Polusi Jakarta Memburuk, Harus Pakai Masker Anti Polusi yang Mana?

Dipublish tanggal: Jun 27, 2019 Update terakhir: Jan 18, 2023 Tinjau pada Jul 22, 2019 Waktu baca: 5 menit
Polusi Jakarta Memburuk, Harus Pakai Masker Anti Polusi yang Mana?

Bagi kebanyakan orang, masker menjadi salah satu benda yang wajib dipakai sebelum berangkat ke kantor atau beraktivitas di luar ruangan. Sebab akhir-akhir ini, kualitas udara di perkotaan kian memburuk karena dipenuhi oleh polusi. Tanpa menggunakan masker anti polusi, zat-zat racun dapat dengan mudah terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.

Saking banyaknya jenis masker yang ada di pasaran, Anda mungkin bingung harus memilih yang mana. Lantas, apa saja jenis masker anti polusi dan mana yang paling ampuh melindungi diri dari paparan racun polusi? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.

Jenis-jenis masker anti polusi

1. Masker kain

Sebagian orang mengaku lebih nyaman dengan masker kain. Selain membantu melindungi hidung dari paparan polusi, masker kain bisa dicuci ulang dan dipakai berkali-kali. Jenis masker ini juga tersedia dalam berbagai motif dan warna sehingga bisa membuat pemakainya tampak modis.

Walau lebih praktis dan menarik, sayangnya masker kain hanya berfungsi untuk mencegah debu berukuran besar. Zat polutan berukuran kecil masih bisa menembus masker dan masuk ke dalam saluran pernapasan.

Terlebih jika tidak dicuci dengan benar, masker yang penuh bakteri bisa membuat tubuh gampang sakit.

2. Masker bedah

Kalau Anda sering memakai masker berwarna hijau di bagian luar dan putih di bagian dalam, maka artinya Anda sedang menggunakan masker bedah. Dibandingkan masker lainnya, masker bedah lebih sering dipakai sehari-hari karena harganya murah dan mudah didapatkan, baik di apotek bahkan minimarket terdekat.

Masker bedah terbuat dari bahan filter yang mampu menyaring partikel mikroorganisme berukuran kecil. Namun kalau Anda sering memakai masker ini selama melakukan perjalanan, sebetulnya hal ini kurang tepat.

Pasalnya, masker bedah memiliki daya lindung yang rendah sehingga tidak dapat menghalau kimia, gas, dan uap. Debu yang bertebaran di udara juga bisa tetap terhirup jika masker tidak pas menutup area sekitar hidung dan mulut

Masker bedah juga hanya bisa digunakan sekali pakai karena kuman rentan menempel di masker. Itulah sebabnya, orang sehat tidak disarankan memakai masker ini karena rentan terpapar penyakit.

3. Masker N95, N99, dan N100

Anda mungkin pernah menemukan masker dengan kode N, R, dan P. Bahkan, masing-masing masker memiliki angka berbeda-beda di belakangnya, misalnya N95, N99, dan N100. Begitu juga dengan masker R dan P. Lantas, apa bedanya?

Ketiga jenis masker anti polusi tersebut sebetulnya mempunyai fungsi yang sama. Perbedaan kode huruf di depan menunjukkan tingkat ketahanan masker terhadap minyak, sedangkan angka di belakangnya menunjukkan efektivitas masker dalam menyaring udara. 

Pertama, kita bahas lebih dalam tentang masker anti polusi dengan tipe N. Masker N95 berbentuk setengah bulat, berwarna putih, dan tidak mudah rusak. Masker N95 termasuk salah satu masker anti polusi paling efektif melindungi diri dari polusi. 

Jenis masker ini dilengkapi dengan lapisan penyaring untuk menghalau partikel berbahaya di udara. Ukurannya pun pas untuk menutupi area hidung dan mulut sehingga kemungkinan terpapar polusi semakin rendah.

Beda dengan masker wajah biasa, masker N95 mampu menyaring partikel PM2.5 sampai 95%. Itulah kenapa, masker N95 sering dipakai untuk mengurangi dampak kabut asap akibat kebakaran hutan atau saat berinteraksi dengan orang sakit.

Baca Selengkapnya: Polusi Udara Jakarta Makin Parah, Berapa Angka AQI dan PM2.5 yang Aman?

