Cerebral Palsy - Penyebab, Gejala, & Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Cerebral palsy adalah kelainan neurologis (otak) yang mempengaruhi saraf motorik untuk pergerakan tubuh, penyakit ini biasanya muncul pada masa bayi atau anak usia dini. Fungsi motorik dan koordinasi otot mengalami masalah secara permanen, meskipun kondisinya tidak memburuk seiring dengan waktu.

Secara harfiah cerebral palsy (CP) diartikan sebagai lumpuh otak, memang agak seram mendengar istilah yang terakhir ini mengingat banyaknya fungsi otak yang begitu penting bagi tubuh. Seorang anak bisa berjalan, berlari, makan, tertawa dan seterusnya semua diatur oleh otak, lantas apa yang terjadi apabila otak mengalami kelumpuhan.

Gejala Cerbral Palsy

Anak-anak bisa ketahuan terkena CP atau tidak, biasanya dengan kita amati gejalanya selama tiga tahun pertama kehidupan seorang anak. Gejala utama cerebral palsy adalah:

  • Kekakuan otot atau floppiness
  • Kelemahan otot
  • Gerakan tubuh acak dan tidak terkendali
  • Masalah keseimbangan dan koordinasi

Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi area tubuh yang berbeda dan bervariasi dalam tingkat keparahannya. Akan berbeda juga antara anak yang satu dengan yang lainnya. Beberapa mungkin hanya memiliki masalah kecil, sedangkan yang lainnya benar-benar mengalami kelumpuhan.
Banyak anak dengan cerebral palsy juga memiliki sejumlah masalah terkait, termasuk kejang berulang, masalah air liur dan kesulitan menelan. Beberapa orang dengan kondisi ini mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan belajar, meskipun intelijensia atau kecerdasannya seringkali tidak terpengaruh.
Tanda-tanda khas atau gejala cerebral palsy pada anak yang bisa kita amati antara lain:

  • Anak-anak yang mengalami cerebral palsy akan menunjukkan beberapa kondisi keterlambatan perkembangan secara keseluruhan, khususnya keterlambatan bicara, gangguan pendengaran, masalah penglihatan dan dalam beberapa kasus bisa terjadi kejang.
  • Gangguan perkembangan motorik yang lebih menonjol seperti keterlambatan kemampuan gerakan normal dan kesulitan melakukan gerakan-gerakan dasar seperti duduk atau mengangkat kepala ke atas terlebih lagi akan begitu sulit untuk bisa berdiri dan berjalan.
  • Anak-anak dengan cerebral palsy sesungguhnya dapat memiliki kecerdasan normal meskipun fungsi otak lainnya terganggu khsususnya pada fungsi gerakan tubuh (motorik).

cerbral palsy

Jenis dan Penyebab Cerebral Palsy

Meskipun cerebral palsy mempengaruhi gerakan otot, namun kondisi ini tidak disebabkan oleh komplikasi pada saraf atau otot namun karena kelainan pada bagian otak yang mengontrol gerakan otot. Dalam kebanyakan kasus, cerebral palsy disebakan oleh cedera otak yang disebabkan sebelum, selama atau setelah lahir pada anak-anak.

Jenis-jenis

Cerebral palsy terutama diklasifikasikan menjadi tiga kategori tergantung pada tingkat keparahan penyakit, yaitu Ringan, sedang, dan berat. Namun, juga diklasifikasikan ke dalam jenis yang berbeda berdasarkan berbagai faktor.
Tergantung pada bagian tubuh yang terkena, cerebral palsy secara luas dibagi menjadi empat kategori:

  • Kejang
  • Ataxic
  • Athetoid
  • Campuran

Berdasarkan bagian otak yang cedera, cerebral palsy dikelompokkan menjadi

  • Hemiplegia - Separoh tubuh mengalami kelumpuhan terutama anggota gerak bagian atas.
  • Diplegic - Kedua kaki (bagian bawah tubuh) lumpuh.
  • Tunadaksa (Quadriplegic) - Kedua lengan dan kaki yang terpengaruh artinya seluruh tubuh lumpuh.

Faktor Resiko dan Penyebab

Faktor-faktor umum yang meningkatkan risiko cerebral palsy adalah

  • Infeksi selama kehamilan dapat merusak sistem saraf janin yang menyebabkan cerebral palsy.
  • Anak-anak, yang memiliki berat lahir rendah, menderita infeksi pada tahap awal kehamilan atau lahir prematur.
  • Kekurangan oksigen ke otak janin atau trauma pada kepala selama persalinan dapat meningkatkan risiko CP.
  • Masalah kesehatan lainnya seperti cacat lahir pada fisik, pembuluh darah atau masalah pernapasan pada bayi selama persalinan dan malformasi sistem saraf bawaan dapat meningkatkan kemungkinan bahwa seorang anak nantinya akan didiagnosis dengan cerebral palsy.

Diagnosis

Deteksi dini kondisi dapat menyebabkan intervensi dini dan dengan demikian, membantu dalam pengelolaan penyakit. Cerebral palsy didiagnosis berdasarkan sejarah anak dan pemeriksaan fisik. Berbagai tes seperti EEG atau MRI diperlukan untuk mencari kelainan di otak, biasanya pemeriksaan ini digunakan untuk menemukan masalah penyakit atau kondisi yang terkait.

Pengobatan Cerebral Palsy

Meskipun tidak ada 'obat' untuk menyembuhkan cerebral palsy, namun penyakit ini dapat dikelola secara efektif. Hal yang sangat penting bagi orang tua adalah jangan kehilangan harapan terhadap anak dengan cerebral palsy dan tetap positif berfikir positif. Metode pengobatan umum termasuk obat-obatan, fisioterapi dan terapi okupasi.
Terapi bicara dan bahasa terapi serta pengobatan untuk masalah pendengaran dan penglihatan mungkin diperlukan. Berkuda atau hippotherapy dianggap sebagai strategi neuro-development yang paling efektif. Para ilmuwan telah mengembangkan sebuah alat yang disebut robo-ankle yang dapat membantu anak dengan cerebral palsy untuk bergerak. Dalam penelitian baru, para dokter telah menemukan cara bagaimana mengubah sel kulit menjadi sel-sel otak, tentu ini sangat berguna bagi mereka yang menderita masalah kelainan otak seperti penyakit ini.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hypoxic-ischemic encephalopathy, or HIE, also known as intrapartum asphyxia. (n.d.) (http://teachmeanatomy.info/neuro/structures/cerebrum/)
Cerebral Palsy - Diagnosis, Causes, and Treatment (https://www.cerebralpalsyguidance.com/cerebral-palsy/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app