Mengalami hidung mampet atau hidung tersumbat? Kondisi itu tentu menimbulkan rasa tidak nyaman pada hidung serta mengganggu saluran pernapasan, bahkan menyebabkan kesulitan bernapas terutama ketika ingin tidur.
Hidung tersumbat sendiri disebabkan karena pembuluh darah di sekitar hidung mengalami pembengkakan dan terdapat cairan berlebih di hidung. Cairan itu muncul karena hidung memproduksi lendir yang berfungsi untuk mengangkat kotoran yang mengganggu di dalam hidung.
Mengenai hidung tersumbat
Ada beberapa penyebab hidung tersumbat, baik karena virus, bakteri, atau sebagai salah satu bentuk reaksi alergi. Alergi sendiri bisa disebabkan oleh alergen tertentu, seperti debu, polusi udara, serbuk tanaman, asap rokok, bulu hewan, dan lain sebagainya.
Jika flu tersebut terjadi karena infeksi virus, maka Anda cukup meningkatkan sistem imun tubuh agar tubuh dapat melawan virus penyebab pilek yang biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Cara mengatasi hidung tersumbat itu bisa dengan minum air putih lebih banyak serta istirahat yang cukup.
Sedangkan jika gejala hidung tersumbat atau pilek terjadi karena infeksi bakteri, umumnya dokter akan memberikan resep obat antibiotik untuk mengobati infeksi tersebut.
Akan tetapi berbeda lagi jika hidung tersumbat disebabkan oleh paparan alergen. Jika reaksi alergi terjadi, tentu kita harus menghindari dan menjauh dari sumber alergen tersebut. Selain itu, untuk meredakan gejala alergi, ada sejumlah obat yang dapat diresepkan oleh dokter.
Baca juga: Penyebab Hidung Tersumbat dan Cara Mengatasinya
Gejala alergi dan cara pengobatannya
Gejala alergi bisa bermacam-macam, baik gatal pada kulit, ruam kemerahan, hidung tersumbat, kulit bengkak, bersin, hidung gatal, maupun mata berair. Untuk mengatasi alergi tersebut dibutuhkan obat alergi yang disesuaikan dengan gejala yang dialami, baik yang membutuhkan resep dokter maupun obat bebas.
3 Jenis obat alergi yang paling umum digunakan adalah:
1. Dekongestan
Dekongestan adalah obat yang sering digunakan sebagai salah satu cara mengatasi hidung tersumbat. Selain itu, obat dekongestan juga dapat membantu melegakan hidung yang mampet sekaligus melancarkan saluran pernapasan.
2. Antihistamin
Obat antihistamin biasa digunakan untuk mengatasi reaksi alergi ringan terutama gatal pada kulit, mata dan hidung dengan cara menghambat produksi histamin yang dapat memicu reaksi alergi penyebab gatal di kulit.
3. Kortikosteroid
Obat kortikosteroid lebih banyak digunakan untuk mengurangi peradangan dan mengobati sejumlah gejala alergi secara bersamaan, seperti gatal, hidung tersumbat, dan bersin.
Oleh karena itu, untuk membantu mengatasi hidung tersumbat, salah satu pilihan obat hidung tersumbat yang paling umum digunakan adalah dekongestan yang tersedia dalam bentuk obat oral maupun obat hirup (inhaler).
Baca juga: Kenali Jenis-Jenis Obat Kortikosteroid
Dekongestan obat apa?
Dekongestan adalah obat yang biasa digunakan untuk membantu mengatasi hidung mampet. Obat dekongestan bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah yang terjadi pada hidung akibat flu, pilek, maupun alergen, sekaligus melegakan pernapasan.
Beberapa contoh obat yang mengandung dekongestan adalah oxymetazoline, fenilefrin, pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine.
Dosis obat dekongestan
Dosis penggunaan obat dekongestan adalah sebagai berikut:
- Obat hirup (inhaler): Dosis untuk mengatasi hidung tersumbat adalah 5-7 kali sehari
- Obat oral (tablet): Dosis untuk orang dewasa adalah 4-6 kali sehari 60 mg
Penggunaan obat dekongestan tidak boleh digunakan lebih dari 1 minggu dan harus segera dihentikan jika gejala hidung tersumbat telah membaik. Obat hidung tersumbat dekongestan juga tidak disarankan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah usia 6 tahun, kecuali atas saran dokter.
Baca juga: Informasi Manfaat dan Cara Kerja Dekongestan
Umumnya obat dekongestan dapat diterima dengan baik jika diminum sesuai dosis aturan. Namun, sejumlah efek samping ringan mungkin terjadi pada penggunaan dekongestan, di antaranya mual, sakit kepala, mulut kering, maupun ruam kemerahan pada kulit.
Dekongestan juga dapat menimbulkan efek samping pada fungsi kerja jantung dan sistem saraf pusat, termasuk mudah gelisah, gemetaran, percepatan detak jantung, hingga halusinasi (jarang terjadi). Efek samping tersebut akan hilang dengan sendirinya jika pemakaian obat dekongestan dihentikan. Perhatikan dosis penggunaan dan ikuti petunjuk dokter.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.