Banyak orang mengira bahwa penderita buta warna berarti tidak bisa melihat warna-warna yang ada di sekitarnya. Padahal, orang dengan buta warna tetap bisa melihat warna, hanya saja mereka tidak bisa membedakan beberapa pasangan warna komplementer (kontras).
Buta warna sebetulnya merupakan istilah awam dari Color Vision Deficiency (CVD) atau keterbatasan penglihatan warna. Buta warna adalah kelainan akibat ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu, biasanya disebabkan oleh faktor keturunan.
Pernahkah Anda membayangkan seperti apa mimpi orang buta warna? Apa benar hitam-putih seperti yang Anda duga? Agar tidak penasaran, simak berbagai fakta unik soal buta warna berikut ini.
Beragam fakta unik seputar buta warna
1. Buta warna lebih banyak dialami oleh pria
Melansir dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 milih Depkes RI, prevalensi buta warna di Indonesia sebesar 7,4%. Ketiga provinsi dengan prevalensi tertinggi berada di DKI Jakarta (24,3%), Kepulauan Riau (21,5%), dan Sumatera Barat (19%).
Dilihat dari jenis kelaminnya, pria ternyata lebih banyak yang mengalami buta warna daripada wanita. Hal ini karena gen buta warna dibawa oleh kromosom X.
Laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X, sedangkan perempuan mempunyai 2 kromosom X. Pada wanita, gen fungsional pada salah satu kromosom X sudah cukup untuk mengimbangi kromosom X lainnya yang bermasalah. Sementara pada pria, kromosom X yang bermasalah tentu tidak bisa ditutupi dengan kromosom Y sehingga risiko buta warna cenderung lebih besar.
Baca Juga: Gejala Buta Warna
2. Buta warna bisa terjadi kapan saja
Meski disebabkan oleh faktor keturunan, ini bukan berarti buta warna sudah pasti terjadi sejak kecil. Faktanya, buta warna bisa terjadi kapan saja, baik dimulai saat lahir, baru muncul saat fase anak-anak, atau bahkan saat dewasa.
Perlu dicatat bahwa buta warna tidak hanya diturunkan secara genetik, tapi juga bisa terjadi akibat faktor penuaan, kerusakan retina, atau gangguan mata lainnya.
3. Jenis buta warna
Buta warna ternyata tidak hanya buta warna parsial (sebagian) dan buta warna total, lho! Berdasarkan kerusakan pada fotopigmen, ada 3 jenis buta warna yaitu buta warna merah-hijau, buta warna biru-kuning, dan buta warna total.
1. Buta warna merah-hijau
Paling umum di masyarakat. Jenis buta warna ini terjadi ketika fotopigmen di sel-sel kerucut merah (protan) dan hijau (deutran) tidak berfungsi dengan baik.
2. Buta warna biru-kuning
Biasanya terjadi ketika fotopigmen di sel-sel kerucut biru (tritan) tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini menyebabkan seseorang melihat warna biru menjadi hijau dan kuning menjadi violet atau abu-abu terang.
3. Buta warna total
Kasus buta warna total (monochromacy)cukup jarang di masyarakat. Penderita buta warna jenis ini tidak bisa melihat warna sama sekali dan kemungkinan ketajaman visualnya juga akan berpengaruh.
Baca Selengkapnya: Buta Warna Tak Selalu Hitam dan Putih: Mengenal Jenis-Jenis Buta Warna
4. Mimpi orang buta warna ternyata tidak selalu hitam-putih
Karena penderita kesulitan membedakan warna di kehidupan sehari-hari, tidak sedikit orang yang mengira bahwa mimpi orang buta warna juga pasti bernuansa hitam-putih layaknya tontonan TV jaman dulu. Namun, apa benar begitu?
Ternyata tidak selalu, kok. Hal ini tergantung dari kapan seseorang mengalami buta warna.
Karena mimpi merupakan cerminan dari apa yang ia pernah lihat, orang yang mengalami buta warna setelah lahir bisa saja memiliki mimpi yang berwarna-warni. Pasalnya, mereka sudah mengenali jenis-jenis warna sebelum pada akhirnya mengalami buta warna.
Lain halnya dengan mereka yang terlahir dengan buta warna total, mereka hanya bisa melihat warna hitam, putih, dan abu-abu. Mereka tidak pernah mengetahui warna itu seperti apa, sehingga otak tidak memiliki memori tentang warna apa pun untuk membuat mimpi yang berwarna.
5. Pekerjaan ringan bisa jadi sulit jika Anda buta warna
Tidak mudah menjadi seseorang dengan buta warna. Kondisi ini tentu sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, bahkan saat melakukan pekerjaan sederhana yang melibatkan warna.
Misalnya saja, Anda tentu akan sulit membedakan mana kecap dan sirup cokelat karena sekilas warnanya tampak mirip. Begitu juga saat membedakan mana pisang matang dan pisang mentah.
Kalau biasanya Anda bisa membedakan kematangan pisang hanya dengan melihat warna kulitnya, penderita buta warna biasanya sampai harus menggigit pisang untuk mengetahui mana yang matang dan masih mentah.
6. Seorang ayah tidak bisa menurunkan buta warna pada anaknya
Meskipun lebih banyak dialami oleh kaum pria, gen buta warna ternyata justru diturunkan dari ibu. Menariknya, hanya wanita lah yang bisa menurunkan gen buta warna.
Apabila ibu mengalami buta warna merah-hijau, maka seluruh anak laki-lakinya akan mengalami hal yang sama. Lain halnya jika seorang ayah mengalami buta warna, maka belum tentu anaknya akan mengalami hal serupa apabila ibunya tidak membawa gen buta warna tersebut.
7. Buta warna tidak bisa disembuhkan
Sayangnya, buta warna tidak bisa disembuhkan. Pasalnya, kebanyakan kasus buta warna terjadi akibat faktor genetik dan hadir sejak lahir. Tentu akan cukup sulit untuk mencegah atau mengobati buta warna akibat keturunan.
Namun bagi orang-orang dengan buta warna merah-hijau, mereka dapat menggunakan lensa kontak khusus untuk membantunya membedakan warna lebih jelas. Lensa ini hanya bisa digunakan di luar ruangan dalam kondisi pencahayaan yang terang. Sayangnya, beberapa penderita menganggapnya tidak terlalu membantu penglihatannya.
Baca Juga: 5 Tes untuk Pemeriksaan Buta Warna
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.