Mendengar kata “lambung bocor” terkadang membuat pikiran menjadi khawatir. Secara medis, lambung bocor dikenal dengan istilah perforasi. Kondisi lambung bocor terjadi ketika terdapat lubang pada dinding lambung. Beberapa hal yang dapat menyebabkan lambung seseorang mengalami kebocoran antara lain terjadinya tukak lambung hingga komplikasi akibat operasi.
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang terletak di sisi kiri perut bagian atas dan berfungsi menerima makanan dari kerongkongan. Lambung akan mengeluarkan asam lambung dan enzim yang digunakan untuk mencerna semua makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Tetapi fungsi lambung dalam mencerna makanan akan terganggu ketika seseorang mengalami lambung bocor atau perforasi. Ketika mengalami kebocoran lambung, penderita akan merasakan gejala berupa nyeri perut yang hebat dan disertai dengan nyeri dada, mual, muntah, perut membuncit, sesak napas, dan kesulitan buang air besar. Bahkan pada perforasi yang berat, penderita juga bisa mengalami muntah dan BAB berdarah.
Baca juga: Enzim Pencernaan pada Mulut, Lambung, Pankreas, dan Usus Halus
Penyebab Lambung Bocor
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab lambung bocor, di antaranya:
Tukak lambung
Luka yang terjadi pada permukaan dalam dinding lambung dapat memicu terjadi lambung bocor. Kondisi ini disebut juga dengan tukak lambung. Pada saat mengalami tukak lambung, biasanya penderita akan merasakan gejala yang ditandai dengan nyeri perut hebat yang muncul mendadak dan perut terasa seperti ditusuk benda tajam.
Cedera perut
Cedera perut biasanya terjadi akibat adanya tusukan, tembakan, atau benturan keras yang membuat lambung menjadi bocor. Kondisi cedera perut ini biasanya terjadi pada orang yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas, korban penembakan ataupun korban tindak kekerasan.
Menelan benda asing atau bahan kimia
Tidak hanya lambung, saluran pencernaan bagian atas juga mungkin akan mengalami luka jika Anda menelan benda asing dan bahan kimia alkali atau asam kuat. Beberapa benda asing yang tertelan dapat melukai lambung di antaranya tusuk gigi, serpihan kaca, tulang ayam, maupun tulang ikan.
Sedangkan untuk bahan kimia, biasanya lambung akan terluka ketika tidak sengaja menelan bahan kimia yang biasanya terkandung pada produk-produk pembersih rumah, seperti deterjen, pembersih toilet, ataupun pembersih lantai kamar mandi.
Kanker lambung
Kanker lambung merupakan salah satu jenis kanker yang umum terjadi dan sangat berisiko untuk meningkatkan terjadinya kebocoran pada lambung. Gejala awal kondisi kanker lambung ialah mual dan muntah, kesulitan menelan, kehilangan nafsu makan, muntah darah, BAB berdarah, serta penurunan berat badan secara drastis.
Prosedur medis
Sudah bukan hal asing lagi bahwa setiap prosedur medis yang dijalani memiliki risiko masing-masing. Meskipun tidak memberi dampak yang sangat besar terhadap kesehatan, prosedur medis seperti gastrokopi, operasi gastrektomi, operasi bariatik, dan operasi pengangkatan polip lambung dapat menjadi prosedur medis yang sangat berisiko menyebabkan kebocoran pada lambung. Namun kondisi lambung bocor bisa saja terjadi jika Anda memiliki riwayat penyakit lambung sebelum menjalani operasi.
Penanganan Lambung Bocor
Ketika merasakan gejala yang sama dengan kondisi perforasi, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya lambung bocor merupakan kondisi yang memerlukan penanganan medis sesegera mungkin. Untuk mengobati kondisi ini, dokter akan terlebih dahulu memasang selang oksigen, infus, dan alat-alat pemantau tekanan darah, detak jantung, dan kadar oksigen dalam tubuh untuk memperbaiki kondisi umum pasien.
Setelah itu, penderita kebocoran lambung akan diberikan obat yang berguna untuk meredakan rasa sakit dan gejala lain yang dirasakan, termasuk obat untuk menghentikan produksi asam lambung dan antibiotik demi mencegah infeksi.
Selain obat, operasi darurat mungkin juga akan dilakukan dokter bedah untuk mengatasi penyebab lambung bocor dan memperbaiki kebocoran lambung. Jika operasi darurat tidak segera dilakukan, isi lambung bisa saja keluar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis. Kondisi ini dapat berakibat fatal bagi nyawa penderita jika tidak segera diatasi.
Oleh sebab itu, mulailah untuk selalu menjaga pola makan dan memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh. Segera berkonsultasi juga dengan dokter jika Anda mengalami masalah pencernaan yang parah agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Ingin Pencernaan Tetap Sehat? Ketahui Cara Meningkatkan Bakteri Baik dalam Pencernaan
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.