Menurut sebuah informasi yang dirilis oleh Census Bureau di tahun 2012, semakin banyak saja anak yang dibesarkan oleh single parent atau orang tua tunggal. Dibandingkan dengan anak yang memiliki dua orang tua yang tinggal di dalam satu rumah, anak-anak dengan single parent cenderung rentan mengalami kondisi finansial dan edukasi yang lebih buruk. Selain itu, terdapat pula pengaruh psikologis lain yang turut membentuk perilaku anak dan pencapaiannya dalam kehidupan.
Pencapaian akademik
Kebanyakan orang tua single parent didominasi oleh sosok ibu tanpa ayah, dengan penghasilan yang di bawah rata-rata sehingga dapat memberikan pengaruh pada prestasi anak di sekolah. Ibu tunggal harus bekerja lebih banyak dan lebih lama, membuat anak merasakan dampak langsung dalam hal kurangnya perhatian dan bimbingan untuk mengerjakan tugas-tugas.
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic
Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.
Meski demikian, jika anak adalah korban perceraian di mana sang ayah tetap hadir mendampingi, anak-anak ini biasanya memiliki performa akademik yang baik di sekolahnya dibandingkan anak yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan sang ayah.
Namun, sepertinya hal ini juga tidak berlaku bagi semua anak. Karena ada juga anak-anak dari keluarga single parent yang memiliki prestasi akademik yang baik. Hal ini kemungkinan adanya tekad atau motivasi yang kuat pada diri si anak untuk mengubah kehidupan ekonomi keluarganya kelak.
Menjadi orang tua tunggal memang tidak mudah, namun orang tua tetap perlu memiliki waktu untuk menemani si kecil belajar dan menanamkan motivasi yang tinggi pada si anak untuk mengejar impiannya.
Efek emosional pada anak single parent
Dengan adanya suplai finansial tunggal, para orang tua tunggal memiliki risiko mengalami kejatuhan ekonomi, bahkan kemiskinan. Hidup serba kekurangan dapat membuat anak stres dan emosional, membuatnya menjadi pribadi yang rendah diri, mudah marah, frustrasi dan rentan mengembangkan sikap yang keras, tidak ragu memakai kekerasan pada orang lain.
Selain itu, seringkali anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal juga akan mengalami perasaan seperti ditinggalkan, merasa sedih, kesepian, sulit bersosialisasi dan membangun koneksi dengan orang lain. Meski demikian, kecenderungan ini tidak pasti berlaku untuk semua anak dan tetap bergantung pada gaya bimbingan dan didikan orang tua masing-masing meski hanya seorang diri tanpa partner.
Meski hal-hal di atas seringkali dianggap sebagai dampak negatif dari kepemilikan orang tua tunggal bagi perkembangan anak, namun didikan orang tua tunggal juga menyimpan manfaat positif bagi anak.
Menurut sebuah penelitian di Cornell Unviersity, orang tua tunggal dapat membentuk pribadi anak menjadi lebih bertanggung jawab karena seringkali diperlukan untuk turun tangan membantu pekerjaan rumah tangga sekaligus tetap mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu, kedekatan emosional dan mental antara anak dengan orang tua tunggalnya juga cenderung lebih mendalam dibandingkan dengan orang tua lengkap, karena adanya ketergantungan antara satu dengan yang lain, bahkan hingga anak dewasa dan memulai rumah tangganya sendiri.
Terdapat juga kedekatan dengan keluarga besar dari orang tua yang merawatnya, karena saudara-saudara terdekat tersebutlah yang biasanya membantu orang tua tunggal membesarkan dan merawat anak.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.