Udara merupakan salah satu komponen vital kehidupan selain air. Kondisi udara yang ada di sekitar kita saat ini sudah banyak terpapar polusi, oleh karena itu udara di dalam rumah hendaknya kita kondisikan sebersih dan sesegar mungkin. Permasalahannya, kualitas udara yang kita hirup berhubungan langsung dengan kesehatan, terutama kesehatan paru-paru dan organ sistem respirasi yang lain. Udara yang kotor dan mengandung material polutan dapat memberikan efek negatif dan menyengsarakan penderita alergi.
"Kualitas udara dalam ruangan bisa lebih buruk daripada kualitas udara luar ruangan," kata William J. Calhoun, MD, professor kedokteran dan wakil ketua departemen kedokteran di University of Texas Medical Branch di Galveston.
Ada potensi sumber polusi udara di setiap ruangan rumah Anda. Tapi untungnya, ada cara yang mudah dan terjangkau yang bisa Anda jadikan solusi untuk mengatasi sebagian besar sumber polusi tersebut.
Apa saja yang bias mencemari udara di rumah Anda? Polutan yang mengintai di luar ruangan dapat ditemukan di dalam ruangan juga, dimana polutan tersebut masuk melalui ventilasi rumah Anda dan bergabung dengan polutan yang memang berasal dari dalam rumah. Misalnya, asap dari kompor gas, bulu-bulu hewan, tungau di sofa dan kasur, dan yang pasti debu dari jalanan di depan rumah.
Pemanas air, oven, kompor, dan tungku merilis gas dan partikulat ke udara. "Ada juga beban alergen yang cukup intens yang memengaruhi kualitas udara dalam ruangan seperti hewan peliharaan, tungau, dan debu rumah. Ini semua merupakan alergen yang 10 sampai 100 kali lipat lebih tinggi dari di luar," tambah Couhen.
Kualitas udara yang buruk dapat memicu batuk, sesak dada, sakit tenggorokan, mata berair atau gatal, sesak napas, dan bahkan serangan asma. "Jika Anda tinggal di sebuah rumah dengan kualitas udara yang sangat buruk, Anda bisa sering mengalami sakit kepala, pilek berkepanjangan, bronchitis serta asma kronis," kata E. Neil Schachter, MD, direktur medis bagian perawatan pernapasan di Mount Sinai Medical Center di New York.
3 Langkah Menciptakan Udara Bersih
1. Tambah ventilasi udara
Ventilasi udara yang dimaksud di sini bukan yang jenis terbuka penuh tapi ventilasi dengan filter khusus dengan lubang-lubang yang cukup kecil untuk menyaring polutan dari luar yang berasal dari emisi gas mobil, motor dan truk, serta polutan lainnya.
Di negara-negara barat, alat ini disebut trickle ventilation. Atau untuk lebih mudahnya, Anda bias melapisi lubang udara dan jendela dengan gorden tipis seperti kain kasa. Bahan ini mudah didapat di toko penjual gorden, biasanya berwarna putih.
Cara lain adalah menanam pohon peneduh yang daunnya cukup lebat dan lebar. Pohon adalah penyaring udara alami sekaligus berfungsi sebagai penyuplai oksigen segar.
2. Nyalakan AC
Step 2: Gunakan AC di musim kemarau, Schachter berkata. "Banyak jenis polutan di udara yang larut dalam air, dan salah satu 'sifat' AC adalah menghilangkan air dari atmosfer, secara otomatis AC juga menghilangkan polutan ini. AC juga bias mengusir serbuk sari dan partikulat. Jangan lupa untuk membersihkan filter AC rutin satu hingga dua bulan sekali.
3. Pemasangan pemurni udara (air purifier)
Plasmacluster adalah teknologi unik dari SHARP yang memurnikan udara dengan cara menghasilkan ion-ion negatif dan positif dengan jumlah sangat banyak menyamai jumlah yang ada di pegunungan. Plasmacluster ion mampu menon-aktiifkan virus dan menyerap bau tidak sedap di udara.
Coanda airflow adalah kombinasi daya hisap kuat dan aliran udara unik melalui atap yang efektif mengisap debu dan partikel. Hepa filter adalah penyaring yang mampu menangkap semua partikel berbahaya hingga ukuran 0.3 micron dan menghilangkan bau.
Mosquito catcher atau penangkap nyamuk mampu melindungi Anda dan keluarga dari gigitan nyamuk dengan lima tahapan perangkap dan menggunakan bahan yang 100 % tidak berbahaya. Teknologi perangkap nyamuk dari SHARP mampu mengurangi hingga 91 % nyamuk Culex, 73 % nyamuk Aedes dan 72 % lalat.
"Fungsi AC bias lebih efektif dengan adanya HEPA filter sehingga udara di dalam rumah menjadi lebih bersih," kata Schachter.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.