Systemic Lupus Erythematosus adalah jenis lupus yang paling umum. Kondisi yang disebut juga dengan lupus sistemik ini memiliki beberapa gejala yang khas. Akan tetapi, nyatanya gejala Systemic Lupus Erythematosus sering kali mirip dengan penyakit umum lainnya, sehingga SLE ini sulit untuk didiagnosis. Bagaimana cara pemeriksaan dan diagnosis lupus SLE? Berikut ulasan lengkapnya.
Diagnosis lupus SLE (Systemic Lupus Erythematosus)
Gejala Systemic Lupus Erythematosus pada beberapa pasien sering kali berbeda. Jarang sekali ditemukan adanya gejala yang sama.
Beberapa pasien SLE dapat mengalami gejala ringan, tapi sebagian lainnya merasakan gejala yang cukup berat. Gejala Systemic Lupus Erythematosus yang ringan pun tetap bisa bertambah parah seiring berjalannya waktu.
Baca Selengkapnya: 3 Gejala Utama Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang Kerap Terlewatkan
Tak hanya itu, gejala SLE juga sering kali mirip dengan penyakit lainnya, sehingga kerap terlewatkan. Oleh karena itulah, diperlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis SLE ini.
Berbagai jenis pemeriksaan dan diagnosis lupus SLE adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan laboratorium
Untuk membantu menegakkan diagnosis lupus SLE, diperlukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu. Tes laboratorium ini meliputi:
1. Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count)
Penderita SLE sering kali mengalami anemia, leukopenia, atau trombositopenia yaitu penurunan sel darah merah, sel darah putih, ataupun penurunan trombosit. Oleh karena itu, pemeriksaan darah lengkap akan sangat membantu untuk mendeteksi dan memastikan gejala Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
2. Tes urine
Ketika Systemic Lupus Erythematosus menyerang ginjal, pada urine penderita akan terlihat kenaikan kandungan protein dan sel darah merah. Maka itulah, diperlukan pemeriksaan urine untuk mendiagnosis SLE.
3. Pemeriksaan antinuclear antibody (ANA)
Sekitar 98% penderita SLE akan memiliki hasil yang positif ketika dilakukan pemeriksaan antinuclear antibody (ANA). Jenis pemeriksaan ini berfungsi untuk memeriksa kadar antibodi tertentu yang biasanya ada di dalam darah penderita SLE.
Oleh karena itu, pemeriksaan ANA ini menjadi salah satu pemeriksaan utama yang dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis lupus jenis SLE.
4. Pemeriksaan imunologi
Ada banyak jenis pemeriksaan imunologi yang digunakan untuk diagnosis lupus jenis SLE, yaitu anti-dsDNA antibody, anti-Sm antibody, antiphospholipid antibody, syphilis, lupus anticoagulant, dan Coombs’ test.
5. Tes komplemen C3 dan C4
Komplemen C3 dan C4 adalah suatu senyawa protein yang membantu sistem kekabalan tubuh dan membantu proses peradangan. Pada penderita Systemic Lupus Erythematosus, kadar komplemen C3 dan C4 ini akan turun seiring dengan aktifnya SLE. Maka dari itu, diperlukan tes komplemen C3 dan C4 untuk memastikan diagnosis lupus jenis SLE.
Pemeriksaan penunjang
Selain dengan pemeriksaan laboratorium, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan lagi gejala Systemic Lupus Erythematosus. Pemeriksaan penunjang tersebut meliputi:
1. Echocardiogram
Echocardiogram berfungsi untuk mendeteksi aktivitas jantung dan denyut jantung dengan menggunakan gelombang suara. Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui jika ada kerusakan katup dan otot jantung pada penderita SLE.
2. Foto rontgen
Foto rontgen khususnya rontgen paru berfungsi untuk mendeteksi adanya cairan paru-paru pada penderita SLE. Hal ini dikarenakan Systemic Lupus Erythematosus dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru yang ditandai dengan adanya cairan paru.
Baca Juga: 3 Penyebab Lupus SLE (Systemic Lupus Erythematosus) yang Perlu Diketahui
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.