Semakin besar angka di belakang kode masker, maka semakin efektif pula masker tersebut dalam menyaring zat polutan di udara. Masker N99 berarti mampu menyaring polutan lebih banyak, yakni 99%. Bahkan, masker N100 dapat menahan partikel PM2.5 jauh lebih banyak lagi hingga lebih dari 99,97%.

Namun sayangnya, jenis masker ini cenderung mahal, sulit didapatkan, dan kurang praktis jika dipakai sehari-hari. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masker N95 harus diganti setiap 8 jam supaya aman dan efektif. Masker N95 juga tidak tahan terhadap polutan berbasis minyak. 

Karena didesain untuk ukuran orang dewasa, masker N95 tidak diperuntukkan untuk anak-anak. Lansia, ibu hamil, dan pasien yang terkena penyakit kardiovaskular dan penyakit paru kronis juga tidak disarankan memakai masker N95 karena bisa membuat napasnya semakin berat. 

4. Masker R95, R99, dan R100

Masker anti polusi R95, R99, dan R100 adalah sebuah masker berfilter yang tergolong cukup tahan dengan paparan minyak. Karena itulah, masker tipe R cocok digunakan untuk melindungi tubuh dari polutan yang mengandung aerosol minyak, misalnya kabut asap hasil pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam).

Masker R95, misalnya, dapat menyaring 95% aerosol minyak dari udara. Begitu juga dengan masker R99 yang mampu menahan partikel aerosol minyak hingga 99%, bahkan bisa lebih dari 99,97% kalau Anda menggunakan masker R100.

Kekurangan masker tipe R adalah hanya dapat digunakan untuk 8 jam. Dibandingkan dengan masker tipe N, masker R95 hingga R100 cukup sulit didapatkan.

5. Masker P95, P99, dan P100

Masker P95, P99, maupun P100 efektif menyaring partikel berbahaya yang terdapat di udara. Jenis masker anti polusi ini juga memiliki tingkat ketahanan tinggi atau sangat tahan terhadap polutan yang mengandung minyak. Kemampuan ini tidak dapat dilakukan oleh jenis masker tipe N maupun R.

Karena mampu menyaring partikel apapun termasuk cairan berbasis aerosol minyak, masker P95 hingga P100 tidak boleh digunakan lebih dari 40 jam atau penggunaan selama 30 hari. Harganya pun jauh lebih mahal dibandingkan masker tipe N dan R.

Baca Juga: Dampak Polusi Bagi Kesehatan Anak Bisa Dirasakan Sejak Dalam Kandungan

Masker anti polusi manakah yang paling baik?

Pada dasarnya, semua jenis masker anti polusi sama-sama efektif melindungi tubuh dari efek buruk polutan. Jika berbicara soal jenis masker terbaik, hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara pemakaian masker itu sendiri.

Kalau Anda mencari masker yang cukup mudah dijangkau dan efektif mengurangi paparan polusi, masker N95 bisa jadi pilihan tepat. Jenis masker ini menyaring dan melindungi tubuh dari partikel berbahaya di udara.

Namun apa pun jenis masker yang Anda pakai, manfaatnya bisa jadi sia-sia jika Anda tidak rutin menggunakannya ketika berada di luar rumah. Meskipun udara di luar tampak jernih dan minim polusi, sebaiknya tetap pakai masker supaya tubuh Anda tetap terlindungi.

Perlu dicatat juga bahwa penyebaran kuman penyakit tidak hanya berasal dari udara saja, tapi juga tangan yang terkontaminasi. Oleh sebab itu, jangan lupa juga untuk rajin mencuci tangan setelah bersentuhan dengan benda-benda di tempat umum. 

Baca Selengkapnya: Tips Detox Tubuh Akibat Pencemaran Udara


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Do Face Masks Work? 10 Things to Know About Skin Type, Ingredients. Healthline. (https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/do-face-masks-work)
Healthcare Supply of Personal Protective Equipment. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/healthcare-supply-ppe.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Jerawat Hilang dalam Semalam dengan Aspirin
Jerawat Hilang dalam Semalam dengan Aspirin

Ternyata, Aspirin juga bisa digunakan untuk masker wajah untuk membantu menghilangkan kemerahan dan peradangan pada jerawat. Kandungan asam salisilat yang terdapat dalam Aspirin akan mempercepat pergantian sel dan membuka pori-pori wajah untuk meningkatkan produksi kolagen.

Buka di app