Banyak informasi mengenai apa yang harus kita lakukan setelah melakukan hubungan seksual. Baik itu untuk kesehatan, mempercepat kehamilan atau bahkan mencegah kehamilan.
Tentu saja, informasi-informasi tersebut bukan merupakan hal yang negatif, karena dengan mengetahui informasi-informasi tersebut, mungkin dapat membantu kita menghindari ISK (Infeksi Saluran Kemih), IMS (Infeksi Menular Seksual), dan ketidaknyamanan lainnya.
Jika Anda memperhatikan kesehatan seksual Anda dengan sangat serius, penting untuk mengevaluasi kembali rutinitas pasca melakukan hubungan seksual Anda sesekali, dan pastikan Anda melakukan semua yang perlu Anda lakukan untuk menjaga diri sendiri dan pasangan.
Tinjau kembali rutinitas Anda dan tanyakan pada diri Anda: Apa yang berhasil? Apa yang bisa Anda lakukan dengan lebih efektif? Apakah ada hal-hal penting yang Anda lupa lakukan sama sekali?
Jika Anda tidak yakin harus mulai dari mana dalam hal mengevaluasi rutinitas pasca-seks Anda, jangan khawatir: kami memberi Anda info lengkap di bawah ini.
Berikut adalah 4 mitos yang perlu Anda ketahui kebenarannya mengenai rutinitas pasca melakukan hubungan seksual.
1. Tidak membersihkan diri (mencuci alat kelamin) setelah melakukan hubungan seksual
Saya tidak meragukan bahwa Anda memiliki kebersihan vagina yang sangat baik. Tetapi kebanyakan pasangan cenderung ingin langsung tertidur setelah melakukan hubungan seksual.
Kebanyakan pasangan seksual tidak membersihkan alat kelamin atau mandi setelah berhubungan seksual dengan berbagai alasan, dari hanya sekedar mengantuk hingga memiliki pikiran bahwa mencuci vagina setelah melakukan hubungan intim dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Namun, sangat penting bagi Anda untuk menggunakan energi apa yang Anda miliki setelah berhubungan seks untuk membersihkan area genital Anda.
Apakah Anda menggunakan kondom atau tidak, Anda harus membasuh segala pelumas, keringat, dan / atau cairan tubuh yang terdapat di dalamnya. Jika tidak, Anda bisa berakhir dengan ISK atau infeksi vagina lainnya.
Sedangkan mitos mengenai mencuci vagina dapat mencegah terjadinya kehamilan adalah mitos yang keliru. Faktanya, walaupun Anda mencuci vagina menggunakan sabun biasa atau irigasi, hal tersebut tidak akan mempengaruhi pembuahan yang telah terjadi.
Jadi jika Anda ingin menggunakan metode ini sebagai kontrasepsi dan mengira Anda dapat mencegah kehamilan dengan mencuci vagina setelah berhubungan seksual, Anda salah besar.
2. Tidak buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual
Saya tidak mengatakan Anda harus segera berlari ke kamar mandi begitu selesai bercinta. Anda mungkin ingin menikmati momen pasca melakukan hubungan seksual dengan ngobrol, berpelukan, atau cukup berbaring dan menikmati momen pasca-seks selama beberapa menit.
Tetapi jika Anda ingin buang air kecil, jangan tahan terlalu lama setelah berhubungan seks (dan bahkan jika Anda merasa tidak perlu buang air kecil, cobalah untuk buang air kecil).
Buang air kecil setelah berhubungan seks telah diidentifikasi sebagai teknik yang solid untuk membantu Anda menghindari mengalami ISK.
3. Berbaring dengan menaikkan posisi pinggul
Jika Anda berharap untuk hamil, maka abaikan poin ini - karena kesalahan pasca-seks ini hanya kesalahan jika Anda mencoba untuk tidak hamil.
Daripada menggunakan teknik menaikkan posisi pinggul setelah berhubungan untuk mencegah kehamilan, menggunakan alat kontrasepsi yang telah teruji seperti kondom atau pil kontrasepsi lebih direkomendasikan.
Seharusnya tidak ada pasangan yang mengandalkan teknik ini untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Terutama karena ada beberapa perdebatan mengenai apakah teknik ini benar-benar dapat mencegah sperma untuk membuahi sel telur..
4. Tidak pernah melakukan pemeriksaan mengenai infeksi menular seksual
Walaupun rasanya tidak terlalu sopan untuk meminta pasangan melakukan pemeriksaan IMS (Infeksi menular seksual). Tetapi melakukan pemeriksaan adalah hal yang sangat penting.
Pasalnya melakukan pemeriksaan IMS perlu dilakukan untuk melindungi diri dan pasangan Anda. Pemeriksaan ini tidak hanya perlu dilakukan oleh pasangan pra nikah yang melakukan aktivitas seksual, tetapi juga perlu dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah.
Selain untuk mencegah terjadinya penularan, pemeriksaan IMS sejak dini juga dapat membantu proses pengobatan dan mencegah terjadinya komplikasi yang sebenarnya memberikan keuntungan bagi kedua pihak.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.