Sudah hampir setahun sejak berita mengenai virus Corona pertama kali muncul di wilayah Wuhan, China dan kemudian mulai menyebar ke berbagai negara. Bagaimana tidak, virus Corona Covid-19 telah menimbulkan dampak yang luar biasa pada kehidupan masyarakat dunia di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Meski di awalnya WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) belum menetapkan status darurat global, tetapi status itu telah diganti menjadi darurat kesehatan global bahkan masuk dalam kategori pandemi. Beragam upaya dan penelitian pun terus dilakukan untuk meminimalisir bahaya virus Covid 19 karena ada banyak sekali perubahan yang terjadi selama pandemi ini.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Baca juga: Update Terbaru Covid-19
9 Fakta Mengenai Virus Corona (Covid 19) yang Perlu Diketahui
1. Rajin cuci tangan dan gunakan masker
Virus corona diprediksi mudah sekali menular melalui udara atau droplet, termasuk yang disebabkan oleh bersin ataupun batuk dari seorang penderita Covid 19. Apalagi saat ini, dimungkinkan adanya banyak pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) di sekitar. Maka dari itu, penerapan protokol kesehatan Covid 19 seperti rajin mecuci tangan dengan air bersih dan sabun setidaknya dapat membantu mencegah penularan virus corona.
Selain itu, Anda harus menggunakan masker dengan benar ketika berada di luar rumah untuk beraktivitas. Pastikan bahwa mulut dan hidung telah tertutup oleh masker tersebut, bahkan saat ini disarankan untuk menggunakan dua masker dalam sekali penggunaan untuk menghindari partikel kecil yang tidak terlihat.
Jika masker dirasa sudah tidak higienis atau kotor harus segera dibuang lalu cuci tangan kembali. Jika sedang batuk atau bersin, tutup mulut dengan lengan tangan bagian dalam atau telapak tangan lalu segera bersihkan tangan agar virus atau kuman tidak menular ke orang lain. Ada baiknya juga untuk tetap di rumah ketika sedang sakit.
Baca juga: Mengapa Sabun Cuci Tangan Penting dalam Mencegah Virus Corona (Covid-19)?
2. Memiliki jenis virus corona yang sama dengan SARS dan MERS
Penyakit MERS dan SARS yang pernah merebak beberapa tahun lalu ternyata juga berasal dari coronavirus. Namun, untuk tingkat keparahan Covid 19 sendiri masih belum bisa diprediksi karena membutuhkan penelitian mendalam yang cukup lama.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Virus MERS-CoV yang pertama kali dilaporkan berasal dari daging atau susu unta, sementara kasus SARS di tahun 2002-2003 awalnya dilaporkan terjadi di China yang mungkin berasal dari kelelawar dan musang. Begitupun dengan kasus 2019-nCoV (Covid 19) ini yang diduga berasal dari penularan virus akibat menyentuh atau mengonsumsi daging hewan yang telah terinfeksi virus corona yakni kelelawar, tetapi hal ini masih diteliti.
Baca juga: Virus Corona (Covid 19)
3. WHO meningkatkan status Corona (Covid-19) ke level tertinggi
Kasus Coronavirus yang telah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia ini telah membuat perubahan besar dalam kebiasaan sehari-hari. Hal ini juga membuat WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) meningkatkan level status risiko virus Corona (Covid 19) ke level tertinggi dan menetapkan Covid-19 ini sebagai pandemi (wabah yang menyebar begitu luas). Hal ini dikarenakan hampir setiap harinya muncul kasus baru di beberapa negara yang sebelumnya 'terlihat aman' dari penyebaran virus Corona, termasuk di New Zealand, Meksiko, hingga Nigeria.
Selain itu, WHO juga mengubah sebutan Novel Coronavirus dengan merilis nama baru yaitu Covid-19, yang berarti: Co - Corona; Vi - Virus; D - Disease atau penyakit; 19 - Tahun 2019. Tahun 2019 tepatnya 31 Desember 2019, WHO menerima informasinya mengenai wabah coronavirus di China dan saat ini coronavirus sudah dinyatakan sebagai ancaman kesehatan global.
4. Pencegahan dan penanganan di berbagai negara dunia
Untuk membantu mencegah masuknya virus corona ke negara lain, hampir semua negara di dunia membentuk langkah pencegahan termasuk membatasi jadwal penerbangan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk mewajibkan seluruh penumpang maskapai penerbangan menunjukkan surat keterangan sehat atau bebas Covid 19.
Selain itu, berdasarkan anjuran WHO, setiap orang wajib menjalankan protokol kesehatan Covid 19 yang meliputi mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Pola hidup sehat dan bersih juga menjadi sangat penting untuk dilakukan, yakni mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, memiliki waktu tidur yang cukup, rajin berolahraga, dan mengonsumsi vitamin suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh tetap optimal dalam melawan virus Covid 19.
