Sebuah penelitian yang dilakukan di University of California, San Diego School of Medicine menunjukkan adanya perubahan fungsi otak pada penderita anoreksia, atau kelainan psikologis yang membuat orang terus-menerus merasa dirinya terlalu gemuk sehingga membatasi nutrisi yang diterima oleh tubuhnya.
Menurut Christina E. Wierenga, PhD yang merupakan peneliti utama penelitian dari UC San Diego dan profesor associate psikiatri, kebanyakan orang yang merasa lapar akan termotivasi untuk makan, namun tidak dengan penderita anoreksia. Penderita anoreksia seringkali masih membatasi asupan makanan mereka meski sudah merasa lapar. Terdapat bagian otak yang membuat para penderita anoreksia mengabaikan hak mereka untuk menikmati makanan sebagai reward yang memuaskan diri mereka.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
Menurut penelitian ini, terdapat perbedaan respons otak terhadap hak menikmati makanan pada wanita yang didiagnosa menderita anoreksia. Terdapat respons yang menurun kadarnya terhadap hak untuk menikmati makanan, bahkan ketika tubuh merasa lapar. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi wanita yang sehat tanpa gangguan pola makan, di mana terdapat sensitivitas yang tinggi terhadap hak untuk menikmati makanan.
Penelitian ini semakin mendukung pandangan bahwa aspek neurobiology memang ada kaitannya dengan kondisi gangguan pola makan ini. Adanya sirkuit otak yang berbeda pada para penderita anoreksia membuat mereka lebih tidak sensitif terhadap hak untuk menikmati makanan serta terhadap motivasi yang normalnya muncul saat tubuh merasa lapar. Rasa lapar tidak berhasil memotivasi dan membuat mereka ingin makan.
Secara keseluruhan, kondisi anoreksia nervosa sendiri dikenali sebagai gangguan pola makan yang ditandai oleh adanya berat badan di bawah rata-rata, adanya ketakutan mengalami pertambahan berat badan serta adanya persepsi yang buruk mengenai bentuk dan tampilan tubuh.
Anoreksia berkaitan erat denga gangguan pola makan lainnya, seperti bulimia dan gangguan pola makan binge-eating atau makan terus-menerus. Saat dibiarkan terjadi, anoreksia dapat berakibat fatal hingga menyebabkan terjadinya kematian. Oleh sebab itu para penderita anoreksia sebaiknya mendapatkan konsultasi dan penanganan lebih lanjut kepada dokter terkait.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.