Apakah Anda pernah mendengar tentang Lithium? Lithium merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mencegah munculnya rasa senang berlebihan pada penderita gangguan bipolar. Beberapa merk obat Lithium antara lain Eskalith, Eskalith CR, dan Lithobid.
Obat Lithium diketahui dapat membantu menstabilkan suasana hati dan membantu mengatasi gejala gangguan bipolar. Namun perlu diketahui bahwa penggunaan Lithium juga memiliki risiko efek samping, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Efek Samping Obat Lithium
Efek Samping Obat Lithium Jangka Pendek
Efek jangka pendek saat pertama kali mengonsumsi Lithium dapat berupa diare, mual, disfungsi seksual seperti disfungsi ereksi dan menurunnya libido, berat badan bertambah, dan tangan menjadi bergetar.
Selain itu, konsumsi Lithium juga bisa melemahkan fungsi kognitif serta menyebabkan sakit kepala. Beberapa efek samping tersebut lama-lama akan menghilang dengan sendirinya, contohnya adalah mual yang dialami oleh sekitar 10-20% pengguna baru Lithium.
Apabila Anda mengonsumsi Lithium sebagai obat, maka Anda perlu melakukan tes darah rutin. Risiko Lithium dapat menumpuk di dalam darah dan berubah menjadi racun jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
- Apabila kadar Lithium dalam tubuh melebihi 1,5 milliequivalents per liter (mEq/l) serum darah, maka dapat menimbulkan masalah kesehatan. Efek samping dari tingginya dosis Lithium dalam tubuh dapat berupa muntah, diare, sistem koordinasi tubuh memburuk, serta otot menjadi lemah.
- Begitupun dengan kadar Lithium dalam tubuh yang lebih tinggi dan melebihi 2,0 mEq/l, maka akan menyebabkan pusing, penglihatan menjadi kabur, tinitus atau telinga berdengung, serta keluarnya urin yang lebih banyak.
- Saat kadar Lithium dalam tubuh melebihi 3,0 mEq/l, maka dapat disimpulkan bahwa kadar Lithium dalam tubuh Anda sudah sangat tinggi dan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan organ hingga kematian.
Namun efek samping Lithium dapat berbeda-beda pada tiap orang dan dalam konsentrasi berbeda pula. Misalnya beberapa orang mungkin akan mengalami tinitus meskipun kadar Lithiumnya masih di bawah 2,0 mEq/l.
Jika terjadi overdosis Lithium, hanya ada beberapa cara perawatan seperti melakukan dialisis untuk menyaring darah penderita, memperbaiki kadar elektrolit, dan memantau keadaan kesehatannya karena hingga saat ini belum ada obat untuk mengatasi ketergantungan lithium pada tubuh.
Efek Samping Obat Lithium Jangka Panjang
Efek samping jangka panjang dari konsumsi obat Lithium juga dapat berdampak pada sejumlah organ tubuh seperti terjadinya disfungsi ginjal, hipotiroidisme, dan hiperparatiroidisme.
Menurut artikel review tahun 2015, wanita di bawah usia 60 tahun memiliki konsentrasi Lithium dalam darah lebih tinggi dari konsentrasi Lithium rata-rata. Akibatnya wanita di bawah usia 60 tahun akan lebih rentan mengalami masalah ginjal dan hipotiroidisme.
Berikut ini 3 efek samping Lithium jangka panjang:
1. Disfungsi ginjal
Konsumsi obat Lithium dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah ginjal, yaitu berkurangnya kemampuan ginjal untuk memekatkan urin. Kondisi ini disebut dengan NDI (nephrogenic diabetes insipidus) dengan gejala NDI berupa sering buang air kecil dan timbulnya rasa haus ekstrem. Selain itu, NDI juga dapat menyebabkan dehidrasi dan meningkatkan kadar Lithiun dalam darah yang mengakibatkan Lithium dapat meracuni ginjal dan seluruh tubuh.
Apabila Anda akan menggunakan obat Lithium, Anda harus memantau kadar natrium dan fungsi ginjal secara teratur. Apabila ternyata ginjal sedikit bermasalah, biasanya dokter akan meresepkan obat Lithium dengan dosis yang lebih rendah atau mengganti resep obat.
Baca juga: Mengenal Fungsi Organ Ginjal
2. Masalah tiroid (hipotiroidisme)
Hipotiroidisme dapat timbul saat Anda mengonsumsi Lithium. Hipotiroidisme adalah kondisi saat kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon. Apabila Anda mengonsumsi obat Lithium, Anda harus melakukan tes rutin untuk memantau fungsi tiroid Anda.
Gejala yang mungkin dialami oleh penderita hipotiroidisme antara lain:
- Kulit kering
- Depresi
- Sulit berpikir dengan cepat
- Berat badan bertambah
- Kelelahan
- Intoleransi terhadap dingin
3. Hiperparatiroidisme
Selain mempengaruhi kelenjar tiroid, konsumsi Lithium juga dapat mempengaruhi kelenjar paratiroid. Kelenjar paratiroid berfungsi untuk membantu mengatur kadar kalsium dalam tubuh dan dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mendeteksi kalsium. Akibatnya, dapat menimbulkan kondisi hiperkalsemia, yaitu terlalu tingginya kadar kalsium dalam tubuh.
Hiperkalsemia juga dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, seperti osteoporosis dan masalah kardiovaskular. Menurut sebuah artikel dalam jurnal Case Reports in Medicine, hiperparatiroidisme yang disebabkan karena konsumsi Lithium lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Efek samping Lithium pada Kehamilan
Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu apabila sedang mengonsumsi obat Lithium dan berencana untuk hamil. Mengonsumsi Lithium dengan tidak tepat dapat meningkatkan risiko kelainan pada saat persalinan, yaitu anomali Ebstein.
Anomali Ebstein ini dapat memengaruhi katup trikuspid di jantung dan biasanya dokter tidak menyarankan untuk menghentikan konsumsi obat Lithium selama masa kehamilan, tetapi dokter akan memantau kadar Lithium dengan sangat teliti.
Lithium juga dapat masuk ke dalam ASI sehingga dokter tidak akan merekomendasikan ibu menyusui untuk mengonsumsi obat Lithium saat sedang menyusui. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai alternatif pilihan obat.
Baca juga: Apa Itu Bipolar Disorder? Penyebab dan Cara Mengatasi
Kapan Harus ke Dokter?
Lithium akan bekerja secara efektif apabila Anda rutin mengonsumsinya setiap hari tanpa pernah terlewat sekalipun. Namun Anda harus waspada dan segera mendapatkan pertolongan medis apabila terjadi gejala seperti:
- Sulit berjalan
- Peningkatan rasa haus yang ekstrem
- Mual dan muntah parah
- Tremor parah pada tangan
- Kebingungan
- Penurunan daya lihat
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.