Seperti yang dikutip dari WHO (World Health Organization), Tuberkulosis (TB) adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Pada 2017, 10 juta orang terkena penyakit TB, dan 1,6 juta meninggal karena penyakit ini (termasuk 0,3 juta di antara orang dengan HIV).TB telah menjadi pembunuh utama pada penderita HIV-positif.
Mengenai Tuberkulosis
TBC adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru dibandingkan dengan penyakit lain yang disebabkan oleh agen infeksi tunggal, TBC adalah pembunuh terbesar kedua di dunia.
Apa yang menyebabkan tuberkulosis?
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) yang paling sering menyerang paru-paru. TBC dapat disembuhkan dan dicegah.
TB menyebar dari orang ke orang melalui udara. Ketika orang dengan TB paru batuk, bersin atau meludah, mereka akan mendorong kuman TB ke udara dan dihirup oleh orang lain hingga infeksi dapat masuk ke paru.
Gejala Tuberkulosis
Gejala awal pada terjadinya tuberkulosis antara lain:
- Lemah
- kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan
- menggigil, demam
- keringat di malam hari
- batuk parah yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih
- sakit dada
TB juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Gejala yang akan muncul tergantung pada bagian tubuh yang terpengaruh.
Mengenai Pengobatan Tuberkulosis
Terdapat poin yang diketahui sebagai pencapaian dalam pengobatan penyakit tuberkulosis diantaranya:
- Pemberantasan infeksi M. tuberculosis
- Pencegahan perkembangan resistensi obat
- Mencegah kekambuhan penyakit
- Pencegahan penularan M. tuberculosis
Kepatuhan obat menjadi salah satu cara untuk memberantas serta mencegah perkembangan infeksi di dalam tubuh. Tidak semua orang mengganggap ini hal mudah karen kebiasaan hidup yang berbeda yang membuat sulitnya mengatur waktu dan rutinitas obat yang dikonsums.
Penderita tuberkulosis memerlukan pemberian obat kombinasi, terutama bagi penderita TB aktif. orang dengan TB aktif (terutama TB-MDR) akan memerlukan kontrol ketat dalam pemberian obat
Antibiotik biasanya harus diminum dalam waktu yang relatif lama. Lama waktu standar untuk rangkaian antibiotik TB adalah sekitar 6 bulan.
Pengobatan menjadi efektif apabila diberikan sesuai dosis, waktu, dan jenis pemberian obat. Beberapa obat TB yang perlu dikenali yaitu:
- Isoniazid (INH)
- Rifampicin (RIF)
- Ethambutol (RMB)
- Pyrizinamide (PZA)
- Streptomycin
Obat ini diberikan secara kombinasi tetap selama 6 atau 9 bulan tergantung jenis TB yang terkena.
Empat jenis obat yaitu INH, RIF, PZA, dan EMB harus dimasukkan dalam rejimen pengobatan awal sampai hasil tes kerentanan TB obat tersedia. Setiap obat dalam rejimen awal memainkan peran penting.
INH dan RIF memungkinkan rejimen jangka pendek dengan tingkat kesembuhan yang tinggi. PZA memiliki aktivitas sterilisasi yang kuat, yang memungkinkan pemendekan rejimen lebih lanjut dari 9 hingga 6 bulan.
EMB membantu mencegah munculnya resistansi RIF ketika resistansi INH primer ada. Jika hasil tes kerentanan obat diketahui dan organisme sepenuhnya rentan, EMB tidak perlu dimasukkan.
Fase lanjutan perawatan diberikan selama 4 atau 7 bulan.
Fase kelanjutan 4 bulan harus digunakan pada pasien dengan TB tanpa komplikasi, , yang rentan terhadap obat, jika ada konversi dahak yang didokumentasikan dalam 2 bulan pertama.
Fase kelanjutan 7 bulan hanya disarankan untuk:
- Pasien dengan penyakit TB paru kavitas atau luas yang disebabkan oleh organisme yang rentan terhadap obat dan kultur dahak positif yang diperoleh pada saat penyelesaian 2 bulan pengobatan
- Pasien yang fase pengobatan awal tidak termasuk PZA; atau
- Pasien dirawat dengan obat INH dan RPT sekali seminggu dan yang memiliki hasil tes darah 2 bulan dengan hasil positif.
Kepatuhan obat tuberkulosis harus didasari dengan tekad kuat untuk sembuh dari penyakit. Sebaiknya sama sekali untuk tidak lupa mengonsumsi obat setiap hari sesuai anjuran dokter. Anda harus terbiasa dengan Siklus pengobatan demi kesembuhan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pengobatan Tuberkulosis.
- Minumlah obat sesuai petunjuk. Jangan berhenti minum obat meskipun anda sudah merasa lebih baik.
- Mengonsumsi obat diluar atau tidak sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh dokter Anda dapat menyebabkan bakteri TB menjadi kebal terhadap obat tersebut ( resistensi obat)
- Minumlah obat dalam dosis tunggal setiap hari, pada waktu yang bersamaan dan untuk periode yang diperlukan sesuai petunjuk. Ingat: dosis obat yang hilang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan.
- Beberapa obat, seperti Rifampicin, harus diminum dengan perut kosong ketika berinteraksi dengan makanan.
- Pastikan dosis setiap obat yang Anda minum sudah benar.
- Hindari alkohol selama periode perawatan Anda.
- Gangguan perut ringan dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi biasanya membaik selama beberapa hari.
- Perhatikan semua efek samping pada jenis obat yang dikonsumsi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.