Feses atau tinja merupakan hasil pembuangan tubuh terhadap zat-zat yang tidak diperlukan tubuh melalui proses buang air besar. Feses sendiri berasal dari makanan yang Anda konsumsi dan telah mengalami proses pencernaan.
Memang pembicaraan seputar feses dianggap tidak layak untuk dibahas, tetapi ternyata warna dan bentuk feses dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan tubuh terutama sistem pencernaan.
Banyak hal yang dapat dipelajari mengenai kondisi kesehatan hanya dengan mengetahui warna dan tekstur dari feses, termasuk frekuensi buang air besar. Tetapi kebanyakan orang mungkin tidak memperdulikan proses buang air besar itu sendiri, padahal hal tersebut dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan.
Buang air besar (BAB) adalah fungsi esensial tubuh yang bisa memberikan sinyal jika ada sesuatu yang salah. Perubahan yang terjadi pada proses buang air besar bisa diakibatkan oleh perubahan pola makan dan pengaruh fungsi tubuh yang sedang bekerja keras melawan suatu infeksi atau penyakit yang serius.
Proses keluarnya feses
Feses yang keluar biasanya berubah-ubah dan mempunyai beberapa warna. Pada dasarnya, warna tersebut dipengaruhi oleh asupan makanan dan jumlah empedu (lendir kuning kehijauan yang mencerna lemak dari hati) di dalam feses. Komponen-komponen tersebut akan diubah secara kimiawi dibantu oleh enzim dan mengubah pigmen empedu menjadi warna kecoklatan.
Sistem tubuh pada empedu memiliki pigmen yang disebut dengan bilirubin yang terbentuk ketika sel-sel darah merah di hati dan sumsum tulang belakang memecahkan diri. Pecahan sel darah merah tersebut akan bermuara di dalam usus dan ketika zat besi dalam darah berinteraksi dengan bilirubin, maka warna feses berubah menjadi kecoklatan. Bahkan ada juga warna kecoklatan tersebut dengan sedikit kehijauan dan itu adalah warna feses yang normal. Jadi, Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.
Seperti apa feses normal itu?
Proses buang air besar akan mengeluarkan tinja atau feses, tetapi hal ini tidak selalu sama. Beberapa kondisi dapat menyebabkan perubahan pada proses pengeluaran feses itu sendiri.
Proses BAB (buang air besar) yang normal sebenarnya bisa berbeda, tetapi ada baiknya jika BAB dilakukan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu. Karena jika tidak BAB selama lebih dari 3 hari maka kondisi tersebut juga bisa dianggap sembelit atau susah buang air besar.
Feses yang sehat seharusnya memiliki tekstur yang kecil dan tidak terlalu cair atau keras dengan proses pengeluaran yang tidak menimbulkan rasa nyeri saat buang air besar. Selain itu, tidak adanya darah atau lendir yang menyertai proses buang air tersebut.
Warna feses yang normal juga seharusnya berwarna coklat, baik coklat muda maupun coklat tua karena feses mengandung pigmen bilirubin yang terbentuk dari kerusakan sel darah merah.
Baca juga: Cara Mudah Mengatasi Susah Buang Air Besar
Warna feses dan artinya bagi kesehatan tubuh
Setelah mengetahui proses kerja sistem pencernaan hingga proses buang air besar dan kondisi feses yang normal, ketahui pula warna dan bentuk feses lain yang dapat menandakan kondisi kesehatan tertentu.
Akan tetapi ketika warna feses berubah, tak perlu panik. Karena jarang sekali warna feses menunjukkan sesuatu yang berpotensi serius. Warna kotoran mungkin bisa sedikit berbeda dari biasanya karena disebabkan oleh pengolahan makanan dan jenis makanan yang Anda konsumsi.
Sebagai contoh, diare di mana usus Anda bekerja secara terburu-buru sehingga mencegah bakteri bekerja dengan baik untuk memberikan warna pada feses. Bisa juga karena mengonsumsi makanan yang mengandung warna ekstrem, seperti buah bit secara berlebihan maka warna feses mungkin akan terlihat kemerahan. Tetapi apapun warna feses, beberapa kondisi tertentu tetap perlu diperhatikan.
