Bagi penderita asma, obat inhaler menjadi salah satu barang yang wajib ada di dalam tas. Ya, obat asma ini menjadi pertolongan pertama jika asma kambuh.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang cocok menggunakan inhaler yang sama. Simak cara memilih obat asma inhaler yang tepat sesuai kebutuhan pada ulasan berikut ini.
Jenis obat asma inhaler berdasarkan kandungan obat
Inhaler adalah obat asma yang dilengkapi dengan tabung kecil berisi obat. Bentuknya yang kecil membuat obat ini sangat praktis dibawa ke mana-mana dan tidak memakan banyak tempat dalam tas.
Inhaler digunakan dengan cara dihirup lewat mulut. Begitu obatnya masuk ke dalam tubuh, obat tersebut akan membantu melonggarkan dan merilekskan saluran pernapasan, sehingga gejala asma bisa dikendalikan dengan baik.
Obat inhaler tersedia dalam berbagai jenis yang dapat disesuaikan dengan usia, tingkat keparahan asma, dan efek sampingnya masing-masing. Berikut jenis obat asma inhaler berdasarkan kandungan obatnya:
1. Inhaler untuk meredakan gejala asma (reliever inhaler)
Reliever inhaler cocok digunakan untuk meredakan dada sesak dan napas bunyi (mengi) karena asma. Biasa disebut dengan bronkodilator, inhaler jenis ini mampu melebarkan saluran napas sehingga gejala asma bisa cepat mereda.
Inhaler tipe reliever cocok digunakan untuk meringankan gejala asma yang hanya kambuh sesekali. Jika asma bisa kambuh 3 kali seminggu atau lebih, lebih baik gunakan inhaler yang khusus untuk mencegah serangan asma (preventer inhaler).
2. Inhaler untuk mencegah serangan asma (preventer inhaler)
Bila gejala asma Anda sering kambuh dan mengganggu, itu artinya Anda membutuhkan preventer inhaler atau obat asma inhaler yang fungsinya untuk mencegah serangan asma. Obat yang digunakan biasanya mengandung steroid.
Steroid bekerja dengan cara mengurangi peradangan di saluran pernapasan. Dengan demikian, saluran napas jadi lebih lebar dan mengurangi suara ngik-ngik saat dada terasa sesak.
Inhaler steroid sebaiknya digunakan minimal 2 kali sehari dan lanjutkan sampai 7-14 hari untuk melihat perubahannya. Dengan kata lain, jenis obat asma inhaler ini bukan berfungsi untuk meredakan gejala secara langsung, melainkan untuk mencegah asma kambuh.
Contoh obat asma inhaler yang cocok untuk mencegah asma kambuh adalah:
- Beclometasone;
- Budesonide;
- Ciclesonide;
- Fluticasone;
- Mometasone.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa penggunaan inhaler mengandung kortikosteroid dapat menurunkan kepadatan tulang, apalagi jika dosisnya tinggi dan digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pastikan kebutuhan kalsium tubuh Anda tercukupi setiap hari dengan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti susu, roti, bayam, selada air, atau aprikot kering.
Baca juga: Sering Pakai Inhaler Asma? Waspadai Efeknya pada Kesehatan Mulut dan Gigi
Jenis obat asma inhaler berdasarkan alat
Meski sama-sama digunakan dengan cara dihirup, inhaler tersedia dalam berbagai macam bentuk, yaitu:
1. Inhaler dosis terukur
Metered-dose inhaler (MDI) atau inhaler dosis terukur adalah inhaler yang terdiri dari tabung bertekanan berisi obat. Jenis obat asma inhaler ini memiliki perhitungan dosis bawaan sehingga Anda akan tahu seberapa banyak dosis yang tersisa di dalamnya.
Untuk menggunakannya, Anda perlu menekan tuas dengan kuat agar inhaler mengeluarkan obat di dalamnya. Begitu dihirup, obat tersebut akan langsung masuk ke dalam saluran pernapasan dan perlahan-lahan meredakan gejala asma.
Dibandingkan alat inhaler lainnya, tipe inhaler dosis terukur ini sangat mudah digunakan, termasuk untuk anak-anak hingga lansia. Namun khusus untuk anak-anak dan lansia, sebaiknya gunakan alat bantu tambahan seperti spacer devices supaya dosisnya lebih akurat dan obatnya lebih mudah masuk ke saluran pernapasan.
2. Inhaler bubuk kering
Beda dengan inhaler dosis terukur, inhaler bubuk kering lebih mudah digunakan karena tidak perlu ditekan. Anda hanya perlu menghirupnya lewat mulut supaya serbuk di dalamnya bisa masuk ke saluran napas.
Meski tidak perlu ditekan layaknya inhaler dosis terukur, Anda perlu menghirup inhaler bubuk kering dengan cepat dan kuat dengan 1 kali hisapan, supaya obatnya bisa langsung masuk ke paru-paru. Obat asma inhaler ini tidak cocok untuk anak kecil karena rentan menyebabkan batuk.
3. Nebulizer
Nebulizer adalah obat asma inhaler yang mengubah cairan bronkodilator menjadi kabut halus. Kabut yang dihasilkan akan mengalir lewat corong atau masker yang dipasang di hidung atau mulut, kemudian dihirup oleh penggunanya.
Nebulizer lebih cocok digunakan untuk orang-orang yang mengalami kesulitan memakai inhaler seperti bayi, anak kecil, penderita asma yang tergolong parah, atau orang yang membutuhkan obat asma dalam dosis besar. Akan tetapi, penggunaan nebulizer memakan lebih banyak waktu, yaitu sekitar 5-15 menit sekali pakai.
Pilihlah obat asma inhaler yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda. Bila masih ragu, tanyakan lebih lanjut dengan dokter mengenai dosis dan cara memakai inhaler agar hasilnya maksimal dalam tubuh. Bila gejala asma Anda tak juga membaik atau bahkan memburuk, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Baca selengkapnya: Tips Memilih Nebulizer yang Tepat untuk di Rumah
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.