Esofagitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 12, 2019 Waktu baca: 3 menit

Kesulitan dan sakit saat menelan, hati-hati Esofagitis!        

Pernahkah Anda mengalami kesulitan dan sakit saat menelan? Atau rasa seperti naiknya asam lambung ke kerongkongan? Jika hal ini sering terjadi pada Anda, waspadalah mungkin Anda sedang mengalami peradangan pada kerongkongan atau biasa disebut dengan esofagitis. 

Perlu Anda ketahui esophagus atau kerongkongan merupakan organ yang berfungsi menyalurkangt;makanan dari mulut ke lambung. Makanan tersebut berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagitis berisiko merusak jaringan-jaringan esofagus. Esofagus merupakan organ yang paling sering terkena dan paling parah tingkat kerusakannya saat tertelan basa kuat dibandingkan dengan organ lambung. 

Untuk itu berikut artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyakit radang kerongkongan atau esogagitis. Selamat membaca.

Apa sih Esofagitis itu?

Esofagitis adalah suatu keadaan dimana mukosa esofagus atau kerongkongan mengalami peradangan, dapat terjadi secara akut maupun kronik. Esofagitis kronis adalah peradangan di esophagus yang disebabkan oleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat korosif, misalnya berupa asam kuat, basa kuat dan zat organik. 

Esofagus atau kerongkongan adalah tabung yang membawa makanan dari tenggorokan ke lambung Anda. Esofagitis bisa menyakitkan dan dapat membuat seseorang sulit untuk menelan. Contoh-contoh yang telah disebutkan sebelumnya dapat merusak esofagus jika diminum atau ditelan.

Apa sih yang menyebabkan terjadinya Esofagitis?

Esofagitis adalah peradangan pada mukosa esopagus. Respon peradangan pada mukosa esophagus di sebabkan oleh multi faktor. Berikut beberpa faktor penyebab dari esofagitis:

  • Akibat yang paling umum esofagitis adalah gastroesophageal reflux disease (GERD). Jika disebabkan oleh GERD, penyakit ini disebut reflux esophagitis
  • Luka kimia oleh alkalin atau asam juga menyebabkan esofagitis, dan juga terlihat pada anak-anak atau orang dewasa yang hendak bunuh diri dengan menelan bahan kimia
  • Luka fisik akibat dari terapi radiasi juga dapat menyebabkan esofagitis
  • Akibat lain esofagitis termasuk infeksi, contohnya HIV
  • Alergi makanan juga dapat menyebabkan esofagitis

Apa saja faktor risiko pemicu terjadinya Esofagitis?

Berikut beberapa hal dibawah ini yang merupakan faktor risiko pemicu terjadinya esofagitis:

  • Minuman beralkohol
  • Makanan berlemak, makanan yang asam
  • Konsumsi Cokelat dan Kopi
  • Obesitas
  • Riwayat esofagitis dalam keluarga
  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah
  • Kebiasaan langsung tidur setelah makan

Apa saja tanda dan gejala-gejala pada penderita Esofagitis?

Tanda dan Gejala-gejala yang segera timbul pada esofagitis yaitu kesulitan untuk menelan yang berat, demam, keracunan dan kemungkinan perforasi esofagus disertai infeksi mediastinum dan kematian. Umumnya gejala-gejala lain yang timbul seperti:

  • Mual dan muntah
  • Nyeri ulu hati
  • Nyeri dada
  • Sulit menelan
  • Asam lambung terasa naik hingga kerongkongan
  • Mual muntah
  • Merasa ada makanan yang tersangkut
  • Sariawan
  • Batuk
  • Penurunan nafsu makan

Diagnosis Esofagitis

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan rincian gejala yang dialami serta melakukan pemeriksaan fisik. Bila hasil tidak mencukupi, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan tambahan termasuk:

  • Endoskopi, pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi esofagus dengan bantuan alat selang yang dilengkapi kamera pada ujungnya. 
  • Pemindaian, untuk melihat struktur esofagus dengan bantuan sinar Rontgen dan zat pewarna khusus berbahan barium. Dalam metode ini, pasien diminta untuk menelan cairan yang mengandung barium sebelum pemindaian dilakukan.

Bagaimana cara mengobati penderita dengan Esofagitis?

Penatalaksanaan medis dilakukan berdasarkan penyebab esofagitis. Pada pasien dengan trauma kimia pada esofagus, penatalaksanaan pada fase akut dilakukan perawatan umum berupa perbaikan keadaan umum pada pasien dengan menjaga keseimbagan elektrolit, serta jalan nafas. Jika kejadian terjadi sebelum 6 jam dapat diberikan netralisasi dengan menggunakan air susu dengan air jeruk untuk asam kuat. Untuk mencegah pengecilan esofagus dapat dibantu dengan menggunakan selang nasogastrik.

Pengobatan lain yang disarankan oleh dokter akan tergantung dari penyebab esofagus itu sendiri (misalnya disebabkan oleh alergi, infeksi, obat-obatan dan lain-lain), di antaranya seperti Esofagitis Refuks: Biasanya esofagitis reflux akan ditangani dengan pemberian obat-obatan baik yang dijual bebas (misalnya antasida, ranitidine, cimetidine, omeprazole, dan lansoprazole) atau obat resep dokter yang lebih kuat (misalnya dexlansoprazole, rabeprazole, pantoprazole, omeprazole, lanzoprazole, dan esomeprazole). Tindakan bedah juga dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi esophagus atau kerongkongan. Biasanya Dokter mungkin akan melakukan prosedur pembedahan berupa pelebaran esofagus, jika organ tersebut sudah menyempit cukup parah atau jika ada makanan yang tersangkut di kerongkongan yang menyebakan kesulitan menelan.

Bila keadaan ini tidak segera ditangani dengan cepat maka akan mengakibatkan kerusakan parah pada lapisan esophagus atau kerongkongan. Jika Anda mengalami tanda dan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan diatas, atau setelah pengobatan masih belum ada perbaikan, maka segera konsultasikan keadaan tersebut ke dokter untuk penanganan dan pengobatan lebih lanjut. Serta hindari semua faktor-faktor pemicu yang dapat meningkatkan terjadinya esofagitis. 


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Devuni, D. Medscape (2017). Esophagitis. (https://emedicine.medscape.com/article/174223-overview)
Pietrangelo, A. Healthline (2017). Esophagitis. (https://www.healthline.com/health/esophagitis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app