringkali disebabkan oleh cedera berat atau akibat melakukan gerakan berulang yang memberikan banyak tekanan pada lutut, misalnya saat berolahraga (lari, bersepeda) atau melakukan pekerjaan rumah (banyak turun naik tangga), dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada lutut.
Cara menghindari nyeri lutut
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari cedera pada lutut ialah :
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
-
Menjaga berat badan.
Karena berat badan berlebih dapat meningkatkan resiko Anda terkena osteoporosis dan berat badan yang ideal dapat mengurangi tekanan pada lutut. -
Pemanasan.
Selalu lakukan pemanasan dan peregangan sebelum olahraga. Peregangan otot pada bagian depan dan belakang kaki, dapat mengurangi tekanan pada tendon dan lutut. -
Olahraga ringan.
Misalnya jalan kaki atau berenang. Jarang beraktivitas justru dapat memperparah kondisi tulang. Lakukan olahraga selama empatpuluh lima menit hingga satu jam per hari, empat kali dalam seminggu. Jika ingin menambahkan porsi latihan, tambahkan secara perlahan. Jika merasakan nyeri, Anda dapat menggunakan perban khusus (terbuat dari kain), hindari mengikat lutut terlalu kencang. - Gunakan pelindung saat berolah raga, misalnya sepatu roda atau sepak bola.
- Hindari menggunakan sepatu hak tinggi.
- Membatasi bobot barang yang dibawa.
-
Konsumsi cukup vitamin D dan kalsium.
Misalnya susu, keju, yoghurt dan sayuran hijau. - Lakukan terapi fisik.
- Berhenti merokok dan kurangi konsumsi alkohol
Semoga informasi ini bisa membantu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.