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
5. Mengalami gejala gangguan pernapasan
Fakta mengenai virus corona lainnya adalah Covid-19 memiliki gejala yang mirip dengan penyakit pneumonia atau radang paru-paru, seperti batuk terus menerus. Jika penderita Covid 19 mengalami gangguan pernapasan ini, maka harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Karena jika dibiarkan, maka akan menyebabkan rasa sesak dan sulit bernapas yang tentunya sangat berbahaya bahkan berakibat fatal. Oleh karenanya, penggunaan ventilator juga mungkin dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kadar oksigen dan melancarkan pernapasan.
6. Penanganan awal jika mengalami gejala virus corona
Selain mengalami gangguan pernapasan, penderita coronavirus Covid 19 juga mungkin merasakan gejala Covid 19 lainnya, seperti demam, mual, muntah, anosmia, mudah lelah, maupun diare. Bahkan beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apapun atau biasa disebut OTG. Maka dari itu, bagi Anda yang masih harus beraktivitas di luar rumah ada baiknya untuk melakukan tes pemeriksaan Covid 19 secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini.
Baca juga: Memahami Perbedaan 3 Tes COVID-19: PCR, Swab Antigen, dan Rapid Test
Selain itu, untuk mencegah penyebaran yang lebih luas ketika merasakan badan tidak fit ada baiknya untuk segera memeriksakan kesehatan ke dokter karena penanganan dini sangat penting dalam mengurangi tingkat keparahan Covid 19. Masa inkubasi virus corona (Covid-19) juga diperkirakan terjadi selama 2-14 hari sejak terinfeksi, maka pasien Covid 19 harus melakukan isolasi baik di rumah sakit rujukan maupun isolasi mandiri di rumah (ditentukan berdasarkan gejala yang ddialami).
7. Lebih rentan menyerang lansia dan penderita penyakit komorbid
Virus corona Covid 19 dianggap lebih rentan menyerang orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak karena efek daya tahan tubuh yang lebih rendah. Tetapi dalam berbagai kasus, tidak menutup kemungkinan bisa juga terjadi pada orang dewasa karena efek mobilitas yang umumnya masih tinggi.
Oleh karena itu, setiap orang perlu memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang terdekatnya dengan tidak mengganggap remeh virus Covid 19 serta menerapkan protokol kesehatan Corona. Karena kondisi kesehatan dapat semakin parah jika penderita coronavirus (Covid 19) juga memiliki riwayat penyakit komorbid, seperti penyakit paru-paru, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, maupun penyakit autoimun.
Baca juga: Jaga Sistem Imun dengan Konsumsi Vitamin dan Mineral
8. Gejala baru Covid 19 yang mulai bermunculan
Terkait dengan adanya wabah virus corona yang sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia dan tingginya kasus kematian global, sejumlah imbauan dan informasi baru terus diperbarui oleh WHO dan instansi kesehatan di setiap negara. Hal ini termasuk bagaiaman cara mengenali gejala virus Covid 19 serta cara memimalisir risiko terinfeksi Coronavirus ini.
Beberapa gejala Covid 19 terbaru dilaporkan terus bermunculan, di antaranya anosmia atau hilangnya kemampuan indera penciuman hingga yang terbaru adalah sariawan. Padahal sebelumnya sudah ada beragam macam gejala Corona Covid 19, seperti demam, batuk kering, diare, kelelahan, mata merah (konjungitivitis), hingga gangguan psikotik.
9. Memulai tahap vaksinasi coronavirus (Covid-19)
Dalam upaya menekan jumlah kasus virus Corona Covid 19 dibutuhkan kesadaran dan kerjasama seluruh pihak, baik masyarakat ataupun pemerintah. Caranya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan Covid 19 secara tepat bersamaan dengan program vaksin Covid 19 yang telah disediakan oleh pemerintah secara gratis.
Karena dengan dilakukannya vaksinasi diharapkan dapat melindungi masyarakat dari bahaya virus Covid 19 dan membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas. Vaksin sendiri bermanfaat untuk menurunkan efek rentan akibat infeksi dan gejala Covid 19 yang parah.
Jaga kebersihan diri sendiri dan orang terdekat dari virus Corona (Covid-19) dengan rajin cuci tangan dengan sabun, kenakan masker pelindung, gunakan tisue ketika bersin atau batuk, dan hindari tempat keramaian. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan minum air putih serta multivitamin.
Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, bersin, atau kondisi lainnya, sebaiknya segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan. Untuk informasi atau laporan mengenai kasus Covid-19, bisa melihat di website resmi www.covid19.go.id atau menghubungi hotline Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) khusus COVID-19 di nomor 119 ext. 9. Pencegahan dan penanganan awal akan membantu mengurangi risiko bahaya atau komplikasi yang lebih parah.
Sekilas Mengenai Covid-19
Covid-19 atau penyakit yang disebabkan oleh virus Corona telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Virus tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan dengan gejala demam, batuk, bersin, sakit kepala, sesak nafas, nyeri dada, hingga menyebabkan pingsan.
Penularan virus bisa terjadi melalui batuk atau bersin, bersentuhan dengan penderita, serta menyentuh benda yang telah terkontaminasi karena virus dapat bertahan hingga 24 jam di permukaan benda. Untuk mencegah penyebaran virus Corona, sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri.
Baca selengkapnya: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Coronavirus
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.