Saat tubuh demam atau merasa kedinginan, kita biasanya mengompres bagian tubuh untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Sebenarnya, ada 2 jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres dingin.
Kompres hangat dipercaya dapat menurunkan suhu tubuh yang demam. Di sisi lain, kompres dingin biasa digunakan pada bagian tubuh yang memar atau bengkak. Meski begitu, masih banyak orang tidak dapat menentukan apakah harus menggunakan kompres panas atau kompres dingin.
Baca juga: Kompres Panas dan Dingin: Beda Manfaat dan Cara Penggunaan
Fungsi dan cara kerja kompres dingin
Seperti yang telah disebutkan, kompres dingin biasa digunakan pada bagian tubuh yang memar atau bengkak. Kompres air dingin atau es batu bekerja untuk mengurangi aliran darah dan aktivitas saraf di area yang bengkak, memar, atau mengalami peradangan.
Dengan memberikan kompres dingin, aliran darah menuju daerah yang cedera akan melambat dan pembuluh darah menjadi sempit.
Jenis dan cara membuat kompres dingin
Kompres dingin dapat dibuat sendiri atau dibeli di toko medis. Ada beberapa jenis kompres dingin dengan kelebihan dan kekurangannya, meskipun pada dasarnya memiliki cara kerja yang sama.
Kompres gel
Kompres jenis ini lebih dingin dari kompres dingin jenis lain karena digunakan dalam keadaan beku. Kompres gel dapat disimpan dan digunkaan berulang kali. Bagi Anda yang senang berhemat, kompres ini cocok digunakan.
Sayangnya, kompres dingin ini tidak bisa digunakan atau dibawa ke luar rumah karena akan menjadi panas saat dikeluarkan dari lemari pendingin dalam waktu yang lama.
Kompres dingin dari es batu
Kompres dingin ini dapat dibuat sendiri di rumah. Caranya, dengan masukkan es batu ke dalam plastik besar, kemudian masukkan air sampai batu tertutup semua. Selanjutnya, hilangkan udara di dalam plastik dan ikat plastik tersebut.
Saat Anda tidak memiliki kompres siap pakai di rumah, kompres jenis ini bisa menjadi alternatif yang mudah dibuat dan digunakan.
Kompres handuk
Anda juga dapat membuat kompres dingin dari handuk. Celupkan handuk ke air kemudian peras handuk tersebut. Setelah itu, masukkan handuk ke dalam plastic dan simpan di dalam lemari pembeku selama kurang lebih 15 menit.
Kompres dingin handuk ini tidak dapat bertahan lama sehingga Anda harus meletakkan handuk ke dalam lemari pembeku jika merasa sudah tidak dingin.
Kapan kompres dingin dapat diberikan?
Kompres dingin dapat digunakan untuk menangani cedera akut yang baru saja terjadi. Kompres dingin hanya boleh diberikan dalam waktu 48 jam atau dua hari pertama setelah cedera terjadi.
Kompres dingin dapat diberikan dalam kondisi memar, keseleo, digigit serangga, gatal, migrain, bursitis, tendonitis, dan sensasi perih atau terbakar karena sakit arthritis.
Baca juga: Cara Atasi Luka Memar di Rumah
Cara menggunkan kompres dingin
- Angkat anggota tubuh yang mengalami cedera dengan posisi lebih tinggi dari pada jantung. Hal ini akan membantu menghambat aliran darah dan mengurangi bengkak
- Lapisi kompres dengan handuk terlebih dahulu sebelum meletakkan di area tubuh yang cedera. Hal ini berfungsi agar kompres tidak langsung mengenai kulit dan menyebabkan radang dingin (frostbite).
- Letakkan kompres pada daerah yang mengalami memar. Tekanlah kompres agar kompres mengenai seluruh daerah yang cedera. Anda juga bisa menggunakan plester atau ikat kompres. Akan tetapi, Anda harus memastikan ikatan tidak terlalu ketat dan mudah dibuka agar tidak menghalangi sirkulasi.
- Lakukan kompres selama 10-15 meniit atau maksimal 20 menit. Jangan mengompres terlalu lama karena bisa menyebabkan frostbite. Jika Anda mengompres sendirian tanpa bantuan orang lain. Anda tidak boleh tertidur agar Anda ingat untuk melepas kompres.
- Jika kompres dingin digunakan selama berjam-jam bisa membuat kulit Anda rusak sehingga perlu diperhatikan waktu penggunaannya. Lakukan istirahat sejenak sebelum melanjutkan ke sesi kompres dingin selanjutnya
- Ulangi terapi setelah dua jam. Namun, Anda perlu memastikan bahwa daerah yang cedera tidak mati rasa. Jika masih mati rasa, Anda perlu menunggu beberapa saat sebelum melakukan kompres dingin lagi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.