Kebanyakan orang mengira bahwa kanker kulit hanya bisa terjadi akibat terkena sinar matahari yang terlalu lama. Padahal, ternyata ada beberapa hal lainnya yang tanpa disadari juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker ini. Mengetahui penyebab kanker kulit sangat penting agar kita bisa lebih melindungi diri dari risiko terkena jenis kanker yang satu ini.
Sekilas tentang kanker kulit
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya mutasi pada DNA sel-sel kulit sehingga menjadi pertumbuhannya tak terkendali. Sel-sel kanker tersebut bahkan juga bisa menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lainnya.
Biasanya, kanker kulit berkembang di daerah kulit yang paling sering terpapar sinar matahari seperti wajah, kulit kepala, leher, dada, dan lengan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga jika kanker bisa menyerang area kulit yang tidak terkena sinar matahari langsung seperti telapak tangan, telapak kaki, bahkan daerah genital.
Berbagai penyebab kanker kulit dan faktor risikonya
Setiap orang berisiko mengalami kanker kulit. Namun, ada beberapa hal yang tanpa disadari dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, di antaranya:
1. Memiliki warna kulit cerah
Memiliki warna kulit cerah memang menjadi dambaan banyak orang. Namun, dibalik daya tariknya ini, orang yang punya kulit cerah justru berisiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
Warna kulit yang cerah hanya memiliki sedikit melanin, yakni pigmen yang bertugas untuk melindungi kulit dari sinar UV. Risiko ini sama halnya dengan orang yang kulitnya cerah dengan bintik-bintik disertai rambut pirang dan warna mata terang seperti pada orang albino ataupun bule.
Meski begitu, bukan berarti orang yang berkulit gelap benar-benar terbebas dari kanker kulit. Risikonya akan tetap ada, tapi memang cenderung lebih rendah.
Terlepas dari apa pun warna dan jenis kulitnya, Anda tetap perlu waspada dengan risiko kanker kulit. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda menemukan benjolan atau lesi mencurigakan di bagian kulit mana pun.
Baca selengkapnya: Gejala Kanker Kulit Berbeda Tergantung Jenisnya, Ini Daftarnya
2. Para pekerja lapangan
Orang-orang yang sering beraktivitas di luar ruangan seperti pekerja lapangan cenderung berisiko mengidap kanker kulit. Hal ini karena kulit mereka lebih sering terpapar sinar matahari sehingga risiko kanker kulit jadi lebih besar.
Menariknya, orang yang berprofesi sebagai pilot dan awak pesawat yang secara kasat mata nampak bekerja indoor, ternyata memiliki risiko kanker kulit yang sama besarnya. Hal ini terkait dengan peningkatan paparan sinar UV dan radiasi kosmik yang berhubungan dengan ketinggian. Kaca atau jendela pesawat ternyata tidak cukup kuat untuk menahannya.
Beberapa jenis pekerjaan lain seperti para pekerja di industri logam, tambang, konstruksi dan lainnya yang kerap terpapar bahan kimia pun tak luput dari tingginya risiko akan kanker kulit.
3. Suka berjemur
Siapa sangka bahwa kebiasaan berjemur di bawah sinar matahari (tanning) juga bisa menjadi salah satu penyebab kanker kulit. Alih-alih mendapatkan kulit cokelat eksotis, keranjingan tanning justru diam-diam dapat memicu kanker kulit.
Baca juga: Agar Tubuh Sehat, Kapan Waktu Terbaik Berjemur di Pagi Hari?
4. Memiliki banyak tahi lalat
Keberadaan tahi lalat di beberapa bagian tubuh sebetulnya merupakan hal yang normal. Namun, Anda perlu waspada jika jumlah tahi lalat terlalu banyak, sebab hal ini dikhawatirkan menjadi gejala kanker kulit.
Perbedaan tahi lalat normal dan abnormal (nevi displastik) bisa dilihat dari 3 hal, yaitu ukuran, bentuk, dan warnanya. Ciri-ciri tahi lalat yang tidak normal adalah:
- Ukuran tahi lalat lebih dari 6 milimeter (mm)
- Bentuknya tidak simetris
- Pinggirannya berlekuk-lekuk
- Warnanya bervariasi, bukan cuma hitam atau cokelat saja
Tahi lalat yang menjadi ciri-ciri kanker kulit adalah tahi lalat tersebut membesar dari waktu ke waktu, terasa gatal atau sakit, disertai dengan timbulnya lesi kulit berbentuk kasar, bersisik, dan berwarna cokelat tua atau kemerahan.
5. Riwayat keluarga
Risiko terserang kanker kulit lebih besar kemungkinannya pada mereka dengan riwayat keluarga serupa. Sekitar 10% penderita kanker kulit nyatanya memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama.
Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh kebiasaan dari keluarga tersebut yang suka berjemur, perubahan gen tertentu (mutasi) yang berjalan dalam keluarga, atau gabungan dari berbagai faktor lainnya.
6. Sistem imun yang lemah
Masalah pada sistem imun juga bisa menjadi penyebab kanker kulit. Orang-orang yang sistem imunnya lemah seperti pasien transplantasi organ, penderita HIV/AIDS dan orang-orang dengan kondisi kulit tertentu seperti solar keratosis (actinic keratosis) atau xeroderma pigmentosum lebih berisiko terkena infeksi, termasuk juga kanker kulit.
7. Menjalani terapi radiasi
Seseorang yang menjalani terapi radiasi baik untuk pengobatan kanker atau kondisi kulit seperti jerawat parah, eksim, dan psoriasis lebih berisiko mengalami kanker kulit non melanoma, terutama karsinoma sel basal (basal cell carcinoma, BCC).
Cara mencegah risiko kanker kulit sejak dini
Kanker kulit memang bisa terjadi pada siapa saja, tapi Anda pun bisa mencegahnya mulai dari sekarang. Guna melindungi diri dari ancaman kanker kulit, lakukan beberapa upaya pencegahan berikut ini:
- Hindari terkena sinar matahari terlalu lama, terutama pada pukul 10 pagi hingga 4 sore.
- Kalaupun harus bepergian atau beraktivitas di bawah teriknya sinar matahari, gunakanlah selalu tabir surya berspektrum luas dengan SPF minimal 15.
- Pakai baju dan celana panjang untuk menutupi kulit. Lengkapi juga dengan memakai topi sebagai perlindungan tambahan saat harus berhadapan dengan teriknya sinar matahari.
- Hati-hati dengan beberapa jenis obat-obatan yang dapat membuat kulit lebih peka terhadap sinar matahari.
- Hindari penggunaan krim maupun produk kecantikan yang tak jelas kandungan juga keamanannya.
Yang tak kalah penting, perhatikan selalu setiap perubahan yang terjadi pada kulit. Bila Anda menemukan adanya tahi lalat yang abnormal atau lesi kulit yang mencurigakan di bagian tubuh manapun, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat terdeteksi, maka penyebab kanker kulit semakin cepat ditangani dan peluang keberhasilan pengobatan juga akan semakin besar.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.