Gorengan merupakan jenis makanan yang sudah sangat akrab dan banyak digemari masyarakat Indonesia. Namun sebelum membeli gorengan di luar, sebaiknya perhatikan dulu kondisi minyak yang digunakan untuk memasak. Awas, ada beberapa yang memasaknya menggunakan minyak goreng hingga berkali-kali dan tidak diganti, bahkan mungkin bisa sampai berhari-hari. Padahal, minyak jelantah yang digunakan berulang kali memiliki risiko buruk bagi kesehatan Anda.
Bahaya penggunaan minyak jelantah saat menggoreng
Semakin sering Anda mengonsumsi makanan yang diolah dengan minyak jelantah, maka semakin besar pula risikonya bagi kesehatan. Berikut sejumlah bahaya minyak jelantah bagi tubuh, antara lain:
1. Infeksi bakteri
Minyak yang sudah dipakai berulang kali dan tidak diganti bisa menjadi sarang pertumbuhan berbagai bakteri jahat. Salah satunya adalah Clostridium botulinum, bakteri penyebab penyakit botulisme.
Bakteri ini bisa berkembang biak dengan memakan partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada di panci atau minyak. Bila Anda mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah, maka Anda akan lebih rentan terkena infeksi bakteri.
2. Meningkatkan risiko kanker
Tanpa disadari, penggunaan minyak jelantah juga menjadi sumber radikal bebas. Ketika Anda menggoreng dengan minyak jelantah, paparan radikal bebas yang akan ikut terserap kedalam makanan yang digoreng.
Begitu dimakan, senyawa radikal bebas akan masuk ke dalam tubuh lalu menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Dalam jangka panjang, partikel radikal bebas tersebut akan berkembang menjadi karsinogen atau zat pemicu kanker.
Semakin sering Anda menggunakan minyak jelantah untuk menggoreng makanan, maka semakin besar pula potensi radikal bebas menumpuk dalam tubuh. Hati-hati, bahaya minyak jelantah tersebut bisa memicu mutasi gen yang memungkinkan sel tubuh Anda bermutasi menjadi sel kanker.
3. Meningkatkan risiko penyakit degeneratif
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli dari University of the Basque Country di Spanyol, minyak jelantah mengandung senyawa organik aldehid. Ketika senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh, aldehid dapat berubah menjadi zat karsinogen seiring berjalannya waktu.
Tidak hanya itu, bahaya minyak jelantah yang mengandung senyawa organik aldehid juga dapat memicu berbagai penyakit degeneratif kronis seperti penyakit jantung, penyakit Alzheimer, bahkan penyakit Parkinson.
4. Kelebihan berat badan atau obesitas
Kebanyakan orang tidak sadar bahwa minyak jelantah yang sering digunakan untuk memasak mengandung kalori dan lemak trans yang tinggi. Seperti yang sudah diketahui, lemak trans adalah jenis lemak jahat yang dapat memicu berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas, penyakit jantung, hingga stroke.
Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Food Chemistry tahun 2016, minyak zaitun murni tidak mengandung lemak trans. Namun setelah digunakan untuk menggoreng berkali-kali, minyak zaitun akan mengeluarkan lemak trans yang tidak baik bagi tubuh.
Asupan kalori dan lemak trans yang berlebihan akan memicu kelebihan berat badan bahkan sampai obesitas. Obesitas sendiri bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius yang tentunya tidak Anda inginkan seperti diabetes dan penyakit jantung.
Baca Juga: Awas, Ini 3 Bahaya Minyak Goreng Bekas Bagi Kesehatan
Tips menggoreng yang lebih sehat
Setelah mengetahui bahaya minyak jelantah bagi tubuh, Anda mungkin langsung ingin menghindari makan gorengan yang dijual di luar. Tenang, Anda tetap bisa, kok, menikmati gorengan asalkan memastikan minyak yang digunakan tergolong sehat.
Berikut ini beberapa tips yang perlu dicermati bila Anda ingin menggunakan minyak untuk menggoreng, yakni:
1. Saring minyak terlebih dahulu
Sebelum menggunakan minyak bekas untuk menggoreng, sebaiknya saring dahulu minyak tersebut. Keluarkan remah-remah dan ampas hitam yang ada di dasar penggorengan supaya minyaknya sedikit lebih aman digunakan.
2. Jangan tunggu minyak sampai terlalu panas
Saat ingin menggunakan minyak untuk menggoreng, perhatikan suhu minyak. Usahakan jangan sampai suhu minyak lebih dari 190º Celsius. Anda bisa menggunakan termometer khusus masak untuk mengukur suhunya.
3. Matikan api kalau sudah matang
Segera matikan api bila makanan sudah matang menyeluruh. Jangan biarkan minyak terlalu lama panas karena bisa mengubah struktur kimia minyak.
4. Simpan minyak di tempat yang dingin dan tertutup
Setelah selesai menggoreng, biarkan minyak agak dingin terlebih dahulu. Setelah itu, segera pindahkan minyak ke wadah khusus dan tutup rapat. Simpan dalam suhu ruangan untuk mencegah tengik dan memperpanjang daya simpan minyak.
Baca Selengkapnya: Tips Cerdas Memilih Minyak Goreng yang Sehat dan Berkualitas
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.