Rokok elektrik atau yang lebih sering dikenal dengan istilah vape adalah jenis alat hisap yang berasal dari cairan vape yang dipanaskan, kemudian dapat menghasilkan uap seperti asap. Biasanya vape digunakan bagi perokok yang ingin berhenti merokok dengan cara yang lebih bertahap. Sampai akhirnya hanya menggunakan vape dengan kandungan nikotin sebesar 0 mg.
Kemudian apakah vape itu aman untuk digunakan dalam jangka panjang? simak penjelasannya berikut ini.
Cara Kerja Vape
Vape sebenarnya merupakan sebuah alat yang tersusun dengan beberapa komponen dan fungsinya masing-masing. Akan tetapi vape cenderung lebih praktis untuk digunakan. Apalagi anda tidak memerlukan korek api untuk mengaktifkannya. Bentuknya menyerupai tabung berisi cairan nikotin jika memang dibutuhkan kemudian perasa yang anda pilih sesuka hati.
Sebelumnya vape memiliki status yang belum legal di Indonesia. Akan tetapi saat ini tools atau perangkat vape dijual bebas di pasaran, baik secara online maupun secara offline. Sehingga anda bisa membeli vape dengan desain unik dan rasa yang lebih bervariatif.
Bahan-bahan Vape
Sebelum berniat membeli sebuah vape, anda bisa memastikan terlebih dahulu bahan-bahan yang biasanya terkandung dalam vape berikut ini, antara lain:
Gliserin
Gliserin sebagai salah satu bahan yang biasanya digunakan dalam berbagai produk kecantikan seperti sabun dan kosmetik. Tekstur dari gliserin ini cenderung kental dengan rasa sedikit manis namun tidak berbau.
Nikotin
Sama halnya seperti rokok tembakau, vape juga memiliki kandungan nikotin. Hanya saja bisa diukur takaran jumlahnya. Sehingga masih dapat dimungkinkan bahwa vape dapat membuat kecanduan para pemakainya akibat nikotin. Risiko kesehatan akibat nikotin dari vape ini juga sama dengan nikotin yang ada pada tembakau. Dimana setiap pengguna akan mudah depresi dan cemas jika tubuh kekurangan jumlah dosis nikotin. Penyakit yang bisa timbul seperti memiliki risiko penyakit kanker paru-paru hingga serangan jantung.
Propyl Gilikon
Propyl Gilikon atau PG merupakan salah satu zat adiktif yang biasa ditambahkan ke dalam beberapa makanan. Sehingga untuk dosis yang wajar diperkirakan tidak akan memberikan kerusakan atau penyakit yang kronis. PG sering ditemukan dalam es krim dan pop corn, akan tetapi para pengidap asma diusahakan untuk menghindari bahan ini, karena dikhawatirkan akan membuat asma yang diidap menjadi lebih sering kambuh.
Perisa
Salah satu keunggulan yang seringkali tidak ditemukan dalam rokok tembakau biasa adalah soal rasa. Dimana vape memiliki varian rasa yang beragam dan bisa disesuaikan dengan keinginan anda sebagai pengguna.
Apakah Vape Aman?
Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Public Health Jepang memberikan pernyataan soal penggunaan vape. Dimana dalam vape telah ditemukan satu zat karsinogenik yang dapat memicu rusaknya DNA seseorang dan dapat menimbulkan risiko kanker menjadi lebih besar. Mereka juga menambahkan jika kekuatan zat tersebut mampu mengalahkan 10 kali lebih kuat dari karsinogenik pada rokok tembakau.
Kemudian vape dapat menimbulkan infeksi saluran pernafasan, memperparah sakit asma, stroke dan berakhir pada fungsi jantung yang abnormal.
Demikian pembahasan soal rokok elektrik atau vape, sehingga bisa menjadi pertimbangan anda untuk memilih vape sebagai alat hisap pengganti rokok. Namun yang pasti gunakan vape dengan bijak dan tidak melampaui batas pemakaian. Karena sebenarnya anda bisa segera berhenti merokok dengan atau tanpa bantuan vape terlebih dahulu. Konsultasikan dengan dokter ahli untuk informasi yang lebih detail soal kondisi tubuh anda sendiri.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.