Memiliki riwayat penyakit kanker tidak menghalangi seseorang dari beraktivitas fisik. Sebaliknya, seseorang dengan riwayat penyakit kanker dianjurkan untuk aktif berolahraga agar tubuh menjadi lebih sehat dan agar kanker tidak timbul kembali.
Hanya saja, tentu ada perbedaan batas aktivitas fisik yang diperbolehkan oleh seorang mantan penderita kanker untuk berolahraga. Lantas, jenis olahraga seperti apakah yang diizinkan untuk dilakukan oleh mantan penderita kanker? Berikut penjelasannya.
Keuntungan Berolahraga bagi Mantan Penderita Kanker
Menghilangkan stress
Ketika olahraga, tubuh akan merangsang pengeluaran zat hormone endorphin yang bermanfaat untuk membuat tubuh menjadi lebih tenang dan rileks. Ketika tubuh menghasilkan hormone endorphin, Anda akan merasakan stress berkurang sehingga mood meningkat.
Hampir bisa dipastikan mantan penderita kanker tentu memiliki ketakutan tersendiri akan kondisi tubuhnya. Mereka khawatir kanker akan kembali menyerang. Hal ini wajar karena mantan penderita kanker rentan untuk kembali menderita kanker dibandingkan orang biasa.
Dengan berolahraga rutin dapat membuat mantan penderita kanker menjalani hidup dengan lebih positif.
Meningkatkan kekebalan tubuh
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa berolahraga rutin bagi mantan penderita kanker payudara dapat meningkatkan kekebalan tubuhnya lebih baik ketimbang mantan penderita kanker payudara yang tidak berolahraga rutin.
Hal ini disebabkan olahraga rutin dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, mantan penderita kanker disarankan untuk rajin berolahraga rutin.
Mantan penderita kanker bisa hidup normal kembali
Selesai melakukan terapi pengobatan kanker, seseorang yang sebelumnya menderita kanker tentu akan mengalami penurunan kualitas hidup seperti mudah lelah dan kekuatan fisik berkurang. Untuk mengatasi hal ini, sangat disarankan penderita kanker melakukan olahraga ringan sampai batas yang mampu dilakukan.
Jenis olahraga apa yang boleh dilakukan mantan penderita kanker?
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American College of Sports Medicine (ACSM), mantan penderita kanker tidak dianjurkan untuk diam dan pasif tanpa melakukan aktivitas fisik apapun. Mantan penderita kanker tetap dianjurkan untuk beraktivitas fisik yang aktif sesuai dengan kemampuannya.
Membiarkan tubuh tidak bergerak aktif justru dikhawatirkan dapat membuat tubuh mengalami berbagai penyakit degeneratif seperti serangan jantung, stroke, diabetes mellitus hingga jantung koroner.
Jumlah durasi olahraga yang dianjurkan untuk mantan penderita kanker berusia dewasa dari 18 sampai 64 tahun adalah selama 75 menit per minggu untuk olahraga aktivitas berat. Sementara jika olahraga yang dilakukan adalah olahraga ringan, maka durasi yang dilakukan adalah selama 150 menit perminggu.
Meski dianjurkan untuk tetap berolahraga, namun jika mantan penderita kanker mengalami kelelahan serta tidak mampu untuk berolahraga rutin, mereka tetap diperbolehkan untuk menghentikan sementara aktivitas olahraga hingga tubuh mampu berolahraga kembali.
Dua jenis olahraga yang diperbolehkan untuk mantan penderita kanker adalah olahraga intensitas sedang sampai berat. Anda cukup memilih antara salah satu jenis olahraga ini sesuai dengan kemampuan.
Olahraga jenis sedang meliputi olahraga yang tidak membuat pernapasan terengah-engah, misalnya tenis, badminton, voli, baseball, jalan santai hingga berkebun. Olahraga intensitas berat meliputi semua jenis olahraga yang membuat pernapasan terengah-engah seperti mendaki gunung, aerobic, jogging, renang dan bersepeda cepat.
Batasan olahraga untuk mantan penderita kanker
- Mantan penderita kanker memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah karena jumlah sel darah putih yang sedikit. Oleh karena itu, disarankan tidak berolahraga di tempat umum seperti misalnya berenang di kolam renang umum.
- Jika mengalami penurunan kemampuan fisik, dianjurkan olahraga intensitas ringan 10 menit saja setiap hari.
- Jika menderita anemia, tidak disarankan untuk aktivitas fisik berat hingga kembali pulih
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.