Dalam hidup bermasyarakat, kita tentu harus mengikuti norma dan nilai-nilai yang berlaku. Norma dan nilai tersebutlah yang menjadi pedoman kita untuk dapat menghargai orang lain dalam bermasyarakat. Namun, ternyata tidak semua orang mau mengikuti nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya sehingga munculah istilah antisosial.
Istilah antisosial bukanlah "ansos" yang selama ini dikira kuper alias kurang pergaulan. Faktanya, antisosial merujuk kepada gangguan kepribadian seseorang yang melakukan berbagai penyimpangan norma-norma sosial. Hal ini dilakukan secara terus-menerus, bahkan dapat membahayakan nyawa dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Apa ciri-ciri antisosial?
Dalam istilah yang lebih awam, masyarakat menyebut antisosial ini dengan sebutan psikopat ataupun sosiopat. Bila diperhatikan, orang yang mengalami gangguan ini memiliki beberapa ciri khas dalam bertindak dan berperilaku.
Baca Selengkapnya: Mengenal Perbedaan Psikopat dan Sosiopat
Salah satu ciri-ciri antiosisal adalah sering tidak menghargai orang lain dan cenderung ingin merebut hak milik orang lain. Selain itu, mereka juga tidak memiliki hati nurani dan rasa empati kepada orang lain.
Kebanyakan penderita antisosial juga sering merendahkan orang lain dan menganggap dirinya lebih hebat dari siapapun. Penderita kondisi ini juga mampu menipu orang lain tanpa diketahui oleh banyak orang.
Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan kejiwaan ketika mereka telah berusia 18 tahun ke atas. Namun, pemberian label ini hanya diberikan kepada orang-orang yang sudah menunjukkan gejala sebelum mereka berusia 15 tahun.
Perlu diperhatikan bahwa gangguan antisosial ini tidak dapat terjadi karena gangguan mental lain atau karena pengaruh obat obatan terlarang.
Mengapa orang bisa menjadi antisosial?
Kepribadian seseorang biasanya ditentukan oleh perpaduan antara pola pikir, emosi serta perilakunya. Oleh karena itulah, tidak mudah untuk mencari tahu alasan mengapa seseorang mengalami gangguan antisosial.
Namun, para pakar menduga ada beberapa penyebab antisosial, antara lain:
- Faktor lingkungan.
- Salah pola asuh dari orangtua.
- Salah mengenali dan memahami dunia luar.
- Merasa dilantarkan sewaktu kecil dan mempunyai masa lalu yang buruk.
- Memiliki garis keturunan keluarga yang juga mengalami gangguan antisosial maupun gangguan mental lainnya.
- Mempunyai riwayat gangguan perilaku di masa kecilnya.
- Memiliki keluarga yang tidak harmonis dan menjadi korban perilaku kekerasan dari orang-orang di sekitarnya.
Semua faktor-faktor tersebut berperan penting terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Terlebih, masa kecil yang dilalui setiap orang sangat dipengaruhi oleh sifat orangtua dan lingkungan yang ia lihat setiap hari.
Saking banyaknya kemungkinan, maka sangat sulit untuk mengetahui penyebab pasti seseorang menjadi antisosial. Namun, para ahli juga berpendapat bahwa faktor keturunan juga turut andil dalam meningkatkan risiko antisosial. Adanya kelainan pada otak juga membuat seseorang bisa mengalami gangguan antisosial.
Baca Juga: Kenali Gangguan Kecemasan Sosial
Apakah gangguan antisosial bisa disembuhkan?
Berbagai faktor bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan sosial, lalu muncul pertayaan apakah gangguan ini bisa di sembuhkan? Sayangnya, karena sulit menentukan penyebab antisosial, maka sulit juga untuk menyembuhkan gangguan kepribadian yang satu ini.
Sampai saat ini tidak ditemukan obat-obatan, metode, maupun terapi yang bisa membuat seseorang sembuh dari gangguan antisosial. Yang bisa dilakukan hanyalah mencegah penderita melakukan berbagai hal yang membahayakan.
Sebab jika tidak ditangani, penderita bisa saja membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Ada satu upaya penanganan yang bisa dilakukan, yaitu terapi perilaku.
Terpi perilaku mampu membuat si penderita berinteraksi dengan baik secara individu maupun kelompok. Sementara untuk pemberian obat-obatan secara khusus belum ditemukan secara pasti.
Untuk itu, jika Anda melihat ada orang yang mengalami gejala gangguan kejiwaan dan kepribadian, maka janganlah diam saja. Sebaiknya berikan dukungan agar ia kembali menemukan kepribadian baiknya.
Jika memang sudah terlanjur parah, maka jangan ragu untuk membawa penderita ke dokter spesialis kejiwaan. Bagi Anda yang memiliki anak-anak, pastikan bahwa Anda menjaganya dengan baik terutama kondisi kejiwaannya. Jangan sampai dia mengalami trauma yang bisa membuatnya memiliki gangguan kepribadian antisosial.
Baca Selengkapnya: Antisipasi Hoaks, Yuk, Lakukan Detoks Media Sosial!
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.