Kebanyakan orang, baik dewasa, lansia maupun anak-anak umumnya pernah mengalami hidung tersumbat, mampet atau ingusan. Kondisi ini biasanya merupakan gejala flu, pilek, sinusitis, atau alergi. Salah satu obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi kondisi ini adalah Dekongestan.
Apa itu Dekongestan?
Dekongestan biasanya muncul pada penjelasan di kemasan obat flu atau batuk, namun tidak muncul pada bagian kandungan obat. Jadi, Apa sebenarnya dekongestan ini? sebagian orang awam mengira, ini merupakan satu senyawa obat tertentu untuk mengobati gejala flu atau pilek.
Padahal, Dekongestan sebenarnya merupakan sekumpulan jenis obat yang fungsinya melegakan saluran napas yang mampet atau tersumbat akibat flu, pilek atau alergi. Jadi bukan nama satu obat tertentu, melainkan kumpulan dari beberapa macam obat dengan fungsi yang mirip.
Umumnya jenis obat ini tersedia dalam bentuk tablet, syrup atau obat semprot hidung. Nah, bagaimana Dekongestan ini bekerja, apa kegunaan spesifiknya, apa efek sampingnya, serta apa saja yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini. Ulasannya akan dijelaskan berikut ini.
Bagaimana Dekongestan bekerja?
Dekongestan adalah jenis obat yang dapat membantu meredakan hidung tersumbat atau mampet. Obat ini bekerja dengan cara mengerutkan pembuluh darah (vasokonstriksi) pada saluran napas, dengan begitu peradangan pada saluran ini akan berkurang sehingga napas akan jadi lebih lega.
Phenyleprine dan pseudoephedrine merupakan dua jenis obat dekongestan yang paling umum digunakan. Biasanya jenis obat ini tersedia dipasaran dalam bentuk kombinasi dengan pereda nyeri dan antialergi/antihistamin. Jika tidak dikombinasikan dengan antihistamin Dekongestan hanya mampu melegakan saluran napas tetapi tidak bisa mengatasi sumbernya masalah yang jadi penyebab hidung tersumbat.
Obat-obatan jenis pereda hidung tersumbat seperti phenyleprine dan pseudoephedrine merupakan senyawa yang bekerja mempengaruhi reseptor alpha dan beta adrenergik di mukosa saluran pernapasan. Akibatnya terjadi vasokonstriksi atau mengerutnya pembuluh darah pada saluran napas yang kemudian menyebabkan berkurangnya peradangan. Dengan begitu saluran napas akan lebih mudah dilalui udara dan napas jadi lebih lega.
Baca juga: Urutan gejala flu pilek biasa hari per hari.
Amankah mengonsumsi Dekongestan?
Obat-obatan jenis Dekongestan dinilai cukup aman dikonsumsi dan sudah banyak tersedia sebagai obat bebas terbatas yang mudah didapat di apotik atau toko obat di sekitar kita. Namun, beberapa jenis obat Dekongestan generasi awal seperti phenylpropanolamin (PPA) sudah tidak digunakan lagi di beberapa negara seperti Amerika dan Kanada. Hal itu karena efek samping PPA yang dinilai dapat meningkatkan risiko stroke.
Apa Efek Samping Dekongestan hidung?
Obat-obatan jenis pereda hidung tersumbat ini umumnya tanpa disertai efek samping. Jikapun muncul efek samping biasanya bersifat ringan dan akan reda setelah penghentian penggunaan obat. Beberapa efek samping Dekongestan tersebut diantaranya adalah:
- Iritasi pada saluran napas.
- Mulut terasa kering.
- Sakit kepala.
- Kesulitan tidur atau insomnia.
- Pada laki-laki, keluaran urin sedikit.
- Aritmia (detak jantung tidak biasa).
- Tremor.
- Ruam kulit.
Beberapa efek samping ringan ini umumnya akan hilang dengan sendirinya setelah obat di stop. Beberapa efek samping serius namun sangat jarang muncul dapat berupa halusinasi, reaksi alergi parah (anafilaksis).
Apa yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi Dekongestan?
Meskipun cukup aman, obat-obatan jenis pelega saluran napas bukan tanpa risiko. Pada beberapa orang dengan kondisi tertentu penggunaan obat-obatan pelega napas ini sebaiknya dihindari atau diberikan hanya jika diresepkan oleh dokter.
Pemberian pada anak-anak misalnya, untuk usia di bawah 6 tahun sebaiknya dihindari atau tidak diberikan sama sekali. Pada anak umur 6 - 12 tahun, obat pelega napas sebaiknya hanya diberikan jika disarankan oleh dokter saja. Jadi jangan sembarangan memberikan jenis obat ini pada anak-anak.
Baca juga: Tips mencegah flu, pilek dan batuk paling efektif.
Perhatian juga harus diberikan jika menggunakan obat ini pada ibu hamil, ibu menyusui, penderita diabetes, penderita darah tinggi, penderita glaukoma, hiperaktif kelenjar tiroid, atau pembengkakan prostat. Beberapa efek samping Dekongestan berisiko memperparah kondisi beberapa penyakit tadi.
Penderita gangguan fungsi hati dan ginjal serta penderita kelainan jantung dan sirkulasi darah sebaiknya berhati-hati menggunakan obat ini. Konsultasikan juga dengan dokter Anda untuk kemungkinan interaksi Dekongestan dengan obat-obatan lain yang mungkin memperparah kondisi penyakit tertentu.