Munculnya varian baru COVID-19 Omicron menarik perhatian dunia. Sejak ditetapkan sebagai varian yang perlu diwaspadai (Variant of Concern / VOC), masyarakat diminta untuk semakin mengetatkan protokol kesehatan agar tidak terinfeksi virus ini. Lantas, seperti apa gejala Omicron dan apa bedanya dengan gejala COVID-19 yang umum? Berikut daftarnya.
Gejala Omicron
Keberadaan varian Omicron menjadi pengingat bahwa pandemi masih berlangsung. Maka itu, masyarakat tak boleh lengah dan perlu mewaspadai gejala Omicron yang mungkin muncul, sekalipun sudah divaksin.
Ciri-ciri Omicron sedikit berbeda dengan gejala COVID-19 pada umumnya, tetapi cenderung ringan. Varian Omicron tidak menyebabkan hilangnya indera penciuman maupun perasa atau demam tinggi.
Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal The BMJ tahun 2021, setidaknya ada lima gejala Omicron yang paling umum, antara lain:
1. Batuk kering
Batuk lebih sering dianggap sebagai gejala flu biasa. Namun, mulai sekarang, Anda perlu waspada karena ini termasuk salah satu ciri-ciri Omicron.
Omicron diketahui menyebar lebih cepat daripada varian COVID-19 lainnya. Bahkan, penularannya mungkin melebihi varian Delta.
Jika Anda mengalami batuk yang tak kunjung sembuh, sebaiknya segera lakukan tes COVID-19 guna memastikan penyebabnya, apakah karena flu biasa atau gejala Omicron.
Baca juga: Muncul Varian Omicron, Apa Bedanya dengan Delta?
2. Pilek
Berdasarkan laporan kesakitan dan kematian milik CDC, dari 43 kasus Omicron paling banyak ditemukan gejala pilek, batuk, dan kelelahan. Sekitar 58% penderita di antaranya berusia 18-39 tahun dan 79% sudah menerima dosis kedua vaksin COVID-19.
3. Kelelahan
Dokter sekaligus Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee, mengungkapkan bahwa pasien yang terpapar varian Omicron mengeluhkan nyeri di seluruh tubuh dan kelelahan yang parah.
Gejala COVID-19 varian ini bisa berlangsung selama 1-2 hari. Ada pula yang merasakan pegal-pegal hingga menghalangi aktivitasnya.
4. Sakit dan gatal di tenggorokan
Beda dengan gejala COVID-19 pada umumnya, gejala Omicron kerap menimbulkan sensasi tenggorokan gatal yang tak biasa. Berdasarkan data dari aplikasi Zoe Covid, gejala ini muncul pada orang dewasa usia 18-65 tahun dan berlangsung selama 5 hari.
5. Sakit kepala
Menurut investigasi yang dilakukan oleh Norwegian Institute of Public Health di Oslo pada 26 November, sekitar 70% orang yang terinfeksi varian baru COVID-19 Omicron mengalami sakit kepala. Sebagian besar penderitanya berusia 30-50 tahun dan sudah menerima dosis kedua vaksin COVID-19.
Gejala sakit kepala akibat varian Omicron cenderung bertahan selama 3 hari atau lebih. Rasa nyerinya bisa terasa di kedua sisi kepala meskipun sudah minum obat.
Berapa lama gejala Omicron muncul dari awal infeksi?
Sama seperti varian lainnya, ciri-ciri Omicron bisa muncul 3-14 hari dari awal infeksi. Rata-rata sekitar 5-6 hari.
Orang yang terinfeksi Omicron bisa juga tidak bergejala, tetapi masih bisa menginfeksi orang lain sekitar 2 hari sebelum gejala bermunculan. Itulah sebabnya, Anda dianjurkan untuk tetap berada di dalam rumah jika merasa terkena flu. Segera lakukan tes COVID-19 untuk memastikan apakah Anda terinfeksi virus corona atau gejala flu biasa.
Meskipun gejala Omicron bisa dibilang ringan, tetaplah menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, hingga menghindari kerumunan. Terlebih, varian Omicron diklaim lebih cepat menular. Jangan lengah walaupun Anda sudah menerima dosis vaksin yang lengkap.
Baca juga: Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.