Jangan senang dulu ketika Anda dapat berhenti merokok, dengan beralih menggunakan vape. Namanya saja rokok elektrik, tentu sedikit banyaknya ada kesamaan dengan rokok tradisional, terutama dalam hal mengganggu kesehatan.
Organ tubuh yang paling rentan terkena efek buruk dari penggunaan vape adalah paru-paru.
Begini nasib paru-paru Anda saat terpapar uap dari vape.
1. Terjadinya radang pada paru-paru
Siapa bilang vape tidak mengandung nikotin? Walau terbilang lebih sedikit dibanding rokok biasa, vape tetap mengandung nikotin yang berasal dari ekstrak tembakau yang berbentuk cairan.
Vape memang tidak bersifat karsinogenik, namun kecanduan yang disebabkan oleh nikotinnya, membuat tubuh Anda terus-terusan terpapar senyawa berbahaya dalam uapnya.
Ketika Anda terus-menerus menggunakan vape, maka nikotin dan senyawa beracun lain yang terkandung di dalamnya akan semakin menumpuk dalam tubuh. Paru-paru merupakan organ yang sangat dirugikan dari penggunaan vape ini, karena menimbulkan peradangan di sana.
Sel-sel tubuh yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari zat asing pun tak bisa lagi bekerja dengan baik.
Salah satu penyakit radang pada paru-paru dikenal dengan nama PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Adanya pembengkakan, lendir, serta dahak di saluran udara menuju paru-paru, menghalangi udara untuk bisa keluar masuk dengan lancar.
Alhasil, pengidap PPOK pun mengalami kesulitan dalam bernapas. Sebagian besar pengidap PPOK merupakan perokok aktif.
2. Produksi sel pada paru-paru jadi terhenti
Berbeda dengan rokok, vape diproduksi dalam berbagai cita rasa. Ada rasa pisang, kayu manis, vanila, dan rasa lainnya yang membuat semakin banyak pilihan bagi pengguna vape. Sayangnya, cita rasa yang menarik ini malah berbahaya bagi keberlangsungan hidup sel dalam paru-paru.
Bahan penghasil cita rasa ini membunuh sel-sel baik yang dibutuhkan paru-paru untuk bekerja.
Peneliti dari University of North Carolina mengemukakan bahwa 13 perasa vape berefek buruk pada sel dalam paru-paru. Dari 13 perasa tersebut, 5 perasa yang paling berpengaruh adalah kayu manis, kola, vanila, pisang, dan mentol.
Pengonsumsian vape dengan perasa dalam dosis tinggi menyebabkan hancurnya sel pada paru-paru, hingga tak bisa lagi memproduksinya dengan normal.
Walau dibuat dari bahan yang aman dikonsumsi, cairan yang mencipta rasa dan aroma pada vape ternyata menjadi racun setelah melewati proses pemanasan. Bahan perasa yang dimaksud contohnya saja diasetil.
Senyawa ini padahal digunakan dalam produksi karamel dan susu. Namun, setelah dihisap dalam bentuk uap, diasetil berubah jadi racun bagi paru-paru dan organ tubuh lain.
3. Sel pelindung mati dan sebabkan paru-paru rentang terinfeksi
Dalam cairan maupun uap vape, terkandung nikotin serta zat karsinogenik lainnya yang dapat mencederai sel yang berfungsi untuk melindungi paru-paru. Saat sel yang melindungi paru-paru telah mati dan semakin menipis jumlahnya, sistem imunitas paru-paru juga semakin menurun.
Paru-paru tak bisa lagi secara otomatis menghindari infeksi yang disebabkan virus dan bakteri.
Kontak paru-paru dengan uap saat menggunakan vape, juga membuatnya dipenuhi dengan radikal bebas dalam jumlah 50 kali lebih banyak. Zat radikal bebas merupakan senyawa reaktif yang juga berpotensi merusak sel dalam paru-paru.
Semakin sering Anda menghisap uap vape, maka semakin banyak jumlah dari zat ini dalam paru-paru Anda.
Disebut-sebut mengandung kadar nikotin yang lebih sedikit dari rokok, tak menjamin penggunaan vape baik untuk kesehatan paru-paru Anda. Walau kadar nikotinnya sedikit, namun vape masih tetap bisa membuat Anda kecanduan.
Akibatnya, Anda semakin sering menghisap uap vape dalam berbagai rasa dan tentu saja mengandung banyak senyawa berbahaya bagi paru-paru.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.