Ketika pasien mengalami gangguan tidur atau gangguan kecemasan yang parah, dokter bisa saja memberikan resep obat penenang dengan dosis yang disesuaikan pada kondisi.
Salah satu obat penenang yang memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah barbiturat. Beberapa obat golongan barbiturat adalah amobarbital, butabarbital, methohexital, secobarbital, phenobarbital, dan thiopental. Barbiturat bisa menyebabkan rasa tenang dan kantuk sehingga aktivitas saraf pada otak akan berkurang.
Baca juga: Insomnia? Begini Aturan Konsumsi Obat Tidur yang Tepat
Cara kerja barbiturat
Barbiturat merupakan salah satu obat golongan antikonvulsan yang umumnya digunakan untuk mengatasi kejang, mengurangi gejala gangguan kecemasan, insomnia berat, serta dipakai sebagai obat bius sebelum operasi.
Obat penenang seperti barbiturat bekerja dengan memengaruhi sistem saraf pusat otak dan meningkatkan asam gamma-aminobutirat (GABA). Zat ini merupakan senyawa kimia pada otak yang menimbulkan efek penenang atau sedatif.
Penggunaan barbiturat harus disesuaikan dengan indikasi penggunaan dan kondisi kesehatan pasien sehingga pembelian obat harus dengan resep dokter. Aturan dosis penggunaan barbiturat pun harus dalam pengawasan dokter serta diperlukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui efek obat dalam tubuh pasien.
Proses penghentian konsumsi barbiturat juga harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti saran dokter. Penghentian secara mendadak bisa menimbulkan risiko kejang atau epilepsi. Oleh karenanya, penghentian obat akan dilakukan secara bertahap hingga berhenti total.
Selama penggunaan barbiturat, pasien juga tidak disarankan untuk mengemudikan kendaraan atau mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi karena dapat menyebabkan pusing atau kantuk.
Baca juga: Mengetahui Efek Dumolid yang Termasuk Obat Penenang
Efek penyalahgunaan barbiturat
Penyalahgunaan barbiturat dapat menyebabkan kecanduan dan ketergantungan pada obat, bahkan berisiko kematian. Dosis barbiturat yang berlebih dalam penggunaan jangka pendek saja sudah berbahaya bagi kesehatan dan bisa menyebabkan efek overdosis, apalagi jika digunakan dalam jangka panjang. Efeknya bisa mengganggu kerja tubuh sehingga tidak bisa berfungsi dengan normal.
Tanda-tanda atau gejala penyalahgunaan barbiturat antara lain:
- Sulit berbicara;
- Sulit berpikir dengan jernih;
- Lemas dan sulit bergerak;
- Mudah mengantuk;
- Sulit bernapas;
- Hilang kesadaran atau koma;
- Sulit menjaga keseimbangan tubuh;
- Mengalami keguguran pada ibu hamil;
- Bayi mengalami cacat lahir.
Efek penyalahgunaan akan bertambah parah jika barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan minuman beralkohol, obat pereda nyeri, obat stimulan, atau obat penenang lainnya.
Anak-anak dan orang lanjut usia tidak disarankan menggunakan barbiturat karena dapat memberikan efek rasa gembira yang tak wajar atau berlebihan. Barbiturat juga tidak boleh digunakan oleh wanita hamil dan menyusui. Obat ini bisa menimbulkan risiko kecacatan pada bayi. Barbiturat juga dapat terserap ke dalam ASI saat menyusui.
Jika gejala efek penyalahgunaan barbiturat terlihat atau dirasakan, segera periksakan diri ke dokter untuk menghindari efek fatal obat. Pemeriksaan dapat berupa tes urine, pengambilan darah, serta pemeriksaan EKG atau elektrokardiogram untuk mengetahui ritme detak jantung.
Baca juga: Penyalahgunaan Obat (Drug Abuse) Berbahaya bagi Tubuh
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.