Empeng Versus Isap Jempol, Mana yang Lebih Baik untuk Si Kecil

Dipublish tanggal: Feb 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 12, 2019 Waktu baca: 3 menit
Empeng Versus Isap Jempol, Mana yang Lebih Baik untuk Si Kecil

Balita senang mengisap berbagai macam hal untuk menenangkan diri mereka. Umumnya balita mengisap jempol. Banyak orang tua yang mempertanyakan apakah mereka harus menggunakan empeng untuk mengurangi kebiasaan balita untuk mengisap jempol. 

Berdasarkan riset, sampai saat ini masih belum dapat dipastikan manakah yang lebih disukai bayi. Namun, orang tua dapat mendorong balita mereka untuk menggunakan empeng daripada mengisap jempol. 

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Ada juga orang tua yang tidak suka menggunakan empeng sebagai pengganti jempol karena takut gigi anaknya akan membutuhkan kawat gigi atau takut anaknya sulit untuk melepaskan kebiasaan untuk mengisap empeng.

Berdasarkan studi, penggunaan empeng mungkin memiliki efek untuk melindungi balita dari dari sindrom kematian balita secara tiba-tiba (sudden infant death syndrome, SIDS).

Empeng dan SIDS, apakah hubungannya?

Sebuah studi menemukan bahwa balita yang terbiasa mengisap empeng saat tidur, secara signifikan, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) daripada balita yang tidak menggunakan empeng, baik balita tersebut tidur dengan posisi terlentang maupun tengkurap. 

Peneliti berspekulasi bahwa empeng dapat membuat jalur saluran-pernapasan tetap terbuka dan pegangan empeng dapat mencegah bayi untuk tengkurap dan hidung dan / atau mulutnya tertutupi oleh bagian tempat tidurnya.

Adapun mengenai ketakuan orang tua bahwa anak akan sulit melepas kebiasaan untuk mengisap empeng dapat dilakukan dengan mengambil empeng anak jika anak mulai terlihat tergantung dengan empeng, dan anak akan mengisap jari atau jempolnya. 

Sedangkan untuk masalah rasa takut anak akan memerlukan kawat gigi, terdapat empeng tertentu yang dapat mengurangi masalah gigi yang mungkin terjadi. Tetapi, beberapa ahli menyatakan bahwa sebenarnya mengisap jempol, jari maupun empeng memiliki efek yang sama terhadap kesiehatan gigi. 

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Biasanya, anak akan berhenti dari kebiasan mengisap sebelum gigi permanen tumbuh.

Pada sisi negatifnya, beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan empeng dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi telinga yang mungkin disebabkan gerakan mengisap dapat menghalangi udara masuk melalui saluran eustacius. 

Mekanisme ini berguna untuk membuat telinga bagian tengah tetap terbuka dan bersih. Selain itu, penggunaan empeng tidak menjamin anak tidak menjadi pengisap jempol. Survey menunjukkan bahwa sekitar 30 persen anak yang tergantung mengisap jempol merupakan anak yang sebelumnya mengisap empeng.

Mengisap jempol, Pro dan Kontra

Alasan utama untuk menyukai anak mengisap jempol daripada empeng adalah anak tidak perlu bantuan orang tua apabila empeng terus menerus jatuh tiap kali anak memerlukan empeng untuk menenangkan dirinya. 

Apalagi jika empeng terjatuh pada saat malam hari, orang tua harus bangun beberapa kali setiap kali anak menangis karena kehilangan empengnya. Sedangkan, apabila anak sudah terbiasa mengisap jempol, anak akan mengisap jempolnya untuk memenangkan dirinya. 

Namun, menurut ahli, mengisap jempol merupakan kebiasaan yang lebih mungkin sulit dihentikan sehingga dapat menyebabkan kebiasaan mengisap jangka panjang. Belum lagi terdapat studi yang menunjukkan bahwa mengisap jempol tidak mencegah dari SIDS, yang menjadi alasan baik untuk menggunakan empeng.

Tips untuk orang tua

  • Jangan memasangkan kalung pada empeng dan mengenakannya pada anak. Mengalungkan empeng dapat meningkatkan kemungkinan anak tercekik.
  • Jika anak menggunakan empeng dan menunjukkan terjadinya infeksi telinga, segera hentikan penggunaan empeng untuk menghindari masalah telinga lainnya.
  • Hindarkan anak dari tergores bagian mulutnya dengan memotong kukunya setiap minggu. Apabila anak rewel, lakukan pemotongan kuku saat anak sedang tidur.
  • Simpan empeng di tempat tidur dan batasi anak dalam menggunakan emoeng pada saat tidur siang dan malam hari. Pada pagi hari, anak harus mengeksplor lebih kemampuannya dalam berbicara.
  • Gunakan empeng silikon yang aman untuk dicuci dan miliki cadangan untuk simpanan bila hilang
  • Jagalah kebersihan empeng dengan mencuci dengan sabun dan air. 
  • Gantilah empeng secara sering dan gunakan ukuran empeng yang sesuai dengan umur anak Anda. Waspadai bagian yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Thumb Sucking Versus Pacifier Use. Verywell Family. (Accessed via: https://www.verywellfamily.com/thumb-sucking-vs-using-pacifiers-2633784)
Babies and Thumbs, Fingers, and Pacifiers. American Academy of Family Physicians. (Accessed via: https://familydoctor.org/babies-thumbs-fingers-pacifiers/)
Pacifiers vs. Thumbsucking for Baby: Pros & Cons of Each. WebMD. (Accessed via: https://www.webmd.com/parenting/baby/pacifiers-or-thumbsucking-which-is-worse)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app