Janumet adalah obat yang biasa digunakan dalam terapi diabetes tipe 2. Fungsinya adalah untuk membantu mengontrol kadar gula darah.
Janumet memiliki kandungan dua obat diabetes sekaligus, metformin dan sitagliptin. Karena itulah, obat ini sering dipakai untuk mengontrol kadar gula darah dalam kasus diabetes 2 yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan tunggal.
Pahami cara kerja Janumet
Pada diabetes tipe 2, tubuh sudah sangat lelah dengan pola makan tinggi gula. Oleh karena itu, tubuh tetap dapat memproduksi hormon insulin. Akan tetapi, sel di dalam tubuh tidak ;peka' terhadap insulin tersebut sehingga tubuh kehilangan kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.
Nah, metformin bekerja untuk mengatasi masalah tersebut. Metformin dapat merangsang sel yang tidak 'peka' terhadap insulin untuk menjadi lebih peka agar bisa mengubah gula darah menjadi gula otot. Obat ini juga efektif menurunkan produksi gula di hati (glukosa) dan mengurangi penyerapan glukosa ke dalam usus. Kerja metformin dalam Janumet tersebut ditunjang dengan sitagliptin yang dapat mengatur kadar insulin yang diproduksi tubuh setelah makan.
Karena memiliki kandungan metformin dan sitagliptin itulah, Janumet tidak bisa digunakan oleh pengidap diabetes tipe 1. Jangan lupa bahwa dalam kasus diabetes tipe 1, tubuh kekurangan atau sama sekali tidak bisa memproduksi insulin. Karena itu yang dibutuhkan para pengidap diabetes tipe 1 adalah pemberian insulin untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.
Baca juga: Kenali 7 Tanda Awal Diabetes Tipe 2
Perhatikan dosis penggunaan Janumet
Dosis obat untuk setiap orang bisa berbeda-beda. Dokter biasanya menentukan dosis obat yang cocok berdasarkan usia, kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh, serta respons mereka terhadap pengobatan.
Maka dari itu, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun, termasuk Janumet. Hal ini semata-mata untuk memastikan bahwa Anda mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan sehingga bisa mendapatkan manfaatnya secara optimal. Dosis lazim Janumet adalah sebagai berikut:
Dosis untuk pasien yang tidak minum obat metformin
- 50 mg sitagliptin / 500 mg metformin hidroklorida diminum 2 kali sehari;
- Peningkatan dosis dilakukan secara bertahap untuk mengurangi efek samping gangguan pencernaan akibat metformin.
Dosis untuk pasien sudah diobati dengan metformin
- Dosis sitagliptin 50 mg diminum 2 kali sehari (dosis total harian 100 mg);
- Untuk pasien yang menggunakan metformin 850 mg, dosis yang dianjurkan adalah 50 mg sitagliptin / 1000 mg metformin hidroklorida diminum 2 kali sehari.
Baca juga: Apakah Madu Aman Dikonsumsi oleh Penderita Diabetes?
Waspadai risiko efek samping Janumet
Berikut adalah beberapa efek samping Janumet :
- Efek samping Janumet yang paling umum adalah iritasi pada saluran pencernaan misalnya diare, kram perut, mual, muntah, perut kembung, dan lebih sering buang angin. Efek samping obat ini pada saluran pencernaan lebih tinggi dibandingkan obat anti diabetes lainnya;
- Efek samping yang lebih serius, tetapi jarang terjadi adalah asidosis laktat. Efek samping ini umumnya terjadi jika pasien juga menderita gangguan hati, ginjal paru, gangguan jantung kongestif, atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Jika efek samping ini terjadi segera hentikan pemakaian obat dan hubungi pihak medis. Tanda-tanda asidosis laktat adalah merasa sangat lemah, lelah, atau tidak nyaman, nyeri otot, kesulitan bernapas, gangguan perut, merasa kedinginan, pusing, detak jantung lambat atau tidak teratur.
- Waspadai terjadinya malabsorpsi vitamin B12 pada penggunaan jangka panjang;
- Efek samping lain adalah sakit kepala, pusing, edema perifer, infeksi saluran pernapasan bagian atas, nasofaringitis, peningkatan nilai enzim hati, gagal ginjal akut, hipoglikemia, artralgia, mialgia, nyeri pada ekstremitas, dan nyeri punggung;
- Efek samping yang berpotensi fatal: Pankreatitis akut (misalnya pankreatitis hemoragik atau nekrosis) dan reaksi hipersensitivitas serius (misalnya anafilaksis, angioedema, dan kondisi kulit eksfoliatif termasuk sindrom Stevens-Johnson).
Baca juga: Kadar Gula Normal dan Cara Mencegah Diabetes
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.