Trypophobia : Gejala, penyebab, pengobatan

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pernahkah kamu melihat lubang-lubang ataupun tonjolan-tonjolan kecil yang tersusun dalam pola tertentu yang membuat kamu bergidik dan merasakan keresahan dan ketakutan berlebihan terhadapnya?

Bila ya, mungkin kamu memeiliki yang namanya Trypophobia. Apakah Trypophobia itu sebenarnya? Apa penyebabnya dan bagaimana penangananannya? Yuk, kita cermati bersama.

Apa itu Phobia atau Fobia?

Rasa takut adalah hal yang normal dimiliki manusia. Rasa takut adalah bagian dari insting bertahan hidup yang mendorong kita untuk menjauhi benda-benda dan situasi yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup kita. Lebih lanjut, rasa takut yang berlebihan merupakan suatu gangguan. 

Gangguan ini dinamakan fobia. Fobia didefinisikan sebagai rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu hal, fenomena ataupun situasi.

Penderita fobia akan melakukan segala hal yang mungkin untuk dapat menghindari penyebab fobianya dan biasanya usahanya tersebut melebihi ancaman bahaya nyata yang dimiliki oleh benda, fenomena ataupun situasi yang mencetuskan rasa ketakutan tersebut. 

Sebagai contoh adalah seseorang yang memiliki fobia terhadap laba-laba. Laba-laba sendiri umumnya tidak akan menyakiti orang tersebut tetapi sebagai penderita fobia terhadap laba-laba, orang itu mungkin akan berteriak, lari menjauhi laba-laba tersebut ataupun menangis karena merasa sangat takut.

Penderita fobia juga dapat menemukan bahwa fobianya menghambat kehidupan sehari-harinya bila rasa takut yang berlebihan ini tidak dapat dikendalikan.

Apa itu Trypophobia?

Lalu bagaimana dengan Trypophobia? Pada penderita Trypophobia, yang mencetuskan rasa takut adalah tonjolan-tonjolan ataupun lubang-lubang kecil yang membentuk susunan ataupun pola tidak beraturan tertentu. 

Contoh hal yang dapat mencetuskan rasa takut pada penderita Trypophobia adalah bunga lotus yang berongga dengan bijinya yang masih berada di dalam bunga tersebut. Istilah Trypophobia sendiri jarang digunakan dalam kajian ilmiah karena tidak digolongkan secara spesifik sebagai gangguan kesehatan jiwa. 

Meskipun demikian, sejatinya benda dan situasi apapun dapat mencetuskan rasa takut. Karenanya, Trypophobia ini dapat digolongkan sebagai suatu tipe fobia spesifik.

Tidak banyak kajian ilmiah yang dilakukan berkaitan dengan tema ini tapi para peneliti memiliki hipotesis bahwa rasa takut ataupun rasa jijik terhadap susunan ataupun pola tertentu ini dapat dikaitkan dengan evolusi dan merupakan bentuk penolakan biologis yang mengasosiasikan bentuk-bentuk Tripofobik dengan bahaya ataupun penyakit. 

Sebagai contoh, beberapa jenis ular, serangga dan laba-laba memiliki karakteristik visual yang mirip dengan benda-benda yang mencetuskan Trypophobia.

Selain itu, beberapa peneliti juga berspekulasi bahwa bentuk Tripofobik menyerupai gambaran parasit dan juga penyakit kusta, cacar dan campak yang menyebabkan timbulnya benjolan-benjolan pada kulit. 

Rasa tidak nyaman yang timbul saat melihat benda dengan pola Tripofobik diduga disebabkan oleh kesulitan otak untuk mengolah bentuk dan susunan pola tersebut yang memiliki karakteristik matematik yang sulit diproses sehingga meningkatkan kebutuhan otak akan oksigen. Hal ini dapat berujung pada rasa lelah dan tegang pada mata dan juga nyeri kepala.

Gejala dan tanda seseorang dengan Trypophobia?

Tanda-tanda bahwa seseorang memiliki Trypophobia bervariasi tetapi penting untuk diingat bahwa sebagai sebuah bentuk fobia, harus didapatkan rasa ketakutan yang berlebihan yang melebihi respons normal orang pada umumnya. 

Dalam kasus Trypophobia, rasa jijik yang berlebihan dapat juga diperhitungkan. Banyak penderrita yang mengeluhkan bahwa mereka bergidik, merinding, mendapatkan serangan panik, berkeringat, merasa mual ataupun gatal dan juga merasakan jantungnya berdegup kencang saat melihat susunan tripofobik. 

Terkadang penderita juga mengeluhkan gemetar, rasa tidak nyaman dan ketidaknyamanan pada mata seperti rasa tegang, distorsi penglihatan (contoh: pandangan kabur) ataupun ilusi.

Cara mengatasi Trypophobia?

Terapi yang dianjurkan untuk penderita Trypophobia adalah seperti yang dianjurkan untuk penderita fobia spesifik lainnya. Salah satu bentuk terapi yang dirasa cukup efektif adalah terapi paparan. 

Melalui terapi paparan, penderita secara bertahap dibantu untuk menghadapi benda atau situasi yang mencetuskan fobianya dengan tujuan untuk perlahan mengurangi rasa ketakutan yang ditimbulkan oleh benda atau situasi tersebut sehingga penderita dapat menjalankan aktivitas hidupnya tanpa terganggu oleh fobia yang dimilikinya.

Sekilas sudah kita pelajari apa itu Trypophobia dan serba-serbinya. Mungkin terdengar aneh bagi kita bahwa susunan pola tertentu dapat memicu rasa takut ataupun jijik luar biasa pada seseorang. Yang penting untuk diingat adalah bahwa benda dan situasi apapun dapat menimbulkan rasa takut.

Gangguan fobia dapat ditangani dan penderita fobia terhadap apapun membutuhkan waktu, usaha dan dukungan untuk dapat mengatasi fobianya.   


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP, Trypophobia (https://www.medicalnewstoday.com/articles/320512.php), 4 January 2018.
Nuna Alberts, LCSW , Trypophobia (https://www.everydayhealth.com/trypophobia-101-beginners-guide/), 12 October 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app