Selain menerapkan pola hidup sehat, pengobatan kardiovaskular dibutuhkan dalam menangani masalah-masalah pada jantung dan pembuluh darah. Salah satu obat yang familiar dipakai adalah verapamil. Merek yang cukup dikenal di pasaran adalah Isoptin.
Verapamil biasa digunakan untuk mengobati angina, aritmia atau detak jantung yang terganggu, dan tekanan darah tinggi. Obat ini merupakan obat yang termasuk dalam golongan obat penghambat saluran kalsium.
Tak sampai di situ. Verapamil juga dapat diandalkan untuk mencegah serangan jantung pada penderita yang sebelumnya pernah terkena serangan tersebut. Verapamil bekerja dengan cara mengurangi kalsium yang masuk ke dalam sel-sel otot pada dinding arteri dan jantung sehingga membuatnya lebih rileks. Kalau sel-sel otot arteri dan jantung rileks, tekanan darah akan berkurang, aliran darah lebih lancar, dan detak jantung menjadi lebih lambat.
1. Manfaat Isoptin pada penderita angina pectoris
Angina pectoris adalah kondisi nyeri atau ketidaknyamanan pada dada yang terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara oksigen yang dibutuhkan otot jantung dengan oksigen yang dibawa oleh darah yang mengalir ke otot jantung.
Di Indonesia, angina pectoris juga dikenal istilah angin duduk. Penyakit ini berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Gejala angina pectoris adalah sebagai berikut:
- Nyeri dada;
- Nyeri dada menjalar;
- Mual;
- Kelelahan;
- Sesak napas;
- Berkeringat;
- Pusing.
Kabar baiknya, angina bisa diatasi dengan obat-obatan verapamil, termasuk Isoptin. Dosis lazim Isoptin untuk pengobatan angina pektoris adalah 240-360 mg per hari yang dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
Baca juga: Bepergian dengan Pesawat dalam Jangka Panjang untuk Penderita Penyakit Jantung
2. Manfaat Isoptin pada penderita aritmia
Aritmia adalah gangguan irama atau laju detak jantung. Gangguan tersebut bisa berupa detak yang lebih cepat, lambat, atau tidak teratur.
Denyut jantung normal untuk orang dewasa berkisar 60 hingga 100 denyut per menit. Sementara pada atlet yang rutin melakukan latihan aktivitas fisik, denyut jantung normalnya berkisar 40-60 denyut per menit.
Denyut jantung biasanya akan bertambah cepat jika kita beraktivitas fisik, misalnya olahraga. Masalahnya, pada kondisi aritmia, jantung bisa berdetak lebih cepat meski sedang tidak melakukan aktivitas fisik. Perubahan ini dikaitkan dengan perubahan jaringan dan aktivitas kelistrikan di dalam jantung.
Jika tidak mendapat perawatan segera, aritmia bisa berakibat pada komplikasi yang mengancam jiwa. Komplikasi aritmia yang mungkin terjadi adalah:
- Gagal jantung;
- Stroke;
- Serangan jantung mendadak;
- Gangguan kognitif.
Dosis lazim penanganan aritmia dengan isoptin adalah 120-360 mg per hari yang dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Penyakit Kardiovaskuler
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.