Berikut ini beberapa petunjuk dari warna dan bentuk feses yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan Anda.
1. Hitam
Warna feses yang cenderung terlihat hitam mungkin menandakan adanya perdarahan pada saluran pencernaan atas. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pengaruh zat tertentu, seperti suplemen zat besi hingga obat yang mengandung bismut. Jika feses hitam terus berlangsung hingga lebih dari 2 minggu, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.
2. Hijau
Feses yang berwarna kehijauan disebabkan oleh banyak hal, baik karena proses pencernaan yang sangat cepat, mengonsumsi terlalu banyak sayuran hijau, ataupun makanan yang banyak mengandung pewarna hijau. Dalam kasus lain, feses yang berwarna hijau tua bisa disebabkan oleh sensitivitas terhadap minyak atsiri dan efek samping dari zat besi.
Warna kehijauan pada tinja juga bisa disebabkan oleh bakteri Salmonella (penyebab dibalik kasus keracunan makanan), parasit air Giardia, dan norovirus yang dapat menyebabkan terjadinya pembersihan terlalu cepat di saluran pencernaan. Selain itu, warna hijau pada feses juga bisa menandakan terlalu banyak garam empedu yang terkandung dibandingkan pigmen bilirubin.
3. Pucat, terang, atau keabuan
Feses yang berwarna putih pucat atau terlalu muda (seperti abu-abu tanah liat) bisa menjadi tanda terjadinya masalah pada organ hati atau kondisi kekurangan empedu. Karena meskipun jarang terjadi, tetapi feses yang berwarna pucat keabuan bisa mejadi tanda adanya pemblokiran pada aliran empedu atau penyakit hati.
Sedangkan feses yang berwarna terang bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan seperti bismut subsalisilat atau obat anti diare lainnya. Tak hanya itu, feses juga ada yang berwarna silver yang berarti sistem pencernaan memiliki kondisi yang sangat buruk dan adanya pemblokiran pada saluran transportasi empedu serta pendarahan pada usus bagian atas. Hal ini terjadi ketika feses yang berwarna pucat bercampur dengan darah, maka akan menghasilkan feses yang berwarna silver. Jika feses berwarna silver, maka Anda harus segera mendapatkan bantuan medis.
Baca juga: Ketahui 7 Cara Atasi Sembelit Yang Terbukti Efektif
4. Merah
Feses berwarna merah bisa disebabkan terjadinya perdarahan pada sistem pencernaan seperti wasir. Tetapi keluarnya feses berwarna merah juga bisa disebabkan karena pengaruh makanan yang dikonsumsi dan berwarna merah, seperti buah bit, buah berry, dan tomat, tetapi biasanya kondisi feses akan kembali ke warna kecoklatan setelahnya.
5. Kuning-Orange
Feses yang berwarna kuning dapat menjadi tanda bahwa Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak. Hal ini juga mungkin disebabkan karena adanya masalah penyerapan atau gangguan produksi enzim dan empedu pada tubuh.
Sementara warna orange pada feses dapat terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi wortel, ubi jalar, ataupun jeruk yang mengandung beta karoten. Masalah yang terjadi pada saluran empedu atau mengonsumsi obat antasida atau antibiotik rifampicin juga dapat menjadi penyebab warna orange pada feses.
Selain warna feses, bentuk dan kondisi feses juga dapat menunjukkan kondisi kesehatan tertentu. Sebagai contoh, feses yang mengambang dapat menjadi tanda proses pencernaan tidak berjalan dengan baik dan memungkinkan terdapat banyaknya udara di dalam usus. Biasanya hal ini terjadi karena Anda terlalu banyak mengonsumsi fast food atau camilan yang berlemak dan tidak mengandung nutrisi.
Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan saluran cerna dan mencegah kondisi penyakit tertentu, sebaiknya rutin mengonsumsi makanan berserat serta minum air putih yang cukup. Selain itu, biasakan untuk buang air besar secara teratur dan diusahakan setiap hari sehingga tidak mengalami sembelit atau susah buang air besar.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.