Mengenal ciri penyakit jantung pada usia muda menjadi langkah bijak dalam menekan tingginya angka mortalitas akibat salah satu penyakit paling mematikan di dunia ini.
Saat ini, usia paruh baya tak lagi menjadi sasaran utama penyakit jantung. Mereka yang berusia muda pun tak luput dari ancaman kematian yang disebabkannya. Bahkan di Indonesia sendiri, hampir 27% kasus jantung koroner terjadi pada kelompok usia di bawah 35 tahun. Mengkhawatirkan, bukan?
Booking Klinik Skrining Jantung (Koroner) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket skrining jantung (koroner) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Ironisnya, kebanyakan penyakit jantung usia muda tidak disebabkan oleh penyakit jantung bawaan. Tingginya kasus kematian akibat penyakit ini umumnya disebabkan oleh penumpukan plak pada dinding bakteri. Pangkal masalah ini adalah gaya hidup serampangan, mulai dari merokok, terlalu sering mengonsumsi alkohol, malas berolahraga, dan makan sembarangan.
Pada dasarnya, secara alami tubuh akan memberikan sinyal ketika mendeteksi masalah di organ tubuh, termasuk jantung. Mereka yang mengidap penyakit jantung pada usia muda begitu rentan akan aktivitas fisik serta lebih mudah lelah dan lemah dibanding orang lain seusianya. Keringat berlebih, kesulitan bernapas, dan nyeri dada yang memperkuat adanya ancaman penyakit jantung.
Baca juga: Waspadai Serangan Jantung Saat Tidur, Ini Gejalanya
Tanda penyakit jantung usia muda
1. Mudah lelah dan lemah
Cepat lelah tanpa alasan pasti menjadi salah satu ciri penyakit jantung usia muda. Umumnya, orang-orang dengan kondisi ini tampak lebih mudah kepayahan saat melakukan aktivitas fisik dibanding orang lain. Contohnya adalah sering kehabisan napas, terengah-engah, dan pusing meski hanya bergerak ringan seperti menaiki tangga. Ciri lainnya adalah kerap pingsan bila melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga cukup banyak.
2. Berkeringat lebih banyak dan lebih sering
Keringat berlebih di beberapa area tubuh, seperti dada, punggung, telapak tangan, dan telapak kaki dalam periode panjang bisa menandakan penyakit jantung. Keringat berlebih yang kerap muncul ini tak hanya muncul akibat aktivitas fisik dan cuaca terik, tetapi kapan pun--bahkan setelah mandi.
Kondisi tersebut bakal mempertegas ciri penyakit jantung usia muda bila disertai dengan tanda lain, seperti nyeri dada, jantung berdebar-debar, dan sesak napas.
Booking Klinik Skrining Jantung (Koroner) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket skrining jantung (koroner) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
3. Sulit menarik napas dalam-dalam
Penurunan oksigenasi jaringan akibat melemahnya kerja jantung menimbulkan gejala sesak napas atau kesulitan menarik napas dalam. Kondisi ini juga sering disertai batuk persisten dan berlendir putih atau merah muda.
Beberapa jenis penyakit jantung yang kerap menunjukkan gejala seperti ini adalah kardiomiopati, aritmia jantung, gagal jantung, dan perikarditis atau peradangan pada lapisan pelindung jantung (perikardium).
4. Sering cemas dan mengalami insomnia
Penurunan kadar oksigen akibat kerja jantung yang abnormal dapat memicu perubahan pola perilaku yang mengarah pada kecemasan, insomnia, dan agitasi yang sulit dijelaskan.
Dalam banyak kasus, orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung menceritakan bahwa mereka kerap dihantui kecemasan dan masalah tidur beberapa bulan sebelum serangan dimulai. Bahkan berbagai studi telah menemukan hubungan kuat antara gejala kecemasan serius dan risiko penyakit jantung koroner.
5. Nyeri dada yang menjalar
Nyeri dada menjadi ciri khas penyakit jantung yang paling melekat. Akan semakin mudah dikenali lagi jika nyeri dada terasa menjalar hingga ke bahu, leher, rahang, atau lengan.
Rasa nyeri tersebut dapat bersifat tajam atau tumpul seperti tertimpa benda berat. Penting untuk memeriksakan diri ke dokter sesegera mungkin jika merasakan gejala seperti ini.
Booking Klinik Skrining Jantung (Koroner) via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket skrining jantung (koroner) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Baca juga: Bagaimana Cara Merawat Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan?
6. Perut sering bermasalah tanpa sebab yang jelas
Buruknya sirkulasi darah dan kurangnya oksigen yang beredar dalam darah akibat jantung lemah atau arteri yang tersumbat bisa berimbas pada timbulnya masalah gastrointestinal, seperti sakit perut, mual, atau muntah-muntah. Wanita berusia di bawah 50 tahun lebih sering mendapati gejala ini dibandingkan pria dengan usia yang sama.
Ketidaknyamanan pada area perut itu bersifat episodik, yakni dapat mereda hanya dengan beristirahat, tetapi tiba-tiba muncul lagi. Tak ayal banyak penderitanya yang kerap terkecoh, mengira ini gangguan pencernaan biasa, ternyata malah merupakan sinyal penyakit jantung yang mematikan.
7. Jatuk kerap berdetak lebih cepat
Masih muda, tetapi jantung sering berdebar-debar tanpa sebab yang jelas? Hati-hati, bukan tidak mungkin kondisi ini merupakan salah satu ciri penyakit jantung usia muda. Detak jantung tak beraturan disertai peningkatan jumlah denyut per menit seperti pada kasus supraventricular tachycardia (SVT) menandakan korsleting listrik di daerah simpul atrioventrikular (AV node).
Seiring waktu, episode takikardia supraventrikel tanpa disertai penanganan dapat melemahkan jantung bahkan menyebabkan gagal jantung, terlebih pada mereka yang memiliki gangguan medis lainnya, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Beberapa kondisi lain yang dapat menjadi ciri penyakit jantung usia muda adalah disfungsi ereksi, kebiasaan mendengkur dengan sangat keras, napas terengah-engah saat tidur, serta pembengkakan pada kaki dan tungkai bawah.
Kesadaran dini sangat penting untuk mencegah risiko serangan jantung. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala tadi. Selain itu, Anda sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung rutin meskipun tidak mengalami gejala-gejala tersebut. Toh, pada akhirnya mencegah lebih baik daripada mengobati, 'kan?
Baca juga: Sehatkah Jantung Anda? Inilah 5 Indikator Kesehatan Jantung
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.