Puasa menjadi salah satu kewajiban bagi umat Muslim saat bulan Ramadhan. Puasa memiliki banyak manfaat meskipun bagi kepercayaan lain dalam segi agama atau hanya dalam keperluan kesehatan.
Dalam segi kesehatan, saat puasa, asupan makanan dan minuman akan berkurang. Ini bisa jadi stamina dan kekuatan dalam menjalanakan sehari-hari juga berkurang.
Namun puasa juga dapat memberikan efek positif yakni dapat menurunkan berat badan serta dapat membiasakan diri selama beraktivitas tanpa asupan makanan yang terlalu banyak.
Berolahraga Saat Berpuasa?
Namun apa yang harus dipikirkan dimana Anda perlu berolahraga selama berpuasa. Beberapa orang memiliki rutinitas berolahraga 3 kali seminggu untuk mempertahankan bentuk tubuh dan menjaga stamina.
Tetapi puasa menjadi suatu dilema karena asupan makanan dan minuman yang kurang menjadikan stamina tubuh mungkin tidak kuat selama berolahraga.
Di sini kita membahas apa saja jenis olahraga yang dapat dilakukan selama puasa yang juga bermanfaat dalam menjaga kekuatan tulang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berolahraga saat puasa memengaruhi biokimia otot dan metabolisme yang terkait dengan sensitivitas insulin dan kontrol yang stabil terhadap kadar gula darah.
Penelitian juga mendukung konsumsi makan dan segera berolahraga sebelum pencernaan atau penyerapan terjadi. Ini sangat penting bagi beberapa orang dengan diabetes tipe 2 atau sindrom metabolik.
Latihan intensitas tinggi yang membuang denyut nadi di atas 150 per menit harus dihindari, terutama jika Anda belum berbuka puasa. Disarankan melakukan latihan lambat atau sedang.
Jenis Olahraga yang DIsarankan Saat Berpuasa
Beberapa jenis latihan antara lain:
1. Berjalan
Berjalan setidaknya 30 menit sehari, lima hari seminggu dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner sekitar 19 persen. Berjalan dengen kecepatan konstan dapat melatih kekuatan otot dan tulang.
Dan risiko Anda mungkin berkurang ketika Anda meningkatkan durasi atau jarak Anda berjalan per hari. Namun selalu perhatikan batas stamina Anda mengingat kondisi puasa yang sedang dijalankan.
2. Bersepeda
Bersepeda menjadi pilihan bagi yang memiliki hobi sepeda saat bulan puasa. Bersepeda dengan teman dan keluarga sangat bermanfaat dalam melepas lelah dan menjalin kebersamaan.
bersepeda merupakan Latihan otot dan tulang yang baik dengan menggunakan semua kelompok otot utama saat Anda mengayuh pedal.
Bersepeda tidak memerlukan keterampilan fisik yang tinggi. Kebanyakan orang tahu bagaimana mengendarai sepeda.
Bersepeda dapat meningkatkan stamina, kekuatan, dan kebugaran
3. Yoga
Latihan yoga membutuhkan kelenturan dan latihan napas, yang sangat cocok bagi Anda yang sedang menjalankan puasa. Anda dapat mengikuti kelas yoga bersama dengan instruktur yoga atau menonton video yoga yang dapat dilakukan di rumah.
Yoga juga dinilai dapat menurunkan depresi dan melatih mood selama puasa.
4. Tai chi
Salah satu manfaat utama tai chi adalah kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan.
Latihan Tai chi sangat mudah diakses dan berdampak lebih rendah daripada banyak bentuk olahraga lainnya. Para peneliti menemukan itu aman dan murah, jadi ini bisa menjadi pilihan yang baik jika Anda sehat dan mengalami kecemasan terkait stres.
Tai chi dapat meningkatkan kognisi pada orang dewasa yang lebih tua dengan gangguan kognitif. Tai chi dapat membantu meningkatkan daya ingat dan keterampilan fungsi eksekutif seperti memberi perhatian dan melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks.
Ini menjadi pilihan olahraga bagi orang tua saat puasa.
5. Pilates
Pilates bekerja dalam meningkatkan regangan otot yang aman dan rentang gerak dalam persendian
Otot inti tubuh adalah otot bagian belakang, perut, dan dasar panggul. Ini adalah otot yang kita andalkan untuk mendukung pola gerakan yang kuat, lentur, postur yang baik, dan gerakan yang efisien.
Ketika otot utama menjadi kuat, seluruh bagian kerangka tubuh dapat didukung. Ini berarti leher, bahu, serta otot dan persendian menjadi rileks.
Pilates menjadi pilihan olahraga saat puasa dalam peregangan dan latihan kontraksi ringan otot-otot tanpa memberikan kelelahan ekstrim bagi tubuh.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.