Untuk menurunkan berat badan, ada berbagai cara yang ditempuh seseorang. Baik melalui latihan olahraga yang ketat, pola makan sehat, hingga sedot lemak. Sebenarnya jenis diet sehat seperti diet mayo, diet keto, diet yoyo, dan juga diet alkali memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.
Beragam jenis diet yang diklaim baik bagi kesehatan tersebut mungkin bisa cocok di sebagian orang, tetapi jenis diet sehat yang ditempuh perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan diri sendiri, atau jika perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sehingga tujuan diet sehat dapat tercapai dengan baik tanpa mengganggu kondisi kesehatan.
Baca juga: 16 Cara Menurunkan Berat Badan Yang Sehat dan Alami
Apa itu diet alkali (alkaline diet)?
Diet alkali atau alkaline diet sudah cukup dikenal sebagai salah satu cara diet sehat yang mampu membantu menurunkan berat badan. Hal ini terkait dengan pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap kandungan pH dalam tubuh. Benarkah demikian?
Sejumlah pakar kesehatan mengatakan bahwa makanan yang bersifat basa dengan hanya sedikit asam baik untuk kesehatan dan dapat melindungi tubuh dari masalah kesehatan. Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada penelitian yang menjelaskan secara rinci mengenai keberhasilan diet alkaline dalam program penurunan berat badan.
Manfaat diet alkali sendiri lebih berfokus untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung alkali sehingga dapat membantu meningkatkan pH basa dalam tubuh, terutama bagian perut yang memiliki kadar asam lebih tinggi. Hal ini karena beberapa jenis makanan yang dikonsumsi dapat meningkatkan kadar asam dalam tubuh dan bisa memicu munculnya gangguan kesehatan.
Saat menjalani diet alkali (alkaline diet), makanan yang termasuk ke dalam sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan menjadi makanan yang baik dan direkomendasikan sebagai alkali food untuk dikonsumsi. Sedangkan produk susu, keju, telur, makanan olahan, biji gandum, minuman berkafein, dan alkohol sebaiknya dibatasi agar kadar asam tubuh tidak semakin meningkat.
Meski belum terbukti memberikan manfaat besar bagi upaya penurunan berat badan, tetapi diet alkaline tetap memiliki manfaat kesehatan yang baik dan membantu menurunkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, stroke, ataupun kanker. Dengan mengurangi asupan makanan yang bersifat asam pada ginjal akan membantu meningkatkan fungsi ginjal itu sendiri agar tetap bekerja optimal.
Baca juga: Makanan yang Berbahaya bagi Ginjal
Kaitan diet alkali dengan kadar pH tubuh
Proses pengaturan pH dalam tubuh lebih banyak diatur oleh organ ginjal dan paru-paru sehingga pH tubuh dapat terjaga keseimbangannya. Kadar pH tubuh yang normal seharusnya berada di kisaran 7,2-7,5.
Tingkat pH dalam tubuh sendiri dibagi menjadi 3, yaitu:
- 0-6 bersifat asam
- 7 bersifat netral
- 8-14 bersifat basa
Semakin rendah maka akan semakin bersifat asam, sementara semakin tinggi maka akan semakin bersifat basa. Jika kadar asam dalam darah terlalu tinggi disebut asidosis, sedangkan jika kadar basa terlalu tinggi maka disebut alkalosis.
Jika keseimbangan pH darah mengalami gangguan akibat masalah pada organ tersebut bisa menyebabkan ketoasidosis diabetik. Tingkat pH tubuh yang berubah-ubah juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Misalnya, urine dengan pH tinggi bisa mengindikasikan terjadinya infeksi saluran kemih atau batu ginjal, sementara pH rendah bisa menjadi tanda diare ataupun kelaparan.
Kadar pH tubuh secara keseluruhan mungkin tidak bisa dipengaruhi hanya dari cara diet sehat yang dijalani. Jenis diet yang dilakukan bisa membantu mengubah sedikit kadar pH urine yang seringkali menjadi patokan kadar pH tubuh untuk mengetahui adanya suatu gangguan kesehatan. Meski tidak bisa dilihat hanya dari pengukuran pH urine saja, tetapi jika tubuh kelebihan asam maka itu akan dikeluarkan melalui urine untuk mengembalikan keseimbangan kadar pH tubuh.
Baca juga: 3 Proses Pembentukan Urine dalam Tubuh
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.