Wanita hamil rentan terhadap berbagai macam masalah kesehatan. Salah satunya adalah Hipertensi pada kehamilan. Hipertensi yang muncul saat seorang wanita sedang hamil disebut dengan hipertensi gestasional atau preeklampsia.
Yang menjadi pembeda di antara keduanya adalah pada preeklampsia ditemukan kadar protein di dalam urin, sedangkan hipertensi gestasional tidak.
Preeklampsia dapat terjadi pada 5% hingga 8% dari semua kehamilan. Kondisi ini ditandai oleh tekanan darah tinggi disertai dengan protein dalam urin atau gejala fisik lainnya seperti sakit kepala persisten yang parah dan gangguan penglihatan.
Meskipun sebagian besar wanita yang mengalami preeklampsia akan memiliki tekanan darah yang normal dalam beberapa bulan setelah melahirkan, orang yang selamat dari preeklampsia akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular setelah kehamilan sepanjang hidup mereka.
Penyakit kardiovaskular mengacu pada berbagai komplikasi kesehatan yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah, termasuk tekanan darah tinggi dan stroke, dan penyakit jantung.
Anda mungkin pernah mendengar bahwa merokok, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik disebut sebagai "faktor risiko" penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular. Faktor risiko memiliki arti bahwa kondisi-kondisi tersebut dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit kardiovaskular.
Pada tahun 2011, American Heart Association memasukkan riwayat preeklampsia sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular dalam panduannya.
Efek jangka panjang Hipertensi pada kehamilan terhadap kesehatan seorang wanita
- Hipertensi. Penelitian telah menunjukkan bahwa penderita preeklampsia memiliki risiko tiga hingga empat kali lipat menderita hipertensi dalam jangka 5 tahun ke depan dibandingkan dengan wanita yang melalui kehamilan normal.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140 hingga 90 mmHg. Seiring waktu, peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan stroke dan penyakit jantung.
- Penyakit jantung. Wanita dengan riwayat preeklampsia juga memiliki dua kali risiko penyakit jantung koroner dibandingkan dengan wanita yang memiliki kehamilan normal. Penyakit jantung dapat menyebabkan gangguan irama jantung.
Kondisi ini menyebabkan pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak dan menyebabkan serangan stroke.
- Stroke. Orang yang selamat dari preeklampsia memiliki dua kali lipat risiko stroke. Stroke dapat menyebabkan berbagai masalah jangka panjang termasuk kelumpuhan dan masalah penglihatan, bicara, dan memori.
Faktor risiko Hipertensi dalam kehamilan
Saat seorang wanita mengalami preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan, mereka tidak secara mutlak akan mengalami masalah jantung. Tetapi bagi beberapa wanita, hipertensi dalam kehamilan dapat menjadi pengingat bahwa mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung di masa depan.
Peringatan semacam ini dapat digunakan seorang wanita untuk menghindari faktor risiko stroke lainnya. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
- Kegemukan atau obesitas
- Tekanan darah tinggi (lebih dari 140/90 mm hg)
- Gula darah tinggi
- Trigliserida darah tinggi (sejenis lemak)
- HDL rendah (kolesterol baik)
- Merokok
Cara mencegah terjadinya Stroke pada wanita dengan riwayat Hipertensi kehamilan
Rekomendasi pencegahan stroke untuk wanita menurut American Heart Association meliputi :
- Semua wanita dengan riwayat preeklampsia harus dievaluasi dan dirawat secara teratur untuk menhindari faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, obesitas, merokok, dan kolesterol tinggi. Skrining untuk faktor risiko harus dimulai dalam satu tahun setelah melahirkan.
- Wanita hamil dengan tekanan darah tinggi atau yang mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan sebelumnya harus berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat antikoagulan seperti aspirin.
- Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi (160/110 mmHg atau lebih) harus diobati dengan obat tekanan darah yang aman selama kehamilan.
- Wanita hamil dengan tekanan darah sedang (150-159 mmHg / 100-109 mmHg) harus dipertimbangkan untuk mendapatkan obat tekanan darah yang aman.
- Wanita harus diskrining untuk tekanan darah tinggi sebelum memulai terapi pil KB karena kombinasi pil KB dapat meningkatkan risiko stroke. Seorang wanita yang menjalani terapi pil kb tidak boleh merokok, dan mereka harus menyadari bahwa merokok dan menggunakan pil KB secara bersamaan dapat meningkatkan risiko stroke.
- Wanita perokok yang mengalami migrain dengan aura (gangguan penglihatan) harus berhenti merokok untuk menghindari risiko stroke yang lebih tinggi.
- Wanita di atas usia 75 tahun harus diskrining untuk atrial fibrilasi. Wanita dalam kelompok usia ini lebih cenderung mengalami gangguan irama jantung dibandingkan pria, yang meningkatkan risiko stroke lima kali lipat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.